28. END UP

12.3K 735 1
                                    

Selamat membaca .....











+62xxxx

Gue tau lo lagi di Bali
Gue juga lagi di Bali nih
Tengok kearah kanan lo

Laura menengok dan mengedarkan pandangannya.

Masih inget gue kan?

Setelah menemukkan siapa orang itu Laura tersenyum miring. "Mau main-main lo sama gue," gumamnya yang dapat di dengar oleh Hanzel.

"Kenapa?" Tanya Hanzel. Kemudian Laura menyodorkan ponselnya.

Hanzel mengeratkan giginya, tangannya mengepal kuat. "Nomor ini sama kayak yang semalemkan?"

Laura mengangguk. "Iya, kamu tau dia siapa?"

"Nggak."

"Tuh liat," tunjuk Laura pada dua orang yang sedari menatapnya.

"Felisia, Kavindra. Mereka ngapain disini?"

Laura mengangkat bahunya acuh. Sementara Eza, Cana dan Dava terkejut mendengar nama Kavindra.

"Apa lo bilang? Kavindra di sini," ucap Cana tak percaya.

"Hm." Hanzel menunjuk Felisia dan Kavindra menggunakan dagunya.

"Sialan!" Umpat Dava lalu laki-laki itu berdiri dari tempat duduknya.

"Anjir lo mau ngapain?" panik Cana, ia takut jika Dava melakukan hal-hal aneh.

Dava memberontak ketika Eza dan Cana menahan bahu dan badannya. "Awas anjir lepasin!"

"Lo mau ngapain?"

"Gue mau ke kamar mandi kebelet boker anjir," balas Dava kemudian berlari menuju kamar mandi terdekat.

Semuanya mendegus sebal, perhatian itu seketika  teralihkan pada Dava. Namun setelah mereka kembali melihat kearah Felisia dan Kavindra ternyata mereka sudah tidak ada.

Hanzel dan Laura saling bertatapan. "Jeje," ucap keduanya secara bersamaan.

Laura berjalan kepinggir pantai, sedangkan Hanzel sudah berlari lebih dulu. Jeje sedang bermain di pinggir pantai bersama dengan Ara.

"Jeje, Ara," teriak Laura seraya mengedarkan pandangannya. Kemudian Hanzel dan Laura melihat Jeje dan Ara yang sedang memberi ice cream bersama Felisia dan Kavindra.

Keduanya menghampiri mereka. Hanzel langsung menggendong Jeje yang sebelumnya di gendong oleh Kavindra. "Lo jangan sentuh anak gue!" Peringat Hanzel.

Kavindra mengangguk-anggukan kepalanya. "Oh jadi ini anak lo, kok bisa nikah baru beberapa bulan anaknya udah segede gini?" Balas Kavindra kemudian tersenyum seraya menyentuh pipi Jeje.

Hanzel langsung menghindar. "Gue bilang jangan sentuh anak gue!" Peringatnya sekali lagi.

"Sorry."

Kemudian Hanzel menatapa Felisia yang sedari tadi mengipas-ngipas wajahnya. "Kamu ngapain disini?"

"Saya mah ngikut dia," balas Felisia sambil menunjuk Kavindra.

"Bagaimana kamu bisa kenal dia?"

"Kepo sekali Bapak dokter ini." Felisia berjalan mendekati Hanzel lalu menyentuh bahu Hanzel. Lalu mendekatkan kepalanya pada telinga Hanzel. "Saya kesini mau ketemu bapak," suara lembut namun horor itu masuk ke telinga Hanzel.

"Heh!" Laura menarik rambut panjang Felisia hingga sang empu meringis.

"Sakit anjing!" Teriak Felisia.

END UP [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang