Chapter 5

56 22 0
                                    

Happy Reading (◍•ᴗ•◍)❤

.

.

.

Keesokan harinya
^Rabu, 23 September Tahun 20xx^

Hari ini aku terbangun dari tidurku dan berharap semua kejadian-kejadian absurd yang aku alami semalam itu hanya khayalan semata༎ຶ‿༎ຶ... Terutama kejadian semalam yang terus berputar-putar dikepalaku sampai aku berfikir untuk mengakhiri kehidupanku yang sudah terkutuk ini.

Bagaimana tidak?!

Semalam handphoneku berdering terus menerus, dan begitu kuangkat orang disebrang berkata, "Hei kau cewek aneh! Benar ini nomor ponselmu?!" terdengar suara yang terdengar begitu sangat asing ditelingaku, jadi kututup teleponnya( ◜‿◝ )♡.

Tetapi!?

Hanya selang beberapa detik saja, handphoneku kembali berdering, karna sudah pasrah akan keadaan aku putuskan untuk mengangkatnya.

Tapi?!

Aku 'sedikit' terkejut saat aku mengangkat dan orang disebrang berteriak,
"MAU MATI?! KAU PIKIR KAU SIAPA BERANI MENGABAIKAN TELEPON DARIKU?!" dan akhirnya aku tahu, penelepon itu adalah, 'D.I.E.T.R.I.C.H' sang malaikat mautku༎ຶ‿༎ຶ. Reflek, kututup kembali telponnya(╥╯﹏╰╥)ง.

.

.

Setelah beberapa saat kemudian tepat setelah aku memutukan teleponnya, sampai aku berpikir aku telah mencapai klimaks penderitaanku, aku langsung tertampar oleh indahnya realita.

Karna ternyata ini hanyalah prolog dari kisah penderitaanku˚‧º·(˚ ˃̣̣̥⌓˂̣̣̥ )‧º·˚.

Karna sejak tadi Dietrich terus mencoba menghubungiku berkali-kali. Ahh maaf atas kekeliruanku, maksudku dia mencoba menghubungiku BERPULUH-PULUH kali! Tetapi tak satupun yang kuangkat lantaran aku tak mempunyai keberanian sebanyak itu untuk mengangkat telepon darinya. Karna mengangkat telepon darinya saja sudah seperti berguyon dengan malaikat izroil ༎ຶ‿༎ຶ.

Sudah kuduga, dia itu psikopat sinting tak waras, kurang kerjaan, tukang terror magang, yang meninggalkan otaknya disuatu tempat, entah dimana (。>_<。).

Dan sialnya lagi.. Aku gadis baik hati ini harus menghabiskan malam yang begitu terasa sangat panjang untuk dilaluiπ_π. Karna selalu ditemani oleh Dietrich yang menerorku melebihi depklolektor pinjol yang senantiasa menghantuiku disisa waktu malamku〒_〒.

Ahh.. Bahkan kasur yang selalu aku cintai, rasanya begitu keras seperti peti mati. Kemana perginya kasurku yang nyaman berada, ARRGGHHH(ू˃̣̣̣̣̣̣︿˂̣̣̣̣̣̣ ू).

Sampai akhirnya tepat pukul 3 pagi, si 'sinting' sudah tidak lagi mencoba menghubungiku.

Walau begitu.. Tetap saja dampak dari kejadian ini alhasil sukses membuatku tertidur beberapa jam saja. Lebih parahnya lagi, aku yang tertidur pun tetap dibayangi oleh mimpi buruk ༎ຶ‿༎ຶ..

Ohh ayolah.. Ya tuhan biarkan aku menjalani kehidupanku dengan layak ಥ_ಥ.

'Hiks..hiks... Andai kejadian ini hanya khayalan semata, aku mungkin masih bisa menjalani kehidupanku dengan penuh keceriaan(╥╯﹏╰╥)ง.' pikirku meringis.

Meeting you Was Fate✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang