Chapter 23

26 11 0
                                    

Happy Reading (◍•ᴗ•◍)❤

.

.

.

"AXXXTTONNNN!" Teriakku, sambil terus berlari menghampiri Axton, kemudian memeluk tubuhnya.

"AXXXTTONNNN!" Teriakku, sambil terus berlari menghampiri Axton, kemudian memeluk tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

|Illustrasi Ashley & Axton|

Axton sangat terkejut dengan kehadiranku yang tiba-tiba langsung memeluknya selama beberapa saat. Setelah itu.. Setelah aku merasa cukup untuk memeluknya, aku langsung mengambil tempat untuk segera duduk tepat disebelahnya.

Jujur saja.. Walau aku merasa sangat lega bisa menemukan Axton, tetap saja kelegaan ini tidak cukup untuk menutupi rasa terkejutku. Sebab dari apa yang kulihat saat ini, keadaan Axton terlihat cukup memilukan. Dengan keadaan tubuhnya yang sudah benar-benar sudah basah kuyup dan entah mengapa melihat keadaannya seperti ini, membuatku berfikir 'entah sudah berapa lama dia berada disini sebenarnya?'.

Dan semua kejadian ini terjadi karna kecerobohanku yang tidak bisa menepati janji. Maafkan aku, Axton.

Tapi sebelum itu..

Aku dibuat semakin tercengang saat melihat kesebelah kakinya. Sebab disana banyak sekali tergeletak kaleng-kaleng bir dengan berbagai macam bentuk dan brand yang berbeda. Huh.. Sepertinya dia meminumnya selama dia berada disini︶︿︶.

Ashley.. Lupakan hal itu, karna yang terpenting sekarang, Axton itu mabuk-mabukan disaat keadaannya yang belum sepenuhnya membaik begini. Mana dibawah hujan sederas ini lagi.

Hah.. Sudah jelaskan hal ini akan membuat kesehatannya semakin menurun kan?!.. Ooh Ya Tuhan aku sangat menghawatirkan nya(╥_╥)..

"Axton! Axton! Apa yang kau lakukan disini? Apa-apaan ini?! Kau meminum banyak sekali bir! Ini tidak baik untuk kesehatanmu tau! Ayolah.. Lebih baik kita kembali ke rumah sakit.." runtukku kepada Axton sembari menguncang-guncangkan pundaknya pelan guna menyadarkannya.

"Aku terus menunggumu... Menunggumu sampai aku hampir gila. Menunggumu dan berharap suatu saat kau akan masuk melalui pintu kamarku.. Tapi kau tak perna-" ujar Axton lirih.

+Grebb+

Karena aku sudah bisa dengan jelas merasakan kekecewaan dari suara Axton. Aku langsung memeluknya, tepat sebelum dia dapat menyelesaikan perkataannya.

Aku memeluknya erat sekali sampai dia hanya terhenyak didalam pelukanku. Karna.. Yang aku inginkan saat ini, hanya ingin membuat Axton tetap merasa tenang dan nyaman.

"Maafkan aku.. maafkan aku.. maafkan aku.." kataku lirih sambil terus memeluknya erat.

Hah.. Menyedihkannya diriku, karna aku hanya bisa mengulang-ngulang kalimat memuakkan ini. Sial.. Aku benar-benar tidak tahu lagi, apa yang harus kukatakan, selain 'maafkan aku'.

Meeting you Was Fate✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang