Andromeda ●11●

65 22 18
                                    

- A N D R O M E D A -

Andro melangkahkan tungkai-nya, menyusuri koridor sekolah. Kabut pagi masih menutupi area sekolah saat ini. Sang surya pun masih enggan menampakkan sinarnya. Namun, sekolah sudah ramai saat ini. Entah karena muridnya yang terlalu rajin karena pagi-pagi sudah datang. Atau mungkin memang karena kabut pagi yang menyelimuti membuat suasana menjadi seperti masih sekitar jam enam. Padahal waktu sekarang sudah menunjuk ke jam setengah tujuh tepat.

Namun, hari ini seperti ada yang aneh. Ketika Andro menjejakkan kakinya di ruang kelas IX-B, seluruh mata memandang kepadanya. Beberapa dari mereka ada yang meliriknya aneh, lalu berbisik-bisik. Andro pun heran sendiri.

Ada apa ini, pikirnya.

Ketika ia mendudukkan dirinya di bangkunya, Andro dikejutkan oleh Ariel, Nia, dan Nova yang menatapnya sinis. "Kalian kenapa?" cicitnya pelan.

"Andromeda, ikut kita sekarang," Nova menjawab.

Andro mengernyitkan dahinya. "K-kemana?"

"Taman belakang sekolah. Sekarang," putus Nova.

"Emang kenapa, sih?"

"Udah .... ikut aja."

- A N D R O M E D A -

Akhirnya, Andro dan kawan-kawannya berakhir di sini. Di taman belakang sekolah yang sangat sepi. Karena murid-murid belum ada yang datang ke sini.

"Kita mau ngomong sama lo." Nova melipat kedua tangannya di depan dada.

"Ngomong apaan?" bingung Andro.

"Apa bener yang diomongin sama anak-anak itu benar?"

"Soal apa?" heran Andro.

"Gosip, kalau lo itu pemakai."

Dan seketika itu pula Andro seperti merasa dihempaskan. Badannya menegang seketika. Tangannya mengepal kuat. Kalau sudah seperti ini, hanya ada satu hal yang terlintas di pikirannya. Kejora. Ya, anak itu memang benar-benar sudah sinting, sampai-sampai ia menyebarkan gosip yang tidak benar tentang dirinya.

Jadi, sejak tadi gue lewat, dan anak-anak pada nge-lirik gue sambil bisik-bisik itu karena mereka lagi gosipin gue? Kejora. Kurang ajar itu anak! batin Andro.

Namun, di tengah pikirannya yang kalut, ia kembali tersadar dengan situasinya saat ini. Ia menarik napas panjang. Lalu mulai menjelaskan baik-baik.

"Gue bukan pemakai," jawabnya pelan, "yang kalian denger tadi, itu cuma salah paham. Atau lebih tepatnya fitnah, karena gue nggak pernah sekalipun sentuh benda terlarang seperti itu."

"Gue punya kelainan renal agenesis. Yaitu, suatu keadaan di mana gue atau sang pengidap terlahir dengan satu ginjal. Nggak cuma itu, gue juga punya gagal ginjal stadium tiga sejak kecil. Jadi kalian salah paham. Obat yang dimaksud Kejora itu bukan obat terlarang. Melainkan obat untuk meringankan gagal ginjal gue. Kalau lo nggak percaya, gue bisa menunjukkan buktinya. Gue punya catatan resep dokter, dan itu gue bawa. Lo mau lihat?"

Andro mengeluarkan sebuah kertas dengan coretan di atasnya dari dalam saku rok-nya. Lalu, ia memberikannya kepada Nova.

"Itu asli. Di sana ada keterangan kapan gue terakhir kali chek-up dan kapan gue beli obat itu. Di sana juga ada tanda tangan dari dokternya langsung. So, gue nggak bohong, 'kan?" ucap Andro lagi. Sedangkan Nova dan yang lainnya masih membaca tulisan demi tulisan yang ditorehkan pada kertas itu.

"Terus, kenapa lo bisa digosipin jadi pemakai?"

"Entahlah. Pemikiran Kejora terlalu negatif. Lo semua tahu sendiri, 'kan dia itu nggak suka sama gue. Jadi .... ya dia bakal melakukan apapun buat balas mencelakakan gue," jawab Andro.

Andromeda || AlSandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang