32. END UP

11.7K 794 23
                                    

Selamat membaca ....








2 bulan berlalu ...

Kini  usia kandungan Laura sudah  menginjak 9 bulan, perkiraan kelahirannya masih 2 minggu lagi.

Hamil besar membuat perempuan itu harus ekstra hati-hati dalam segala hal. Hanzel yang bawel akan ini itu, membuat telinga Laura pengeng mendengernya.

Herya seminggu sekali menginap di sana, karena tidak bisa setiap hari, ia juga punya suami yang harus di urus. Jeje ikut dengan Herya anak itu benar-benar menurut.

Saat ini perempuan hamil itu sedang olahraga pagi di depan rumahnya bersama sang suami.

"Sayang," panggil Laura.

"Kenapa? Ada yang sakit hm?"

"Cape."

"Mau aku gendong?"

Laura membelalakan matanya. "Yang ada jatuh, bahaya. Badan aku udah segede gentong begini," balasnya.

"Ra, kamu tau gak sih?"

"Apaan?"

"Selama kamu hamil, badan kamu kan berisi yah, itu gemesin tau, pengen gigit pipinya terus," kekeh Hanzel.

"Kamu ngatain aku gemuk?"

"Berisi, bukan gemuk." Hanzel membenarkan.

"Sama aja."

"Beda dong, beda kata satu makna," usil Hanzel  lalu berlari. "Sini kejar dong."

"Yang ada anaknya brojol duluan."

Hanzel kembali mendekati Laura dan merangkul bahu perempuan itu. "Seminggu lagi event balap di mulai, kamu stay di rumah sama Mama yah."

"Iyah, aku nanti liat di live streaming aja."

"Doain aku semoga menang yah, biar bawa tropy lagi buat kamu," laki-laki itu menarik hidung sang istri.

"Tropy lagi buat aku?" Laura terheran.

"Iya kamu lupa kah? Dulukan aku dapet tropy sebelum pergi ke luar negeri dan tropy itu aku persembahkan buat kamu."

"Oh itu buat aku? Aku baru tau loh." Laura tersenyum canggung.

Di sepanjang perjalanan pulang mereka mengobrol, dan akhirnya sampai di rumah. Keduanya langsung masuk dan duduk di ruang keluarga.

"Kamu udah beli sayur?" Tanya Hanzel pada Laura yang sedang mengipasi dirinya   menggunakan kertas.

"Udah. Ada di kulkas."

"Aku yang masak yah."

"Aku aja."

"Please, aku yah yang masak," rengek Hanzel.

"Yaudah terserah deh. Tapi sini duduk dulu pengen peluk," manja Laura seraya merentangan tangannya.

"Uhh, manja nya," laki-laki itu mendekap Laura walaupun keduanya penuh dengan keringat.

"Sayang," panggil perempuan itu.

"Kenapa hm?"

"Banyak yang udah kita lakuin, mulai kita dari kecil, sekolah bareng, kuliah dalam waktu yang sama cuma bedanya kamu di luar aku di sini, kamu juga udah ngejar cita-cita kamu, its make me happy, i'm pround of you."

"Aku takut, takut terjadi apa-apa ketika nanti lahiran."

Hanzel mengeratkan pelukannya dan mengusap lembut punggung istrinya itu. "Gak usah takut yah, ada aku."

END UP [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang