20. Pulang?

912 126 31
                                    

Suara dentuman bola tenis di tembok menjadi musik yang menemani Jaehyun di kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara dentuman bola tenis di tembok menjadi musik yang menemani Jaehyun di kamar. Dia melempar bola berwarna hijau neon itu berulang kali ke tembok dengan dirinya yang sedang melamun. Saat bayangan Taeyong dan Rosé terputar di kepalanya, Jaehyun dengan sengaja mengarahkan bola tenis ke tembok keras-keras seakan semua emosinya dikeluarkan.

Entah mengapa, melihat kedekatan mereka membuatnya sangat panas ada saat itu. Oh, astaga. Bahkan Jaehyun masih dongkol setelah pulang ke rumah.

Yang paling menyebalkan adalah bagaimana bisa dirinya melewatkan fakta bahwa Taeyong dan Rosé sepupuan. Selama dia berteman dengan Taeyong tak pernah sekali pun pemuda Lee itu bercerita soal Rosé.

"Akh!" Bola yang dilempar kuat-kuat itu kemudian terpental dari tembok mengenai keningnya. Lantas Jaehyun mengerang sakit dengan telapak tangan yang menggosok keningnya.

Denyut nyeri di kening justru tidak ada artinya dari obrolan mereka kemarin sore di kafe. Suara Rosé terngiang-ngiang di gendang telinganya. Mengusik ketenangan batinnya.

"Jaehyun, dari tadi Mom panggil gak nyaut-nyaut." Soojung muncul dari balik pintu. Bahkan Jaehyun tak sadar ibunya mengetuk pintu. "Ada Winwin di bawah, katanya mau ngobrol," lanjut Soojung. Mungkin feeling seorang ibu, Soojung membuka lebar pintu untuk lebih jelas melihat perawakan anak lelakinya. Mata tajamnya menelisik seolah mencari tahu apa yang sedang terjadi pada Jaehyun dan Winwin, karena tidak biasanya Winwin menunggu di ruang tamu alih-alih langsung ke kamar putranya.

"Kalian lagi betantem, ya? Mom perhatiin dari sejak semalem pesta pertunangan kamu dan Rosé, auranya berbeda. Winwin juga kelihatan dekat dengan Gyuri. Jagoan Mom mau cerita?"

Soojung mengusap rambut berantakan Jaehyun, sedangkan pria itu duduk di atas kasurnya.

"Nggak kok, Mom. We are alright, cuman ada sedikit salah paham aja, tapi itu gak penting kok," kata Jaehyun sengaja menyembunyikan keruwetan pikirannya pada sang ibu.

Bukan maksud Jaehyun menyembunyikan sesuatu pada Soojung, hanya saja jika dia terbuka akan sangat mungkin membuat Soojung kepikiran. Bagaimana pun semua masalah yang Jaehyun pikul sekarang erat kaitannya dengan perjodohan yang dilakukan oleh ibunya.

Soojung hanya bisa pasrah, meski yakin jika putranya sedang menyembunyikan sesuatu namun dirinya enggan memaksa. Lebih baik pura-pura tidak peka, karena mungkin jika Soojung tahu sesuatu masalahnya akan semakin pelik.

"Oke, kalau begitu cepat temui Winwin. Kamu ada kelas kan nanti siang?" Soojung mulai mencari aktivitas dengan memungut barang Jaehyun yang berhamburan di lantai.

"Biar Jaehyun aja, Mom. Katanya ada meeting, udah Jaehyun bisa beresin ini kok." Jaehyun menahan pergelangan Soojung yang siap merapikan baju kotor di atas kasurnya.

49 Hari ke Masa LaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang