"Sini Haruto sama mama."
Sedari tadi Haruto menangis, padahal tadi ia tertidur pulas di samping Maruto.
"Haruto lapar ya? Yosh yosh."
(Name) duduk di kasur sembari bersandar dan menyusui Haruto. Dia menoleh ke samping, lantas tersenyum. Sepertinya Atsumu lagi-lagi kelelahan sehabis berlatih, belum lagi perjalanan yang lumayan jauh dari Tokyo ke Hyogo.
"Memangnya dia gak kedinginan tidur gak pakai baju?" gumam (Name) pelan.
(Name) kembali fokus pada Haruto.
"Kenapa kalian lebih mirip Atsumu sih, menyebalkan. Dari mata, rambut, hidung mirip semua," gumam (Name) sembari menoel pipi Haruto.
Pandangan (Name) teralihkan ketika tangan Atsumu meraba-raba tempatnya yang kosong.
Kenapa dia?, batin (Name).
(Name) meraih tangan Atsumu dan menggenggamnya.
"Baby, kenapa?" ucap (Name) pelan.
Atsumu nampak berkeringat dan mengerutkan dahi.
Mimpi buruk kah?, batinnya.
"Tsumu, bangun."
Dengan hati-hati (Name) menjaga Haruto sembari dia mendekati Atsumu. Tak lama pria itu terbangun dengan napas yang tersengal-sengal.
"(Name),"
"Iya, Tsumu mimpi buruk?"
Atsumu mengatur napasnya sembari mengusap keringat di dahinya, dia pun mengangguk.
"Bener-bener buruk."
Atsumu meringsak mendekati (Name).
"Haru pasti tadi nangis," ujarnya pelan.
"Iya, lapar ternyata," ucap (Name) mengusap kepala Haruto.
Atsumu ikut mengusap kepala Haruto, "Anakku gembul banget."
(Name) tersenyum ketika melihat perhatian Atsumu pada kedua anaknya.
"Kau tidur lagi aja, malam ini biar aku yang jaga," ucap (Name) ketika melihat wajah Lelah Atsumu.
Atsumu menghela napas pelan, "Arigatou, baby."
"Hmm, aku boleh minta sesuatu gak sebelum tidur?" pinta Atsumu.
"Apa?"
"Bisa kau elus-elus rambutku hingga aku tertidur?"
Tingkah manja suaminya yang tiba-tiba itu membuat (Name) terkekeh pelan.
"Oke, baby."
***
Di ruang tamu, kakek dan nenek mereka sedang bersantai bersama kedua cucu kembar mereka, Haruto dan Maruto terlihat anteng di pangkuan mereka. (Name) menghampiri mereka dengan piring berisi buah-buahan.
"Bu, di makan buahnya," ucapnya tersenyum.
Mertuanya itu tersenyum ramah.
"Arigatou, (Name)-chan," ucap ibu Miya.
"Haruto seneng banget ketawanya. Seneng ya main sama nenek?" ujar (Name) mendengar gelak tawa Haruto.
"Hahaha, seneng dong. Sering-sering main ke sini ya sayang. Kita juga kangen sama kalian," ucap ayah Miya yang gemas pada Maruto.
(Name) tersenyum lebar. Tiba-tiba dia teringat suatu hal.
"Ibu, aku ke Atsumu dulu ya."
"Iya, Atsumu di depan tuh pacarana sama bola volinya."
(Name) tertawa mendengarnya dan dia pun menghampiri Atsumu yang tengah memantulkan bola voli ke dinding.
"Baby, bisa kita bicara sebentar?" tanya (Name).
Atsumu menyetujuinya dan mereka duduk di kursi halaman rumah.
"Ada apa?" tanya Atsumu.
"Jadi aku ingin berbicara mengenai pekerjaanku. Kita kan sudah punya anak. Nah, aku ingin fokus untuk merawat dan membesarkan si kembar. Menurutmu, kalau aku keluar dari pekerjaanku dan ingin fokus merawat si kembar, bagaimana?" jelas (Name).
Atsumu nampak terkejut mendengarnya.
"Kau serius?"
(Name) sudah membulatkan tekadnya, "Iya, aku sudah berpikir sebelumnya. Mungkin ke depannya aku akan buka usaha."
Atsumu menggenggam tangan (Name).
"Kenapa mukamu seperti merasa bersalah gitu?" tanya (Name) terkekeh pelan.
"Maaf ya, padahal kau nyaman dengan pekerjaanmu yang sekarang."
"Gak perlu minta maaf, baby. Ini sudah keputusanku."
Atsumu menghela napas pelan, "Aku tidak bisa memaksamu, namun apa tidak sayang kalau kau keluar dari pekerjaanmu, padahal sudah enam tahun."
"Gak apa, Tsumu. Aku tidak akan menyesal."
Atsumu sangat menyayangkan keputusan istrinya yang ingin berhenti kerja. Namun, pria itu bisa memaksakan keputusan istrinya, bagaimana pun istrinya berhak untuk memilih. Atsumu membawa (Name) ke dalam pelukannya.
"Aku mendukung keputusanmu, baby. Semoga ini keputusan yang tepat untukmu," ucap Atsumu lembut.
(Name) membalas pelukan suaminya.
"Arigatou."
***
See you next chapter!
#skrind🦊
KAMU SEDANG MEMBACA
Become His Wife? | Miya Atsumu X Reader
Fanfic(Full name) kini sudah memiliki marga baru? Ini bukan mimpi, kan? -Miya Atsumu x Reader- Complete : 6 November 2021