24. END UP

13.4K 903 37
                                    

Vote dan komen jangan lupa
Selamat membaca 🌻











"Kok wanginya beda sih?"

"Masa?" Hanzel mengendus bajunya.

"Sialan!" umpat Hanzel dalam hati.

"Hm?"

"Ini tadi aku gendong pasien di jalan."

"Parfum dia mahal kah? Ampe nempel di baju kamu," ucap Laura lalu membelakangi Hanzel yang masih berdiri.

"Mungkin iya, yaudah aku mau mandi dulu."

"Hm."

"Selamat tidur cantik."

Hanzel berjalan masuk ke dalam toilet, untuk membersihkan badannya. Setelah selesai, ia merebahkan tubuhnya di samping Laura.

Keduanya saling berhadapan, Hanzel menatap wajah lelah Laura. Jarinya membenarkan rambut yang menutupi mata wanita itu.

"Sorry."

Hati Hanzel menjadi gelisah, bahkan ia tidak tidur hingga pagi. Sebenarnya apa yang telah di lakukan oleh Hanzel?

******

Keesokan paginya, Laura sudah terbangun dan melakukan kegiatan seperti biasa. Ketika sedang memasak, terdengar suara ketukan pintu dari luar.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam, sebentar."

Laura membukakan pintunya dan ternyata itu adalah sepupu Hanzel yang berada di Bandung, tujuannya ke Jakarta adalah untuk melanjutkan kuliahnya. Gadis dengan style tomboy itu bernama Arabella Cantika.

"Mbak Rara," Arabella atau sering di panggil Ara itu memeluk Laura dengan erat, keduanya memang sangat dekat, karena dulu Ara sering bermain ke rumah Herya bersama orang tuanya.

"Ara, ih Mbak kangen loh."

"Ara juga Mbak, lama ya gak ketemu."

"Iyah bener, yaudah ayo masuk. Tadi Mbak di kabarin sama Mama kamu katanya kamu kesini."

"Iya. Boleh kan Mbak Ara tinggal di sini sampe kuliah Ara selesai?"

"Boleh banget, sekalian temenin Jeje."

"Makasih Mbak."

"Sama-sama, kamar kamu di atas yah, di sebelah kamar Jeje."

"Oh Jeje di buatin kamar Mbak?"

"Iya kata Azel Mas kamu biar dia mandiri. Kalo Mbak sih risih takut dia minta susu kan gak kedengeran."

"Tenang Mbak, untuk sementara Ara tidur sama Jeje dulu deh."

"Yaudah, Mbak lagi masak mau ikut?"

"Ikut."

Setelah menyimpan tas di kamar miliknya Ara membantu Laura yang memasak semur daging dan juga tumis buncis.

Ara yang sedang memotong buncis menatap Laura yang sedari tadi melamun. "Mbak kenapa?" tanyanya.

Laura tersadar dari lamunan nya. "Mbak gak apa-apa kok, cuma kangen Jeje aja."

"Abis ini kita kerumah tante Herya aja," usul Ara yang diangguki oleh Laura.

"Boleh boleh," balas Laura antusias.

"Oh iya Mas Azel kerja?"

"Belum bangun."

"Hah? Jam segini belum bangun, tumben Mbak."

END UP [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang