Chapter 12

2.4K 187 33
                                    

Hai haai ^^

Selamat membaca! ❤

.
.
.
.
.
.
.
.

☀⚡☀⚡

Hari ini, aku memberanikan diri untuk mendatangi club music Halilintar. Aku bahkan tak tau apakah ia berada di sana, namun kakiku malah menuntunku ke sini.
Aku mencoba untuk menghubungi nya tadi pagi, namun ia tak kunjung mengangkat telefonnya.

Kurasa ia masih merasa marah dan kecewa saat aku mengakhiri hubungan kami minggu lalu.

Aku berjalan menelusuri lorong, hanya tinggal sedikit lagi untuk sampai ke club music yang terletak di ruangan paling ujung. Tidak ada banyak orang di club music saat itu, saat aku sampai disana, aku sama sekali tak melihat sosok Halilintar.

“haah.. aku ini ngapain sih..” aku menghela nafas panjang sebelum akhirnya memutuskan untuk kembali.

Baru saja aku berbalik, aku dikejutkan oleh seseorang yang berdiri di belakangku. Ia terlihat sama terkejutnya denganku, kedua pasang mata kami bertemu sebelum ia akhirnya buka suara.

“Solar? Apa yang kau lakukan disini?”

Aku menelan ludah, memikirkan jawaban dari pertanyaan itu yang sebenarnya tak aku ketahui.

“ah..tidak, aku hanya melihat lihat saja kok..kak Gempa”

Gempa menatapku curiga, ia lalu melipat kedua lengannya di dada “mencari Halilintar ya? Ia sedang latihan di tempat lain bareng band kampus” ujarnya.

“oh…” hanya itu balasan yang keluar dari mulutku. Baiklah, sepertinya memang aku tidak ditakdirkan untuk bertemu dengannya dan itu bagus. Karena aku pun tidak tau apa yang harus kukatakan jika aku bertemu dengannya.

“kalau begitu.. aku duluan, kak Gempa”

Belum sempat aku melangkah, Gempa terlebih dahulu menahan lenganku. Ia lantas menarikku ke sebuah lorong sepi yang tak jauh dari club music usai memberitahuku jika ia ingin membicarakan sesuatu.

“apa kau memberitahu orang-orang tentang aku dan Thorn?”

Gempa langsung menanyaiku begitu kami sudah berada cukup jauh dari kerumunan. Aku cukup terkejut dengan pertanyaannya , dan lantas menggeleng sebagai respon.

“haah..baguslah kalau begitu..” Gempa menarik nafas lega “aku sebenarnya tak masalah..tapi Thorn sedikit bermasalah dengan itu..”

Aku memiringkan kepalaku, bingung “memangnya kenapa, kak? Bukankah bagus jika orang-orang mengetahui hubungan kalian?”

“bagus, tapi Thorn takut kalau orang-orang di sekelilingnya menganggapnya aneh. Karena itu aku sedikit kaget mendengar bagaimana Thorn mengejarmu kemarin-kemarin itu.. maafkan dia ya?”

Aku mengulas senyum tipis lalu mengangguk. Masalah itu bahkan sudah kulupakan dan aku tak lagi menyimpan dendam mengenai hal itu.

“tapi kak.. kalau kakak itu pacarnya thorn, berati antara kakak dan kak hali..”

“hah? Aku dan Hali hanya sahabat kok, kenapa kau berpikiran kesitu??” bingung Gempa.

Aku menggaruk pipiku yang tak gatal “habisnya.. kakak pernah bilang kalau kak Hali itu sudah ada yang memiliki..”

“ooh itu…” Gempa terkekeh.

“sebenarnya aku sengaja bilang begitu untuk mengetesmu.. aku tau kalau kau tak serius dengan Halilintar, namun dari caramu memperlakukan Halilintar..itu tak seperti orang yang hanya pura-pura..”

2Gether with you (SolHali) [✔END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang