Chapter 5

2.3K 183 85
                                    

Chapter ini panjang banget.. ^^"
Happy reading!

.
.
.
.
.
.
.
.

Hari demi hari berjalan sangat cepat hingga tanpa terasa hari ini adalah hari dari kontes Prince and Princess of University.

Panggung sudah berdiri megah , lampu-lampu sudah menghiasi panggung , para kru, juri dan penonton sudah memenuhi ruangan aula. Namun tidak dengan Solar Light.

Sejak pagi, aku sudah merasakan tension yang luar biasa. Itu aneh..karena aku hampir tidak pernah merasa canggung ataupun gugup saat berada di sebuah kontes.

Kontes ini bukan yang pertama bagiku , sejak kecil aku sering mengikuti kontes karena wajahku yang tampan dan selalu memenangkannya. Namun kontes kali ini terasa berbeda.

Antusiasme dan teriakan penonton sudah terdengar hingga ke belakang panggung yang menandakan acara telah resmi dimulai.

Aku kini tengah duduk berhadap-hadapan dengan calon Princess , Lisa yang mengajakku berkenalan sejak hari pertama. Pada acara ini, setiap pasangan harus menampilkan suatu pertunjukan bakat, dan sejujurnya aku tidak yakin jika apa yang kupersiapkan ini cukup untuk meraih kemenangan.

Tak ada yang bisa disalahkan dalam hal ini kecuali diriku sendiri. Aku dengan percaya diri mengatakan pada kak Hali kalau aku akan memenangkan kontes ini. Tapi setelah melihat bakat dan pertunjukan dari pasangan-pasangan lainnya, aku mendadak mulai meragukan diriku sendiri.

Tapi jika aku kalah, tidak hanya diriku akan menanggung malu namun juga aku tidak akan mendapatkan bantuan dari kak Halilintar. Dan lagi, bisa saja Halilintar menggunakan kesempatan ini untuk menghukum seluruh mahasiswa tahun pertama. Aku tidak bisa membiarkan hal itu terjadi.

Aku menghela nafas panjang dengan dahi-ku yang mengerut. Tak henti-henti bibirku menggumamkan sesuatu dengan mataku yang terpaku pada kertas yang kupegang. Sai, senior yang tengah membantu persiapan para peserta nampaknya menyadari hal itu. Ia lantas menghampiri dan menepuk sebelah pundakku.

"Apa kau gugup, solar? Kulihat kamu terus berkeringat sejak tadi. Kau tidak terlihat seperti biasanya.. ekspresi gugup-mu itu mengganggu ketampananmu"

Aku tersenyum tipis mendengar pujian itu "apa menurutmu..aku bisa menang, kak?"

"aw? Bukankah kau sangat percaya diri kemarin-kemarin itu? Kemana rasa  percaya dirimu itu, hm?"

"setelah aku melihat pasangan-pasangan lain.. aku sedikit tidak yakin kalau pertunjukanku akan lebih baik dari mereka.." ujarku.

Sai tersenyum sembari menyeka keringat yang keluar dari pelipisku dengan selembar tissue "kau tidak perlu berpikir begitu, solar. Pertunjukanmu luar biasa. Lakukan saja yang terbaik yang kau bisa, fokus pada dirimu sendiri dan jangan pikirkan yang lain. Kalau kau masih ragu, maka pikirkan tentang apa yang akan kau dapatkan jika kau menang. Aku yakin itu akan menyemangatimu"

Yang kudapatkan jika aku menang..

Jika aku menang, kak Halilintar akan menjadi kekasihku, maksudku—kekasih pura-pura ku, aku akan menjadi wajah baru Universitas Pulau Rintis dan mengalahkan kepopuleran kak Hali. Hanya dengan memikirkannya saja membuatku tersenyum, hal itu tidak luput dari perhatian Sai.

"meh—betul kan! Lihat, wajahmu sudah lebih cerah sekarang. Pertahankan senyum itu! Aku yakin semua orang disana akan mimisan melihatnya! Lisa saja sudah hampir pingsan melihat senyummu!"

Lisa yang duduk berseberangan dengan solar hanya tertawa, ia mengangguk dengan wajahnya yang tersipu malu "bagaimana aku bisa tahan dengan senyum calon pangeran universitas?"

2Gether with you (SolHali) [✔END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang