Chapter 17

3.2K 164 16
                                    

Happy weekend semuanya! ^^

Happy weekend semuanya! ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Author mleyot 🤣)

Happy reading!

.

.

.

.

.

⚡☀⚡☀

"Aduh kak, maaf lah.. Biasa itu.. Temanku iseng.."

Halilintar garuk-garuk kepala dan nampak frustasi saat ia sibuk berdebat dengan kakaknya via telpon sedari tadi.

Pembicaraan mereka sudah berlangsung lebih dari setengah jam dan hanya membahas permasalahan itu.

Jangan tanya aku dimana, karena sekarang aku tengah duduk di kasur sang gledek merah dengan kepala tertunduk.

Semalam, aku memang membawa Halilintar ke kamar dorm nya dan turut menginap bersama dengannya.

Seperti dugaanku, Halilintar panik setengah mati saat ia sadar sepenuhnya pada pagi hari. Awalnya aku tak berniat memberitahunya, namun kak Gempa dengan menyebalkannya sengaja memberitahu Halilintar tentang bagaimana aku membalas komentar kakaknya semalam.

Menurut penuturan Halilintar, kakak laki-lakinya Voltra Thunderstorm kini tengah menjalani pendidikannya di London. Ia memang tipe yang sangat posesif dengan saudaranya sendiri , namun Halilintar sangat menyayanginya. Dan satu lagi..

Kakaknya itu sangat sensitif dengan hal-hal yang menyangkut adiknya, terutama soal teman atau pacarnya.

Halilintar memang belum memberitahu siapapun kecuali orang-orang disekitar kami, dan kak Gempa.. malah menyebarkannya ke seluruh dunia.

Kalau ia bukan seniorku, sudah lama kuumpati si tanah liat itu.

"Bener kak, k-kan kakak tau namanya temen suka iseng dan bercanda.. Hah? Ah.. I-itu.. B-bukan aku itu yang ada di foto! Temanku itu.. iya, temenku yang edit foto itu..haha.. “

Halilintar tertawa canggung sembari melirikku dari ujung matanya. Ia menghela nafas panjang mendengarkan ocehan dan celotehan kakaknya yang tidak ada habisnya.

"Iya kakk.. Kakak tenang aja.. Sudahlahh jangan dipikirin postingan itu, kan kakak tau Gempa suka iseng..hahaha.. Baiklah, bye"

Halilintar langsung meletakan ponselnya dengan kasar di atas meja lalu menatapku dengan raut wajah lelah. Seakan ia telah menghabiskan seluruh energinya hanya untuk berdebat dengan kakaknya itu.

"Em.. Kak Hali..maaf.." lirihku masih dengan kepala tertunduk.

Padahal baru beberapa hari lalu aku dan kak Hali resmi berpacaran, namun aku sudah membuat masalah. Apalagi ini menyangkut keluarga pacarku sendiri.

2Gether with you (SolHali) [✔END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang