###
~Tanpa Quote,, author gagal mikir~
###
[Chapter 10: Beautiful Afternoon]
-
Sore ini, aku akan pergi bersama Haya dan Nana. Yang kurasakan hanyalah jantungku yang berdetak begitu kencangnya.Aku tak percaya ketika Haya ingin menemaniku jalan-jalan bersama Nana. Aku juga baru tahu, bahwa Haya juga bisa akrab dengan anak-anak. Kupikir tidak. Karena yang aku tahu, kebanyakan orang yang sifatnya seperti Hayabusa tidak menyukai anak-anak.
"Kakak... Kakak ngapain lama banget di dalam? Itu, Kak Haya udah nunggu di depan... Cepat lah, Kak!" --Nana.
Gedoran pintu yang dibarengi dengan teriakan Nana membuatku terbangun dari lamunan. Bukannya apa, tapi aku hanya gerogi untuk berjalan bersama Hayabusa.
"Cepat, Kak!!" --Nana.
"I-iya..." --Kagura.
Nana benar-benar tidak sabaran tentang itu. Ia sangat bahagia. Kubuka pintu kamarku dan kudapati Nana yang berkacak pinggang dengan raut wajahnya yang muram.
"Kakak lama banget sih!! Kasihan, Kak Haya nungguin daritadi..." --Nana.
Bukan, Nana tidak marah. Ia hanya kesal karena diriku lama berada di dalam kamar. Ya, itu semua karena lamunanku.
"Ah... Iya, maafin kakak ya," --Kagura.
"Ya udah, ayok kita jalan!" --Nana.
Nana menarik tanganku menuruni tangga. Tarikannya begitu kuat. Nana menarik tanganku dengan senangnya, hingga akhirnya sampailah kami di depan pintu.
Mataku langsung tertuju kepada seseorang yang ada di depan sana. Dia terlihat berbeda. Kau tahu? Kali ini ia terlihat lebih tampan. Tatanan rambutnya begitu keren di mataku.
Aku melongo melihatnya. Ah, itu membuat jantungku berdegup dengan kencang.
"Apa udah siap?" --Hayabusa.
"Ah, iya... Sudah, dan maaf telah membuatmu lama menunggu." --Kagura.
"Nggak masalah. Lagipula, kalo lu lama karena untuk penampilan se-cantik ini, itu bukan masalah buat gua." --Hayabusa.
Baru saja aku mendengar Hayabusa berkata seperti itu. Ayolah, itu aku tak salah mendengarnya bukan? Kenapa setiap Hayabusa berkata aku selalu merasa bahwa aku salah mendengarnya?
"Ayo, kita berangkat!" --Hayabusa.
"Ayo!!!!" --Nana.
Nana sangat bersemangat. Bahkan ia menampakkan senyuman manisnya hari ini. Hah, itu benar-benar membuatku lega. Sebab, aku tak tega melihatnya bersedih sepeti tadi pagi.
Di jalan, Nana dengan Hayabusa begitu akrab layaknya kakak dan adik kandung. Aku rasa Hayabusa lebih cocok sebagai kakaknya Nana, ketimbang diriku yang lemah ini. Benar-benar memalukan.
"Kak Haya... Apa bisa aku jalan-jalan terus tiap hari sama Kakak?" --Nana.
"Pertanyaan apa itu? Tentu aja boleh. Tapi, kalo Kakak gak sibuk," --Hayabusa.
Aku benar-benar baru menyadari bahwa Haya dapat sehangat itu dengan anak-anak. Ia berubah 180 derajat. Iya, ketika dia di sekolah, dia benar-benar dingin. Lain halnya dengan sekarang ini yang berada di depan mataku. Dia benar-benar bukan seperti Hayabusa. Tapi, tak apalah, menurutku itu lebih baik.
"Asyik... Bisa main terus sama Kak Haya!!!" --Nana.
"Haha... Kakak seneng dengernya," --Hayabusa.
Ini bukanlah mimpi. Ini asli. Aku benar-benar melihat Haya sehangat itu. Sekali bahkan. Disekolah pun tak pernah.
"Kak Gura! Kenapa diem aja?" --Nana.
"Eh, Nana. E-nggak kok. Nggak apa-apa," --Kagura.
"Kayaknya lu daritadi diem. Apa lu gak nyaman gua temenin jalan-jalan gini?" --Hayabusa.
"Tidak... Justru aku diam karena tak ingin mengganggu kau dan Nana yang sedang asyik mengobrol. Tidak sopan bukan bila aku mengganggu?" --Kagura.
Alasan belaka. Alasan yang keluar begitu saja tanpa disengaja. Tapi, hanya itu yang dapat aku ucapkan.
"Kakak, ayo kita beli es krim!" --Nana.
"Ah, iya. Ayo lah," --Kagura.
"Oke, biar gua yang traktir. Tanpa penolakan!" --Hayabusa.
"Tapi, Haya. Itu tidak perlu. Aku membawa uang yang cukup, jika hanya untuk membeli es krim saja." --Kagura.
"Udah gua bilang, tanpa penolakan. Ayo!" --Hayabusa.
Hayabusa dan Nana menarik tanganku pelan secara bersamaan. Sudah tau tujuan kita kan? Ya, tentu saja ke lapak es krim yang berada di seberang jalan dari tempat kami sebelumnya berhenti sejenak.
Terlihat, Hayabusa membawa tiga buah es krim. Hayabusa menghampiriku dan Nana yang sedang duduk-duduk. Ia menyodorkan es krim kepadaku dan Nana.
"Terimakasih, Kak!" --Nana.
Nana berterimakasih dan memakan es krimnya. Dia benar-benar senang. Aku dan Hayabusa pun memakan es krim kami masing-masing. Tak ada pembicaraan memang.
"Cih, lu makan es krim lucu banget sih. Sampe belepotan gitu makannya," --Hayabusa.
Hayabusa mengeluarkan sapu tangannya dan mengelap area bibirku yang kotor karena es krim yang aku makan. Aku menatapnya bengong. Hei, setelah kupikir-pikir, ini seperti adegan di TV.
Tak lama kemudian, mata kami bertemu. Saling menatap antara satu dengan lainnya. Matanya begitu indah. Kami saling bertatap lama. Entahlah berapa lama waktunya. Tapi, aku yakin itu sangat lama.
"Ah, iya sorry." --Hayabusa.
Aku dan Haya saling mengalihkan pandangan kami ke area sekitar. Sepertinya ada yang kurang dan mengganjal hatiku.
"Tunggu, dimana Nana?" --Hayabusa.
Sontak aku menolehkan pandanganku mencari sosok Nana. Benar saja, Nana tak ada di dekatku maupun Hayabusa. Ia hilang! Pantas saja aku merasakan seperti ada yang kurang. Ternyata Nana sudah tak ada di depan mataku. Ia hilang, pergi begitu saja dari hadapanku dan Hayabusa.
"Nana~"
.
.
.***TBC***
-Rabu, 8 Agustus 2018-Gud lah,, bisa up lagi... Maaf lama menunggu :v
Hehe... Author suka ginih,, males-malesan... Bukan gtu sih sebenarnya.. tpi, ada yg harus dikerjain :b
Ya sebut aja tugas,,//sok padahal ngerjain tugas aja jarang
Ya begitulah pokoknya... Dan author bakal up sebisa author aja lah ya :)
Ehe.. sekian aja dari author,, see you next chapter :b
849 Words'
KAMU SEDANG MEMBACA
Hayabusa X Kagura
Fanfiction[Fanfiction ML+(minor) Romance] --[HayaxGura only!]-- Bahagia? Bahagia hanyalah kata asing bagiku. Aku tak pernah merasakannya. Cukup! Aku selalu tersakiti dan disakiti. Aku tak tahan dengan semua ini! Kapan aku merasakan kata 'bahagia' itu kembali...