[19] Spite

554 27 10
                                    

"aku tak dapat membuat semua orang menyukai diriku"

••••

Hayaaa.. kini kau memenuhi pikiranku. Jujur saja aku belum menjawab kalimatnya. Aku tak tau bagaimana caranya aku membalas sebuah kalimat itu.

"Gua suka sama lu" kalimat macam apa itu? Seperti lelucon, tapi aku menyukainya. Bagus, Haya. Kau berhasil menguasai pikiranku sekarang.

Aku meraih ponselku yang tergeletak di atas kasur. Ponsel itu sebelumnya berbunyi dan aku mengecek isinya. Nomor yang tak ku kenal.

088xxxx

Gua tau lu bisa jauhin dia.
Gua gamau liat lu deketin dia lagi.

Sebuah pesan ancaman ku rasa. Tapi, kenapa dia bisa mendapat nomorku? Lalu, "dia" siapa yang ia maksud? Apa Haya?

Bagaimana kalau aku tetap dekat?

Balasannya seperti bukan dari diriku. Tapi aku membalas itu dengan jujur. Jika memang "dia" adalah Haya, maka aku rasa tak akan menjauhinya.

Ga perlu gw jelasin, lu juga pasti udah tau.
Gw bisa pantau lu dimana-mana.

Aku terancam. Aku merasa bahwa kini nyawaku sedang berada di pantauan orang yang tak ku kenal ini. Aku tau ada orang yang berani nekat membunuh seseorang dengan alasan tertentu, tapi itu tidak akan terjadi pada diriku kan?

Aku tak ingin membalas pesan itu. Aku takut perbincangan ini mengarah pada hal yang sedang ku pikirkan saat ini. Apa sebaiknya aku mencari jalan yang aman? Seperti mengikuti perintah pesan itu.

Hayabusa

Gimana dirumah?
Lu gpp kan?

Bentar, pria ini seakan tau bahwa aku sedang terancam. Apa itu hanya ulah iseng Hayabusa? Tapi, aku tak yakin orang sepertinya akan berbuat iseng seperti itu. Emm, mungkin saja ia ingin bercanda. Baiklah, aku tenang kali ini.

Iya, aman

Lu ada waktu?
Sore nanti gw jemput
Siap-siap

Huh? Sekarang jam menunjukkan pukul tiga sore. Berarti, sebentar lagi dia akan jemput gitu? Aku akan dibawa kemana olehnya?

Ga usah mikir
Cpt.

Pria ini benar-benar peramal ya?

•••••

"Kenapa lu?" --Haya.

Ah, pria ini memperhatikanku sedari tadi rupanya ya? Dengan cepat aku menoleh ke Haya dan menggelengkan kepalaku.

Haya kembali fokus pada jalannya. Dia membawaku ke sebuah taman. Kami duduk di sebuah bangku taman.

"Gw suka sama lu." --Haya.

Berapa kali ia akan mengatakan itu padaku. Aku tak mengerti kenapa ia mengucapkan kalimat itu.

"Tapi gw takut." --Haya.

Pria seperti dirinya memiliki rasa takut juga ya? Aku baru mengetahuinya saat ini juga.

"Kenapa?" --Kagura.

"Takut lu kenapa-kenapa kalo gw gada di samping lu," --Haya.

Apa ini yang disebut dengan moment romantis masa muda? Ah, Haya yang berada di sampingku kali ini tampak lebih perhatian jika dibandingkan dengan dirinya yang berada di sekolah.

"Tumben kamu begini," --Kagura.

Haya membelai lembut rambutku. Sepertinya aku sudah sangat menyukai belaian tangannya.

"Aku sayang loh," --Haya.

"Aku?" --Kagura.

Eh? Ga salah dengarkan aku? Dia ga pakai gw-lu? Nggak-nggak. Ini kayaknya dia kerasukan sesuatu sampai-sampai ia berubah seperti itu.

"Aneh? Padahal gw mau keliatan romantis di depan lu," --Haya.

Maaf, tapi aku terkekeh mendengar Haya seperi itu. Hahahaha.. benar-benar berbeda 180° loh!

"Mungkin aku udah terbiasa sama kamu yang pake lu-gw daripada aku-kamu," --Kagura.

Aku melihat pria itu sedang membuang mukanya. Apa Haya sedang malu? Lucu.

"Gw cuma mau keliatan beda di depan lu," --Haya.

Aku mengangguk paham.

"Okey, aku ijinin," --Kagura.

Pria itu tiba-tiba saja memelukku. Tentu saja aku terkejut! Perlahan aku mulai membalas pelukannya dengan nyaman. Tapi, pria itu merubah posisi tanganku untuk merangkul lehernya.

Haya tiba-tiba mengangkat tubuhku. Ya, ini posisi menggendong ya! Aku takut orang-orang berpikir lain.

"Jadi, apa sekarang aku diterima jadi pasanganmu?" --Haya.

Aku menatap matanya. Pria ini sedang bercanda atau bersungguh-sungguh?

"Aku harap itu bukan karena kasihan," --Kagura.

Haya menggelengkan kepalanya. Dia membantah kalau dirinya menyukaiku hanya karena rasa kasihan ketika melihatku.

Aku tersenyum. Kini Hanya menurunkanku dari gendongannya. Selagi membenahi cara berdiriku, tanpa sengaja aku melihat sekelibat bayangan dibalik semak-semak.

Aku tak sempat melihatnya dengan jelas, tapi seperti ada orang dibalik semak-semak itu yang sedang mengintaiku dan Haya.

"Kamu liat apa?" --Haya.

Buru-buru aku menggelengkan kepalaku. Ah ya, aku ingat bahwa ini adalah taman. Ada banyak orang disini. Mungkin itu adalah anak-anak yang sedang bermain petak umpet. Hanya perasaanku saja yang terbawa suasana.

================================
- 680 Kata -
🎮Rabu, 19 Januari 2022🎮
!DonE!
================================
[A/N]

Rupanya jadwal Mizu nabrak semua. Mulai dari sekolah yang skrg udah masuk 100% di pagi hari, pulang siang, ngedit buat konten di tiktok, ketiduran karena kecapekan, bangun, main, terus tidur lagi.

Update wp? Udah kek gada waktu. Maap ya😔

Tapi kalo ada waktu mizu usahain update. Seriusan. Makasih ya buat kalian... Sampai ketemu next chapter!

-Mizu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hayabusa X KaguraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang