- A N D R O M E D A -
Andro terbangun di pagi hari. Ia memegangi kepalanya yang terasa sakit, tak hanya itu badannya rasanya mau remuk. Sebentar, kenapa dia sudah berganti pakaian? Dan, kenapa dia berada di brankar?
"Udah bangun, lo?" Suara Dani masuk menginterupsi rungu Andro. Ia hanya diam. Bertingkah seperti orang bodoh yang tak tahu arah. Ngomong-ngomong soal arah, bukannya kemarin malam dia masih ada di hutan?
"Bangun dulu, sarapan, sama minum obat." Dani meletakkan nampan yang berisi makanan, segelas air putih, dan beberapa obat-obatan.
"Hei, bangun dulu!" Andro pun bangkit dari tidurnya. Ia masih memegangi kepalanya yang sakit.
"Kepala lo masih sakit?" tanya Dani. Andro hanya mengangguk.
"Nih, makan dulu. Jangan lupa diminum obatnya."
"Yang bawa gue ke sini siapa? Perasaan, kemarin malam gue masih di hutan," ucap Andro.
"Udah, lo makan aja dulu. Nggak usah banyak tanya. Mau sembuh, nggak lo?" Andro tak mengerti dengan manusia yang ada di depannya saat ini. Tadi dia perhatian, sekarang dia kembali menjadi Dani yang menyebalkan.
Dani keluar dari dalam tenda pengobatan. Meninggalkan Andro yang mematung di sana dengan sejuta pertanyaan yang akan ia lontarkan nanti.
- A N D R O M E D A -
"Andromeda, yuhu ...." Teriakan heboh dari Nova membuat Andro yang sedang makan dengan tenang itu sedikit terkejut di tempat. Ia mendapati presensi Nova, Nia, Ariel, dan juga Aya yang masuk secara serempak.
"Lo bisa nggak, sih, sehari aja nggak teriak-teriak?" ucap Nia.
"Ya maaf."
"Andro, gimana keadaan lo? Udah baikan?" tanya Ariel.
"Udah, sih. Cuma .... kepala sama kaki gue masih sakit."
"Ya udah. Lanjutin makannya. Jangan lupa diminum obatnya." Andro mengangguk mendengar titah Nova yang cenderung tidak bisa diganggu, digugat, ataupun diganggu-gugat.
"Yang bawa gue ke sini siapa?" tanya Andro di sela-sela acara sarapannya.
"Si Dani," jawab Nova sambil memainkan ponselnya. Dan, Andro yang sedang minum pun sontak tersedak. Sedangkan yang lainnya pun terkejut.
"Astaga, lo kenapa sih? Kalau minum pelan-pelan aja!" Nia mengusap punggung Andro yang masih terbatuk-batuk.
"Dani?" tanya Andro tak percaya. Nova dan yang lainnya pun mengangguk. "Kok ...."
"Ya, gue juga nggak tahu. Pokoknya kemarin malam lo itu hilang di hutan, habis itu lo balik ke sini itu udah digendong sama Dani," jawab Nova sekenanya.
"Iya. Kemarin malam lo pulang udah pingsan, lemes, pucat. Mana kaki lo memar, dahi lo lecet. Bisa-bisanya. Lo kemarin hilang ke mana?"
"Gue .... kemarin lagi nali sepatu. Terus, waktu gue udah selesai, lo semua malah udah pergi. Gue sendirian di hutan," ucap Andro.
"Gue udah takut setengah mati. Mana waktu itu anginnya lumayan kencang lagi, ditambah suara burung hantu, 'kan kesannya jadi horor gitu. Gue langsung lari lah, habis itu gue malah kesandung sama akar pohon yang gede. Kepala gue kebentur batu, kaki gue terkilir. Di sana juga dingin banget. Gue udah nggak bisa ngapa-ngapain lagi, pasrah gue. Yang bisa gue lakuin cuma berdoa, sambil sandaran di pohon," sambungnya.
"Jadi, lo emang beneran nggak tahu, kalau yang bawa lo ke sini itu, Dani?" tanya Ariel.
"Ya kalau gue tahu, gue pasti nggak bakal nanya, Riel."
KAMU SEDANG MEMBACA
Andromeda || AlSand
Fanfiction[Note: SEBELUM BACA, BUDAYAKAN VOTE TERLEBIH DAHULU!] Update hari: Sabtu-Minggu "Lo sahabat terbaik gue, untuk saat ini, besok, dan selamanya. Gue nggak akan ninggalin lo." "Gue pegang janji lo." --- "Lo lebih berhak bahagia di sini." "Gue nggak a...