22. Gadis Menakjubkan

6K 325 10
                                    

Haii Tuna! Selamat hari sabtu!

Siap baca part hari ini?

Sebelum baca jangan lupa follow, vote dan komen sebanyak-banyak nya biar aku makin semangat dan terus menyala nulisnya.

Apa pun itu aku tunggu komen kalian disini yaaa! (terserah mau komen apapun, mau spam next pun juga boleh hihihi)

Happy reading, see you!

"Rasa itu tak pernah datang terburu-buru, ia datang perlahan walaupun saat itu kamu masih menolaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rasa itu tak pernah datang terburu-buru, ia datang perlahan walaupun saat itu kamu masih menolaknya. Hingga seketika kamu sendiri yang menyerah dan berakhir mengakuinya.."

−Atap_collection-

***

Langit perlahan memudarkan warna jingganya. Cerahnya sinar matahari kini berganti gelap, memberi ruang bagi bulan untuk menerangi malam, seakan mengistirahatkan matahari yang telah berjuang menyinari bumi dari pagi hingga petang.

Randha yang baru saja tiba di kamar kosnya langsung melemparkan totebag ke sembarang arah, dan merebahkan tubuhnya di atas kasur single yang sedikit berantakan. Ia memutar tubuhnya ke kiri dan kanan, mencoba mengurangi pegal yang merambat di punggungnya.

Terdengar helaan napas lelah keluar dari mulutnya, dengan kedua mata yang sengaja ia pejamkan sejenak. Namun, belum sempat ia menikmati posisi nyaman itu, suara ketukan di pintu membuyarkan niatnya yang ingin terlelap.

Mata nya sontak langsung terbuka, rasa takut mulai menjalar perlahan di dalam dirinya. Tidak mungkin kali ini dia berhasil menemukan ku, bukan? batinnya gelisah, membayangkan sosok pria yang paling ia takuti dan sangat ia hindari.

Seolah tahu apa yang tengah Randha rasakan di dalam sana, seseorang yang sedari tadi menunggu di balik pintu pun akhirnya bersuara. "Randha, ini Bu Nandi, Nak.."

Sontak Randha langsung menghela napas lega, lalu bangkit dan membuka pintu kamar nya.

"Maaf ya, Bu. Randha bukain nya lama soalnya Randha tadi ketiduran.." Ujarnya memberi alasan sembari tersenyum tipis.

Bu Nandi membalas senyuman itu, lalu menyentuh lembut wajah Randha yang tampak pucat, lesu dan menyimpan rasa takut di dalam matanya."Kambuh lagi?" Tanyanya penuh perhatian dengan raut yang khawatir.

Randha hanya tersenyum, tidak membalas ataupun sekedar mengangguk. "Hari ini ibu ketemu dengan Mama kan? Mama ada nitip sesuatu ga untuk Randha?" Tanyanya mencoba mengganti topik.

Bu Nandi tersenyum, ia mengangguk kemudian menyodorkan sebuah plastik berisi lauk pauk yang ia bungkus dengan sebuah kotak makan. "Hari ini Mama kamu nitip ini, tadi dia masak makanan kesukaan kamu, nila asam manis.."

galaxy'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang