[12] Me

868 61 27
                                    

"Ekhem, penganten dateng nih pagi-pagi berduaan."

Ku lirik asal suara tersebut. Dan ya ... itu adalah Alucard yang berbicara. Apa maksudnya dengan penganten? Apa yang dia maksud adalah pengantin? Tapi, siapa?

"Jalan mulu berduaan. Hahaha," --Alucard.

"Gw cuma jagain dia! Akhir-akhir ini banyak yang gangguin nih anak," --Hayabusa.

"Gimana ga digangguin coba? Orang kalian kelihatan mesra gini. Pasti nih cewek-cewek langsung esmosi dah," --Gusion.

"Hn, lebih tepatnya begitu," --Hayabusa.

Haya pun berjalan menuju tempat dimana seharusnya dia duduk. Lebih tepatnya, di kursinya. Ia membuka tas dan kembali membaca bukunya itu.

"Udah main deket aja sama Haya," --Miya.

Miya berbisik kepadaku. Tak lupa ia bersama Lesley dan Odette. Mereka terkekeh melihat pipiku yang memerah. Aku yakin itu!

"Haya sama nih anak langsung luluh ya? Padahal dulu sebelum lu masuk kesini ... dia mah bodo amat sama cewek," --Lesley.

"Ajaib sekali, hahaha.." --Odette.

Aku hanya menatap tawa mereka. Kalau boleh jujur pun, aku nyaman berada didekat mereka. Tawa mereka itu bukan tawaan menghina diriku.

"Aku duduk dulu, ya," --Kagura.

Ku tersenyum paksa dihadapan mereka. Mereka tersenyum pula.

"Cie.. yang udah gak sabar buat deket-deketan sama Haya nih yee," --Odette.

Mereka sekali lagi tertawa. Aku hanya menanggapinya dengan senyuman paksaku dan ya, aku melalui mereka dan duduk disebelah kursi Hayabusa.

Kriingggg

Bel sekolah berbunyi, menandakan pelajaran pertama dimulai. Guru pun masuk dan memulai pelajarannya.

~~~HAYAGURA~~~

Kuberjalan menyusuri koridor sekolah menuju perpustakaan sekolah tanpa Haya kali ini. Dia sih tadi ngajak ke kantin, cuma ya ... aku tolak. Itu untuk kepentingan Haya dan kepentinganku, mungkin.

Aku melihat dua orang lelaki berjalan menuju arahku. Aku tidak mengenal salah satu dari mereka. Mungkin dari kelas yang berbeda denganku? Mereka tiba didepanku dan memojokkanku pada tembok.

"Lu cantik."

Kata salah satu dari mereka. Oke, ini pujian yang tidak enak didengar. Tangan kekar mereka menekan tubuhku ke tembok lebih kuat. Apalagi mereka menekan leher dan perutku. Itu sungguh sakit! Sesaat kemudian, mereka melepaskan tangan kekar mereka.

Kupikir itu sudah selesai. Ya, dan mereka menarikku kesuatu tempat yang entah aku pun juga tak tahu. Aku mengikuti tarikan mereka. Percuma saja aku memberontak, mereka berdua dan aku hanya sendiri. Entah bagaimana nanti.

Mereka membawaku ke gudang belakang sekolah. Aku menahan air mataku. Aku ketakutan! Sungguh aku ketakutan! Mereka menyeretku ke dalam.

"Lu cantik."

Kata yang sama dan orang yang sama. Pujian itu menambah rasa ketakutanku.

"Tapi sayang, gw udah dibayar mahal untuk ini."

"Kalian siapa? Hikd," --Kagura.

"Kelas kita sebelahan, lho. Kalo belom kenal sih ya udah... Nama gw Hanzo," --Hanzo.

"Gw Bruno. Ck, dasar wanita! Lemah! Belom diapa-apain aja udah nangis!" --Bruno

Keduanya menyeringai. Sungguh aku ketakutan. Tolong aku! Seseorang, tolong aku!

"Gw udah ga tahan sama nih cewek. So, kita mulai darimana dulu, heum?" --Bruno.

"Hikd, TOLONG!!!" --Kagura.

Tangan kekar Hanzo mencekik leherku. Aku sulit untuk bernapas. Cengkramannya sangat kuat!

"Mending lu diem!" --Hanzo.

"Kalian lupa nutup pintu, hn?"

Dari arah pintu, kulihat Haya sedang bersender didaun pintu. Tangan Hanzo yang mencekik leherku pun terlepas. Aku merasa bebas. Aku langsung saja berlari ke arah Haya. Haya berdiri tegak sempurna menghadap Hanzo dan Bruno. Aku pun bersembunyi dibalik badannya.

"Mau jadi pahlawan, lu? Ingat! 2vs1 lu ga akan bisa menang!" --Hanzo.

"Siapa bilang 2vs1? Bukanya 2vs4?" --Hayabusa.

Kulihat dibelakang, berdiri Alucard, Gusion, dan Zilong. Tubuh mereka menutupi pintu yang berarti tak ada jalan untuk Hanzo dan Bruno kabur.

Haya, Gusion, Alu, dan Zilong memasuki gudang tersebut dan bergerak menuju Hanzo dan Bruno. Mereka berdua tidak bisa berkutik. Kulihat ada sedikit celah diantara Gusion dan Alu. Benar saja, Hanzo dan Bruno berlari melewati celah yang ada. Mereka berdua berlari keluar dan menabrakku hingga aku terjatuh...

Haya berlari ke arahku. Aku hanya kesakitan. Ya mungkin itu jatuh yang terbilang cukup keras.

"Lu gpp?" --Hayabusa.

"Perlu dikejar?" --Zilong.

"Gak perlu, biarin aja mereka lari sesuka hati mereka. Pentingkan Kagura dulu disini," --Hayabusa.

"Lu gpp kan, Kagura? --Alucard+Gusion.

"I-iya, aku gapapa. Cuma sedikit sakit," --Kagura.

Haya mengangkatku. Dia menggendongku?

"Gw bawa lu ke UKS dan lu cukup diem," --Hayabusa.

Niatku untuk berbicara pun aku urungkan karena Haya sudah berbicara seperti itu. Aku hanya bisa menurutinya saja.

"Masa muda itu indah..."

================================
—683 Kata—
Done!
🎮Minggu, 3 Februari 2019🎮
================================
A/N

Ada yang kangen ini story update? Aku rasa enggak kalik ya... Hahahaha, maaf ini baru ada mood ngetik lagi. Ish, yang buat event juga belom keurus. Work baru juga belom keurus. Padahal udah ada ide. Moodnya kabur nih.

Ini maaf aku update pendek karena emang ya bisanya segini waktu ga mood. Ehehehe, maapkeun :)

Ini kalo masih ada yang baca. Uh, makasih banget!!! :* Luv lah untuk kalian. Kalo gitu... Segini dulu ya, aku pergi dulu.... Paipai!!!

Hayabusa X KaguraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang