Chapter 29

36 10 4
                                    

Happy reading(◍•ᴗ•◍)❤

.

.

.

Sial.. Padahal aku sudah bermain secantik mungkin, agar tidak terdeteksi lagi oleh Axton dkk (╥╯﹏╰╥)ง..

Tapi yaa.. Tak kusangka bumi tuhan akan sesempit ini๏︿๏. Yaa walau aku ucapkan terima kasih pada mereka, karna sudah menolongku juga sih.. Tapi tetap saja, aku tetap tidak percaya dengan kemunculan Rikkard, Aldrich, dan beberapa pengikut Axton lainnya yang ternyata sudah ada dibelakangku.

Sejak kapan?!∑( ̄□ ̄;).

Melihat kedatangan para anggota The Destroyer, bukan hanya dari kubuku dan Aaron saja yang merasa sangat terkejut. Bahkan dari kubu Larriet dkk juga terlihat lebih terkejut dengan datangnya kelompok Axton tanpa pemimpin ini.

"Ke-kenapa kalian berdua ada disini?!" tanya Larriet sedikit terbata.

Mendengar pertanyaan yang dilontarkan Larriet, Rikkard berikut Aldrich langsung memandangnya dengan tatapan sengit. Sebenarnya masalah apa yang terjadi diantara mereka semua? Aku sama sekali tidak mengerti(︺︹︺).

"Huft.. Kalau kami telat datang dalam beberapa detik saja, kau pasti sudah membuat kegaduhan yang merepotkan ya, nona Larriet?!" desis Rikkard sambil menghempaskan tangan Larriet dengan kasar dan Larriet hanya bisa mengerang kesakitan.

Wah wah aku tak pernah melihat Rikkard akan se-emosi ini, bahkan dia melakukannya kepada seorang wanita●_●. Rikkard benar-benar terlihat berbeda dari Rikkard yang kukenal.

"Tch.. Melihatmu hanya membuatku muak saja.. Tak bisa kah kau menghilang dari hadapan kami? Nona La..Rri..Et?" kecam Aldrich dengan ekspresi mengerikan.

Aku jauh lebih tak menyangka, kalau kekasih pujangga bisa berekspresi sedemikian๏_๏.

Dapat kulihat dengan jelas kini kami menjadi tontonan menarik bagi seluruh pengunjung yang berada dicafe saat itu. Bahkan sangat jelas kulihat, saat ini Larriet dkk hanya bisa meringkuk ketakutan setelah mendapat perlakuan yang kurang mengenakan dari Rikkard dan juga Aldrich.

Hah.. Makan itu rubah betina.. Sebaiknya, kau bersialah untuk mati dalam rasa malu(* ̄︶ ̄*). Karna aku paham betul situasimu, kau pasti merasa dipermalukan bukan? Dan aku tau kau sangat ingin melawan, tapi kau sangat takut menghadapi mereka bukan? Melihat kesusahanmu.. Aku hanya ingin bilang, rasakan itu(* ̄︶ ̄*)..Kekeke..

Tapi.. Setelah kupikir-pikir sepertinya kesanangan ini cukup sampai disini saja deh.. Yaa.. Aku sih sebenarnya biasa saja melihat mereka.. Tapi aku tak bisa membiarkan mereka seperti ini terus! Sebab ternyata sekarang Aaron menjadi sangat ketakutan sampai gemetar begini saat menggenggam tanganku∑( ̄□ ̄;).

Baiklah.. Aku akan mulai mengambil alih dari sini(* ̄︶ ̄*).

"Sudah hentikan.." seruku sambil berjalan maju.

"Ka-kak.. Jangan kesana.. Bahayaa.." cegah Aaron sambil menggenggam tanganku.

'Dia ketakutan? Hmm.. Aku memang harus segera menyelesaikan perseteruan tak menguntungan ini, dan kembali makan dengan adik kecilku(* ̄︶ ̄*).' batinku bangga.

"Tidak apa-apa.. Kedua pemuda yang menakutkan ini adalah temanku.." jawabku ramah pada Aaron sambil melepaskan genggamannya dan kembali berjalan mengarah pada Larriet.

'Te-teman katanya∑( ̄□ ̄;)?! Kak siapa kau sebenarnya?! Apa ada yang tidak aku ketahui?!' batin Aaron kebingungan.

"As-Asha?" pekik Rikkard.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Meeting you Was Fate✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang