[11] Meet Nana Again

812 57 15
                                    

###

~Semuanya berawal dari nol~

###

[Chapter 11: Meet Nana Again]
-


"Nana!!! Nana!!!" --Kagura

Aku dan Haya telah mencari Nana keseluruh taman. Kalian tau hasilnya apa? NIHIL!! Sebenarnya kemana Nana pergi? Aku benar-benar takut kehilangannya.

Aku tak ingin kembali kehilangan orang yang aku sayang. Tidak! Tidak untuk siapapun. Terkecuali mereka yang telah menghinaku! Aku bahkan menginginkan mereka lenyap dari dunia ini!

"Nana!!!" --Hayabusa

Aku mulai meneteskan air mataku. Agh... Kenapa aku harus berada dikehidupan seperti ini? Ini tidak adil!

Entah berapa banyak air mataku itu menetes di pipiku. Aku hanya memalingkan wajahku agar Haya tak melihat wajahku yang buruk ketika menangis seperti ini.

Tapi ... Sepertinya aku gagal soal itu. Buktinya saja tangannya mengarahkan wajahku untuk menatap dirinya. Memalukan sekali.

"Nggak perlu nangis gitu. Gw yakin ntar pasti Nana ketemu," --Hayabusa

Hangat. Sungguh kata-katanya itu membuatku sedikit tersenyum hangat. Nyaman sekali. Apalagi setelah itu ... ia membelai lembut rambutku. Itu sangat membuatku nyaman berada disampingnya.

"Terimakasih, ka Hana!"

Tunggu, suara itu ... NANA! Aku balikkan tubuhku dan menemukan sosok Nana bersama dengan ... Hanabi. Bagaimana bisa Nana dengan Hanabi?

"Gura-chan!" --Nana

Nana berlari menghampiriku. Ia segera memelukku dan aku membalasnya. Hanabi pun ikut mendekat. Haya hanya melihat Hanabi.

"Ternyata itu adik lu ya? Kalo bawa anak kecil tuh dijaga! Bukanya senang-senang berduaan!" --Hanabi

Ia melirik ke arahku. Aku hanya menundukkan kepalaku. Yaa ... aku salah. Mengapa aku teropsesi dengan wajah Haya tadi? Mengapa aku tidak fokus menjaga Nana? Ku lihat sedikit. Haya melihat ke arahku dan Nana.

"Maksud lu ngomong gitu apaan?" --Hayabusa

"Gw cuma ngingetin aja," --Hanabi

Tangan Haya mengepal kuat. Apa dia emosi? Ah ini tidak akan berakhir baik! Tidak...

"Gura-chan, ayo kita pergi dari sini," --Hayabusa

Aku mengangguk dan mengikuti Haya. Tangannya selalu menggandeng tanganku. Ku lihat, Hanabi mantap sinis tentang hal ini. Aku takut ia akan melakukan sesuatu.

"Haya," --Kagura

"Hm? Kayaknya lu bakal bilang kata yang lu keluarin di perpus," --Hayabusa

Apa harus kita meninggalkan dia didalam sendirian?

"Dan gw pun bakal jawab hal yang sama," --Hayabusa

Hn, nggak juga! Gw terpaksa ninggalin dia! Gw gak nyaman.

Kata-kata itu teringat kembali di pikiranku. Yaa ... itu adalah kata-kata yang dimaksud Haya. Dia berhenti dan melihat ke arahku. Dia usap kepalaku dengan lembut. Nyaman sekali.

"Ga usah lu pikirin," --Hayabusa

Jantungku berdetak dengan kencangnya. Kenapa dengan jantungku ini? Ah... Aku udah ga paham lagi! Kami pun berjalan kembali. Nana hanya melihat tingkah kami berdua.

"Ehem... Gura-chan! Aku mau ke rumah Harley!" --Nana

Eh? Bahkan aku lupa dengan nama itu. Aku tak ingat dengan rupa nya. Bagaimana ya?

"Ah... Tunggu ayah dan ibu saja ya," --Kagura

Ya itu alasanku. Mau bagaimana lagi. Aku tak mengingat seseorang bernama Harley.

"Harley ya? Gw tau rumahnya," --Hayabusa

Hayabusa bahkan tau. Apa Haya ini pelacak rumah orang? Sepertinya ia banyak mengetahui tentang orang. Bahkan alamat rumahnya sekalipun.

"Mau ku antar, Nana?" --Hayabusa

Nana pun mengangguk. Dengan senyum yang terukir. Ia bersorak gembira. Kami berjalan menuju rumah seseorang yang bernama Harley.

Sampai di depan rumah Harley. Nana langsung berteriak memanggil nama seseorang yang ingin ia temui. Ya, sebelumnya sempat menanggung rasa malu sesaat. Nana berteriak menyebut nama Harley di depan rumah yang salah. Alhasil pemilik rumah keluar dan memarahi kami.

"Harley! Ini aku Nana!" --Nana

Pintu gerbang pun terbuka. Seorang lelaki, maksudku seorang anak lelaki keluar. Ia memakai topi seperti pesulap. Rambutnya berwarna kuning.

"Nana?" --Harley

"Harley! Udah lama kita gak main bareng," --Nana

Adegan macam apa ini yang terlihat didepan mataku? Nana memeluk Harley. Seperti yang ada di film-film saja. Haya saja yang melihat itu terkekeh. Tunggu, dia ketawa?

"Harley, titip Nana ya. Jangan diapa-apain," --Hayabusa

Ia berbicara dengan sedikit tertawa. Ini ajaib sekali. Apa hanya karena anak-anak dia bisa seperti itu?

"Siap, Ka Haya! Nana, masuk yuk!" --Harley

Nana pun masuk. Pintu gerbang kembali ditutup rapat. Dua bocah itu terdengar sedang bercerita sambil tertawa-tawa.

Haya kembali menggandeng tanganku. Entah kemana lagi ia akan membawaku.

"Kita akan kemana?" --Kagura

"Udah, lu tinggal ikutin gw," --Hayabusa

Aku pun hanya mengikuti Hayabusa. Aku harap ia tidak membawaku untuk dicaci-maki oleh banyak orang yang suka padanya.

Kami berhenti tepat didepan sebuah rumah makan. Mungkin Haya lapar dan ingin membeli makanan.

"Ayo, kita makan," --Hayabusa

"Tapi, aku nggak laper," --Kagura

"Lu daritadi belum makan. Jadi, isi dulu tuh yang ada di perut lu," --Hayabusa

Ia menarikku masuk ke dalam. Yang aku lihat sekarang ... tidak bisa aku lihat di sekolah. Haya yang pertama kali ku kenal ... tidak seperti Haya yang kini berada didepan mataku.

Sangat berbeda
.
.
.

***TBC***
-Selasa, 25 Desember 2018-


Selamat hari libur kawan-kawan! Hehehe... Update pendek setelah Hiatus menyelesaikan book sebelah yang sekarang udah END!!! YUHUUUUUU!!!!

Setelah sekian lama ga up... Kini up! Aku bakal selesaiin ini book biar ada tulisan END kembali!!!

Ada yang masih baca ini? Hm? Aku rasa nggak ya... Udah lama gak update nih, pasti banyak yang ngilang deh... Hahaha....

Bodo amat lah😂

Hayabusa X KaguraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang