5. END UP

15.7K 1.1K 68
                                    

Haii gengss🖐🖐
Udah November aje nih semoga bulan ini banyak kejutan-kejutan tak terduga tapi kejutannya yang baik-baik ya hehehe ....

Jangan lupa vote sama komen yups

SELAMAT MEMBACA ...

SELAMAT MEMBACA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-------

"Ternyata masa SMA gak seasik yang gue kira."

-Laura Galenka-

"Woy Zel, kenapa lo kayak gelisah gitu?" tanya Cana yang sedari tadi memperhatikan Hanzel yang tidak mau diam, bolak balik kesana kemari seperti setrikaan.

"Perasaan gue kok gak enak ya," katanya.

"Gak enak gimana sih?" tanya Kavindra.

"Gue juga gak tau."

"Gak jelas," celetuk Eza.

Drtt ...

Ponsel yang Hanzel letakan di atas meja itu berdering menampilkan nama Launa disana.

"Halo, kenapa, Na?"

" ... "

"Hah?"

" ... "

"Gue kesana sekarang," balas Hanzel dengan panik hingga membuat teman-temannya merasa aneh.

"Kenapa, Zel?" tanya Dava yang sedang memakan ice cream kesukaannya.

Tanpa menjawab apa-apa Hanzel segera mengambil kunci motor yang ia letakkam di atas meja lalu pergi begitu saja.

"AZEL!!! WOY!!!" teriakan melengking Cana terdengar hingga penjuru dunia. Namun yang di panggil tidak peduli.

"Ikutin," ujar Eza yang diangguki oleh Cana, Dava dan Kavindra. Karena hanya ada mereka saja. Caca sudah pulang karena harus membantu ibunya berjualan seblak.

Dengan pakaian serba hitam dan juga motor ninja hitam. Hanzel memasuki gedung rumah sakit, tak perlu waktu lama untuk laki-laki itu sampai disana. Dengan kecepatan tinggi ia melesat begitu saja hingga teman-temannya kewalahan untuk membuntuti laki-laki itu.

Tak heran Hanzel adalah seorang pembalap yang sudah biasa balapan di sirkuit dan sering mengikuti kejuaraan-kejuaraan.

"SI HANZEL NGAPAIN KERUMAH SAKIT TENGAH MALEM BEGINI?!" teriak Cana lagi pada Eza yang berada di depannya. Kini mereka juga sudah berada diparkiran dan jam sudah menunjukkan pukul 23.30 malam.

"Gak usah teriak anjir berisik, takut mayat pada bangun. Berabe," peringat Dava.

"Iye, sorry."

"Masuk," ujar Eza yang diangguki semuanya.

Mereka mengikuti Hanzel, hingga mereka sampai disebuah ruang ICU yang di depan ruangan tersebut sudah ada Launa dan juga Bundanya.

END UP [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang