Andromeda ●9●

58 17 1
                                    

- A N D R O M E D A -

"Semuanya langsung ganti baju, habis itu masuk tenda, langsung tidur, ya!" Juna mengomando agar seluruh anak-anak pramuka segera beristirahat. Mereka baru selesai melaksanakan kegiatan api unggun.

Seluruh anak-anak pun menuruti perintahnya. Lagi pula mana ada yang mau melawan modelan macam Juna seperti itu. Seluruh anak-anak saat ini sudah berada di dalam tenda. Namun, di antara mereka masih ada yang bercanda. Kelompok Andro contohnya.

"Eh, gue serius. Lo jadi kayak Mbak Kun," celetuk Nia sambil memegangi perutnya. Dan itu berhasil membuahkan satu jitakkan di kepalanya.

"Mbak Kun mata lo itu!" geram Nova. Mana terima dia dikatai mirip hantu yang terkenal itu; Kuntilanak.

"Heh, mirip weh .... coba rambut lo, lo gerai lagi, habis itu ngaca. Pasti mirip Mbak Kun."

"Nia!" Nova hendak memukul Nia dengan tas ransel kecilnya. Namun, sebelum hal itu terjadi, suara yang menggelegar menghancurkan candaan mereka.

"Kalau kalian nggak tidur, atau nggak bisa tidur, kalian saya suruh push up 50 kali. Biar kalian kecapekan habis itu kalian bisa tidur," seru Juna yang sedang berpatroli di sekeliling tenda anak-anak. Dan seketika itu pula, keadaan tenda anak-anak menjadi sunyi.

"Tidur, ya, Dik," ucap Juna sambil mengecek keadaan tenda satu-persatu.

- A N D R O M E D A -

"Oke, jadi pagi ini kita akan melakukan bakti sosial. Kita akan membagikan beberapa sembako untuk warga sekitar bumi perkemahan. Semuanya mengerti?"

"Mengerti, Kak!" Juna mengangguk.

"Baiklah, sebelum mulai, mari kita berdoa sesuai keyakinan masing-masing." Acara berdoa pun dimulai. Setelah itu, para anak-anak pramuka langsung membagikan sembako untuk warga sekitar bumi perkemahan. Tak hanya mereka saja, beberapa dewan pramuka dan beberapa guru pun turut turun tangan untuk membagikan sembako itu.

- A N D R O M E D A -

"Lo bisa, nggak?" Di tengah perjalanan, Andro bertanya kepada Dani yang berada di belakangnya sambil mengangkat beberapa sembako.

"Bisa. Udah, lo tenang aja," sahut Dani.

"Beneran? Nggak mau gue bantuin?" tawar Andro.

"Nggak usah. Badan kayak lidi begitu berlagak mau bantuin gue."

Andro memicing. "Ngomong apa lo tadi?"

"Udah, buruan jalan! Berat, nih," decak Dani.

"Tuh, tadi katanya bisa. Sini, gue bantuin." Baru saja Andro akan mengambil alih kardus yang berisi beberapa sembako itu, Dani sudah memalingkan tubuhnya.

"Udah gue bilang, nggak usah, ya nggak usah!"

Andro berdecak. "Ya udah! Terserah lo! Tapi kalau tangan lo nanti kebas, bukan salah gue." Ucapan Andro itu hanya ditanggapi oleh Dani dengan dehaman.

- A N D R O M E D A -

Sekarang sudah pukul 16:30. Anak-anak sedang mengantre untuk giliran mandi. Namun, tidak dengan Andro. Remaja lima belas tahun itu masih asyik melamun di bebatuan sungai sambil memandangi area persawahan yang tak jauh dari bumi perkemahan.

Dani yang tak sengaja lewat di sana pun seketika terbesit niat jahil di benaknya. Dengan langkah hati-hati, ia turun ke sungai, lalu menghentakkan kakinya, sehingga tercipta percikan air. Dan hal itu pula yang bisa membuat Andro seketika terkesiap.

Andromeda || AlSandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang