Andromeda ●10●

71 18 1
                                    

- A N D R O M E D A -

Dua hari kemudian ....

Mereka sudah pulang dari perkemahan sejak kemarin lusa. Kemarin mereka diliburkan. Dan sekarang sudah masuk sekolah lagi.

Hari ini akan ada pertandingan basket antara kelas IX-B Bima Sakti dengan kelas IX-C. Anak-anak tentu sangat antusias dengan pertandingan ini. Andro pun juga. Pagi-pagi sekali ia sudah sampai di sekolah. Namun, Dani-nya belum datang. Anak itu datangnya tak menentu. Terkadang dia pagi-pagi buta sudah datang, kadang juga kalau bel kurang lima menit lagi berbunyi, anak itu baru datang.

"Nungguin siapa sih?" tanya Nova.

"Dani belum datang, ya?" tanya Andro. Nova sontak mengerutkan keningnya.

"Tumben nyariin Dani. Bukannya kalian itu kalau ketemu udah kaya Tom and Jerry, ya? Berantem mulu."

"Yeee.... salahnya gue nyari Dani apaan?"

"Ya.... sebenarnya nggak ada. Cuma, aneh aja gitu," jawab Nova, "ya udah kalau gitu. Gue masuk ke kelas, ya." Andro mengangguk.

Tak berselang lama kemudian, Dani pun datang dengan tas hitamnya. Pun Andro segera memanggil remaja satu itu.

"Dani."

Dani berbalik, menatap Andro yang di belakangnya.

"Gue tunggu di taman belakang sekolah, ya," ucap Andro.

Dani mengernyit. "Sekarang?"

"Iya."

- A N D R O M E D A -

Dani pun akhirnya menuruti ucapan Andro. Ia sudah berada di taman belakang sekolah. Ia mencari sosok Andro di sana. Itu dia! Andro telah menunggunya di salah satu bangku. Ia pun mengayunkan tungkai-nya untuk menyusul Andro.

"Kenapa?" tanya Dani kala ia sampai di bangku itu. Ia mendudukkan dirinya di samping Andro.

"Nih, buat lo." Andro menyodorkan sebuah kotak bekal di depan Dani. Dani lagi-lagi mengernyit.

"Apaan nih?" gumamnya.

"Udah, buka aja dulu," jawab Andro. Dani pun membuka kotak bekal itu.

"Ini buat gue?" tanya Dani. Andro mengangguk.

"Wuihh .... dalam rangka apa nih? Tumben ngasih beginian," celetuk Dani.

"Ya .... anggap aja sebagai rasa terima kasih gue, karena lo udah bantuin gue waktu gue pingsan beberapa hari lalu," jawab Andro. Dani manggut-manggut.

"Oke, makasih, ya. Kebetulan juga gue belum sarapan."

"Lo berangkat jam segini dan lo belum sarapan?" heran Andro.

"Iya karena gue bangun kesiangan. Makanya belum sempat sarapan tadi."

"Makanya, kalau malam jangan begadang! Pasang alarm, 'kan bisa."

"Nanti pas alarm-nya bunyi, gue paling bangun cuma buat matiin alarm-nya. Habis itu, gue tidur lagi."

"Sama aja kalau gitu," jeda Andro, "terus, itu apa? Kenapa dahi lo diplester begitu? Mana ada memar-nya juga." Andro menunjuk dahi Dani yang tertutup rambutnya. Dahi Dani diplester dan di sekitarnya juga ada memar. Refleks, Dani memegang dahinya.
                                         
"Eng .... nggak. Dahi gue nggak kenapa-kenapa, kok."

Andro mengernyit. "Kok?"

"Lo bilang 'kok' di akhir kalimat lo tadi."

"Terus kenapa?" tanya Dani.

Andromeda || AlSandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang