- A N D R O M E D A-
"Sering kali manusia itu salah paham dengan apa yang dilihatnya sendiri, padahal ia belum tahu tentang kebenaran yang sesungguhnya."
●-●-●-●
"Pa, Ma! Andro berangkat ya!"
"Eh, nggak sarapan dulu?" teriak mama Andro dari dapur.
"Nggak usah! Udah telat!" Andro berlari keluar dari rumah.
"Jangan lari-lari, nanti kamu kambuh lagi!" khawatir sang mama.
"Nggak! Andro mau bawa sepeda!"
- A N D R O M E D A -
Andro mengayuh sepedanya santai. Kabut pagi masih menyelimuti jalanan di pagi hari. Sejujurnya, perkataan Andro tentang kalau ia akan terlambat itu hanyalah sebuah alibi. Ia hanya ingin berangkat sendiri untuk hari ini.
Sampai di beberapa meter kemudian, ia melihat siluet seseorang yang ia kenal beberapa hari yang lalu. Ia segera mengayuh sepedanya dengan tempo yang lebih cepat.
"Dani," panggil Andro. Dani hanya bersikap acuh tak acuh. Dani membalas dengan dehaman malas. Toh, dia memang tidak peduli dengan Andro.
"Mau berangkat sekolah?" tanya Andro iseng.
"Nggak, mau ngelipat piring," ketus Dani. Andro hanya ber oh ria. Dani memutar bola matanya malas.
"Udah sarapan?" tanya Andro.
"Emang kenapa?"
"Nggak, cuma nanya. Gue bawa bekal, kalau lo mau, kita bisa bagi dua." Sebenarnya, percuma menawarkan itu kepada Dani, pasti Dani juga tak akan menerima, atau bahkan menolaknya mentah-mentah.
Dani mengangkat satu sudut bibirnya. "Makasih, tapi gue nggak butuh." Setelah itu, Dani mengayuh sepedanya dengan tempo cepat, meninggalkan Andro yang masih mengayuh sepedanya dengan santai. Andro berdecak sebal, lalu ia mengayuh sepedanya dengan tempo menjadi lebih cepat untuk mengejar Dani.
- A N D R O M E D A -
"Capek?" tanya Dani ketika mereka sudah sampai di parkiran sekolah. Andro terlihat masih mengatur nafasnya yang terengah-engah.
"Makannya, kalau nggak bisa tuh, nggak usah maksain, mana tadi ngajak balapan lagi," ucap Dani. Namun, Andro tak menggubris perkataan Dani. Ia memilih berlari meninggalkan Dani sendirian di parkiran.
"Kenapa tuh anak, jangan-jangan dia kenapa-kenapa lagi?" gumam Dani.
"Akh, tapi kenapa gue malah jadi peduli gini sama dia, paling-paling dia ngambek gara-gara kalah dari gue." Dani berdecak.
"Tapi kok gue jadi nggak tenang ya? Apa, gue susul aja dia?" monolog Dani lirih. Akhirnya setelah menimang-nimang, Dani memutuskan untuk menyusul Andro.
- A N D R O M E D A -
Andro berlari ke taman belakang sekolah. Ia segera mendudukkan dirinya di bangku. Taman masih sepi pagi ini. Dengan tergesa-gesa, Andro mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya, lalu ia mulai menyemprotkan cairan spray itu ke dalam tenggorokannya. Setelah itu, ia menyandarkan tubuhnya pada sandaran bangku. Matanya memejam, ia masih mengatur nafasnya.
Rasanya sudah lebih baik sekarang. Ini salah Andro juga, kenapa ia tadi memilih untuk menyusul Dani, padahal ia tahu, akhirnya akan seperti ini. "Kenapa lo?" tanya Dani yang saat ini sudah berdiri di depannya.
"Nggak perlu tau!" jawab Andro ketus. Ia lekas pergi dari tempat itu. Dani kembali berdecak kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Andromeda || AlSand
Fanfiction[Note: SEBELUM BACA, BUDAYAKAN VOTE TERLEBIH DAHULU!] Update hari: Sabtu-Minggu "Lo sahabat terbaik gue, untuk saat ini, besok, dan selamanya. Gue nggak akan ninggalin lo." "Gue pegang janji lo." --- "Lo lebih berhak bahagia di sini." "Gue nggak a...