"Ada yang luka?"
Hayabusa menanyakan itu padaku. Aku hanya diam dan melihat tingkahnya. Walaupun tertutup wajah dinginnya, dia tampak khawatir. Atau hanya aku saja yang merasakan itu? Aku kege-eran pasti!
"Gura?" --Hayabusa
"Aku gapapa, kok! Ga ada yang luka," --Kagura
Aku berusaha tersenyum di depannya. Aku tak ingin jika Hayabusa mengkhawatirkanku berlebihan. Walaupun itu hanya senyuman buatan, setidaknya ya mengurangi rasa khawatir Haya.
"Kamu sendiri, gapapa?" --Kagura
"Ya, gue gpp.." --Hayabusa
Hayabusa mengambil sebuah bangku di sisi pojok UKS. Ia duduk dihadapanku. Entahlah, rasanya.. jika aku duduk di ranjang UKS dan Jaya duduk di bangku yang lebih rendah dari kasur ini...
"Lu pikir gue bakal nyuri-nyuri pandangan?" --Hayabusa
Tepat! Pria dihadapanku ini sudah seperti cenayang yang tau segala hal. Bahkan hanya pikiran saja, dia bisa membaca. Ya ampun.
Pipiku memerah. Ah, itu sangat membuatku malu. Apalagi yang dipikiranku adalah itu..
"Santai, gue ga gitu.. kadang, sih.." --Hayabusa.
Hayabusa memalingkan wajahnya. Aku yakin, pria itu mengatakan "kadang" di akhir kalimatnya. Maksudnya, dia kadang berpikiran tentang apa yang sedang aku pikirkan sebelumnya?
"Lu ada masalah apa sama mereka?" --Hayabusa
Pria ini pandai mengalihkan topik. Tapi dari raut wajahnya, ia tampak serius menanyakan itu.
"Aku ga tau. Yang aku tau, mereka tiba-tiba menghadangku dan.." --Kagura
Aku terdiam. Membungkam mulutku sendiri. Untuk apa aku bercerita pada Haya? Itu tidak akan memberinya manfaat, bukan? Lagipula aku ini kenapa?
"Yah.. gitu," --Kagura
Buru-buru aku menghabiskan kalimatku setelah melihat raut wajah Haya yang sekarang terlihat berisikan banyak tanda tanya di dalamnya. Sedangkan aku hanya bisa menunduk. Menatap kedua kakiku yang bahkan setengah dari badan Haya pun samar-samar ikut terlihat.
Hayabusa berdiri dari tempat duduknya dan beranjak keluar ruangan. Baiklah, kini aku sendiri di dalam ruang UKS. Seharusnya ada beberapa petugas UKS yang jaga. Namun, salah satu orang saja tidak tampak di dalam ruang ini.
Aku memutuskan untuk berbaring. Memikirkan kenapa harus aku yang menjadi sasaran para lelaki itu. Dan kenapa, harus aku yang mendapat tatapan sinis dari sepasang mata wanita-wanita di sini?
Suara pintu UKS yang terbuka membuat diriku cepat-cepat kembali pada posisi duduk. Tampak tiga orang wanita menghampiri kasur yang aku duduki. Sepertinya mereka petugas UKS yang jaga hari ini.
Salah satu dari tiga wanita tersebut menutup pintu. Sedangkan dua lainnya semakin mendekat padaku. Aku hanya menunduk. Memikirkan apa yang harus aku jawab, jika mereka mempertanyakan mengapa aku berada di UKS.
Satu tangan menarik kencang lenganku hingga diriku berdiri meninggalkan ranjang UKS. Cengkeramannya begitu kencang. Aku sedikit memberontak, namun cengkeramannya semakin kuat.
"Heh, lu jangan keganjenan deh sama Haya! Lu tuh cuma cewe murahan yang ga pantes jalan, apalagi pacaran sama Haya. Haya ga selevel sama lu!"
Wanita yang menarik lenganku ini mengeluarkan nada tingginya. Aku tahu wanita ini marah padaku. Tapi, aku tidak tahu bahwa wanita ini marah karena aku yang tampak dekat dengan Haya.
"Eh, lu tuh anak baru harusnya sadar diri, ya! Lu pikir, lu cantik gitu?"
"Sadar! Lu cuma sampah baru yang harus disingkirkan dari sekolah ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hayabusa X Kagura
Fiksi Penggemar[Fanfiction ML+(minor) Romance] --[HayaxGura only!]-- Bahagia? Bahagia hanyalah kata asing bagiku. Aku tak pernah merasakannya. Cukup! Aku selalu tersakiti dan disakiti. Aku tak tahan dengan semua ini! Kapan aku merasakan kata 'bahagia' itu kembali...