"Mengaguminya adalah pilihan terbaikku."
••••
"Gila sih ya, Haya bisa luluh juga sama cewe," --Miya.
Hahaha, aku merasa tersanjung dengan kalimat yang Miya lontarkan kepada kami. Apa kami terlihat serasi? Aku rasa begitu..
Alucard mengelus-elus kepala Miya sembari tersenyum dan dibalas dengan senyuman manis dari Miya. Mereka tampak cocok satu sama lainnya.
"Kalo namanya udah jodoh ya mau gimana lagi, kan?" --Alucard.
Ah ya, ini waktu istirahat, tapi kami masih stay di dalam kelas dengan keseruan kami. Kecuali aku sih. Aku bisa merasakan nyaman di hadapan mereka, namun aku tak dapat melontarkan suatu hal yang lucu untuk memeriahkan keseruan kami.
Kalian tidak tahu betapa romantisnya Haya kepadaku tadi selama pelajaran. Ia terus saja membelai rambutku. Aku senang dengan perlakuannya. Hingga aku melupakan semua masalah yang telah terjadi sebelumnya.
"Gw mau denger suara lu, lagi" --Haya.
Tangannya kembali membelai rambutku. Haya, jangan buatku mendidih. Aku tak dapat berbicara jika kau terus membuatku seperti ini.
"Iya juga ya, Kagura jarang banget sih ngobrol-ngobrol, santai aja kalik lah.. kita kan best friends sekarang!" --Lesley.
Mereka benar-benar membawa positive vibes ya! Aku mulai menemukan kebahagiaanku disini bersama mereka. Aku ingin mereka takkan pernah pergi meninggalkanku sendiri lagi.
"Janji?" --Kagura.
Kenapa aku tiba-tiba mengeluarkan kata itu? Mereka jadi menatapku bingung. Ah, mereka pasti tak mengerti.
"Kita janji," --Haya.
Pria ini.. apa dia benar-benar paham apa yang sedang ku rasakan? Apa dia paham apa yang sedang ku pikirkan? Dia ini manusia atau bukan sih?
"Emang kalo ngga sehati, ngga bakal paham," --Gusion.
Pria itu baru saja datang. Tadi sih ijin ke kantin duluan. Mungkin karena kami tak kunjung datang, jadi pria ini kembali ke kelas untuk menjemput kami.
"Ayang, pesenanku mana?" --Lesley.
"Nih!" --Gusion.
Lesley memeluk Gusion manja. Haha, lucu saat melihat mereka bermesraan seperti itu.
Tiba-tiba sebuah tangan menggenggam erat tanganku. Yah, memang Haya pelakunya. Mungkin aku sudah mulai terbiasa dengan perlakuan manisnya. Tapi tetap saja aku seperti merasa bahagi lebih dari apa yang ku bayangkan.
"Cih"
Ada suara orang lain. Orang berdecak? Berdecih? Huh? Darimana asalnya?
Aku menoleh ke arah pintu kelas. Sekilas aku melihat bayangan orang yang pergi meninggalkan kelas kami. Tapi siapa?
"Gura?"
"Eh?" --Kagura.
Haya memelukku dari belakang. Pelukannya begitu nyaman dan menghangatkan. Tunggu, dia ini kenapa? Setahuku dia tidak begini kan?
"Ehem.. mentang-mentang dah jadi nih," --Alucard.
"Buset dah, sejak kapan lu jadi manja gitu?" --Gusion.
"Pengen," --Haya.
Dia memelukku lebih erat. Tidak-tidak, ini membuat wajahku memerah. Haya!!! Cukup!!! Ini membuatku malu setengah mati, Haya!!!
-Bruk!
"Haya?"
Sontak kami menoleh ke arah suara berasal. Mereka, lagi. Aku takut mereka akan kembali menjahiliku.
"Wah wah wah, ngga nyangka sih gw sama lu. Nolak yang cantik demi cewe murahan kayak Kagura," --Karina.
Mereka bahkan terang-terangan menyebut namaku. Tapi pria ini masih saja memelukku dengan posisi nyamannya. Apa memang dia nyaman?
"Jaga ya mulut lu!" --Miya.
"Ups, ada yang marah. Oh iya gw baru inget! Di kelas ini kan cewenya emang murahan," --Ruby.
Ah, ini akan menjadi pertikaian yang panjang bagiku. Haya, bisakah kau tanggapi mereka? Aku ingin kedamaian dalam hidupku.
-plak!
"Gw baru tau ada orang tapi mulutnya ngga pernah dijaga," --Lesley.
"Bukan orang kalik," --Miya.
Karina dan Ruby menampakkan wajah kesalnya. Sedangkan Miya dan Lesley hanya terkekeh. Para lelaki ini malah hanya terdiam tak melakukan apapun. Ayolah, beri tindakan sesuatu.
Karina berjalan mendatangiku dan Haya. Ia tampak geram melihatku. Sepertinya aku tau apa yang akan terjadi.
"Lepasin Haya," --Karina.
Tangannya melayang ke arahku. Aku hanya mengalihkan wajah dan menutup kedua mataku.
-plak!
"Hadapin gw,"
Aku tak merasakan sakit apapun. Ketika aku membuka mata, aku melihat tangan pria yang sedang memelukku ini menghalangi tangan Karina.
Karina terlihat semakin geram denganku, tetapi Haya masihsaja memeluk tubuhku tanpa melepaskannya. Karina menarik tangannya agar terlepas dari genggaman Hayabusa.
"Lu bebas kali ini," --Karina.
"Lu bebas kali ini," --Haya.
Apa maksudnya? Apa pria ini juga mengancam? Karina dan Ruby pun meninggalkan kelas kami.
"Ih, kok kamu cuma diem aja sih, ayang? Belain kek pacarnya!" --Lesley.
"Ya maaf, ayang. Soalnya kan urusan cewek-cewek kita mah kaga berani ikut campur," --Gusion.
"Ihhhhh!" --Lesley.
Hubungan mereka benar-benar lucu. Sekarang pun Alucard sedang membujuk Miya. Permasalahannya sama saja, tapi Miya hanya diam dengan wajah kesalnya sembari menghindari Alucard. Haha, lucu banget ngabeknya.
Dan juga, pria ini... Kapan dia akan melepaskan tubuhku dari pelukannya?
================================
715 kata
-DonE-
🎮Jumat, 22 Oktober 2021🎮
================================Halo, semuanya!!!
Ini ya buat kalian yang nungguin kelanjutannya<3Ritual ngetik malam2. Ah ya, Mizu lupa siapa2 aja pemainnya (T~T)/
Tapi tenang aja, nanti biar Mizu baca2 lagi untuk pemain-pemainnya. Biar semua bisa masuk.Sama ceritanya masih nyambung kan ya dari sinopsis? Ahahaha:')
Yosh, mari kita selesaikan pekerjaan ini!!!!!GANBATTE!!!!
Salam, Mizu~
![](https://img.wattpad.com/cover/150203855-288-k706935.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hayabusa X Kagura
Fanfic[Fanfiction ML+(minor) Romance] --[HayaxGura only!]-- Bahagia? Bahagia hanyalah kata asing bagiku. Aku tak pernah merasakannya. Cukup! Aku selalu tersakiti dan disakiti. Aku tak tahan dengan semua ini! Kapan aku merasakan kata 'bahagia' itu kembali...