10. Tiket

601 73 2
                                    


Belakangan ini semua member Bangtan sedang sangat sibuk, begitu sibuknya hingga membuat pikiran semua orang menjadi kacau. Sibuk mempersiapkan konser offline yang akan digelar sebentar lagi. Sibuk dengan kegiatan individu masing-masing anggota. Dan sibuk dengan lagu baru untuk comeback mereka yang....ssssttttt— masih dirahasiakan kapan waktu datangnya.

Dan Yoongi begitu sangat merasa bersalah pada kekasihnya. Dirinya sudah empat kali melewatkan jadwal kencan pribadi yang memang sudah sejak awal hubungan mereka selalu dilakukan. Yah, Yoongi merasa sangat tidak enak soal itu. Meskipun barang sekali sang kekasih tak pernah memprotesnya.

Kim Taehyung. Ini memang aneh, Yoongi seorang pria, tetapi dia menjalin hubungan dengan Kim Taehyung yang juga sesama pria. Rekan satu grubnya, sekaligus rekan daerah asal yang sama. Hubungan mereka memang terlalu klise. Hampir tak terlihat. Begitu sangat kasual tapi nyata. Tanpa seorangpun yang tahu, selain mereka berdua. Tak sekalipun member yang lainnya. Mereka begitu terbuka, namun rahasia.

"Hyung, kamu memberikan tiket pameran untukku?" Suara antusiasme Taehyung adalah hal pertama yang Yoongi dengar, ketika dia pertama kali menginjakkan kaki di dalam kamarnya.

Taehyung sudah berada di sana, dengan celana piyama motif polkadot, serta kaos oversize berwarna putih busuk. Entah, style anak itu memang terkadang suka berada diluar nalar.

"Heum, kamu suka?" Yoongi melepaskan jaketnya, ketika dia melihat kepala si bocah Daegu itu naik turun pertanda angguk antusias.

"Tapi kenapa hanya satu?" Pertanyaan Taehyung sebenarnya sudah diantisipasi oleh Yoongi sebelumnya, namun dia tetap saja merasa bingung untuk menjelaskannya.

"Iya. Maaf, karena aku tidak bisa pergi bersamamu." Yoongi hembuskan nafas.

"Aku punya pekerjaan yang harus kuselesaikan. Tapi aku juga berfikir bahwa kamu butuh refreshing, tapi aku tidak bisa ikut pergi bersamamu. Aku harap kamu bisa bersenang-senang di sana. Kamu suka pameran seni 'kan?"

Taehyung mengangguk pelan.

Memang benar, dia sangat menyukai pameran seni. Selain Namjoon, memang Taehyung adalah sosok yang penuh dengan jiwa seni yang tinggi. Akan tetapi, untuk apa melihat pameran seni jika dia harus pergi sendiri?

Dia sudah membayangkan bahwa dia akan bisa datang bersama dengan sang hyung. Dan membagi segala hal indah mengenai penciptaan seni dari para maestro dunia. Tapi agaknya keinginan Taehyung itu hanya akan dia simpan sendiri dalam angan-angan.

"Kamu tidak suka?" Ucapan Yoongi barusan membuyarkan lamunan Taehyung. Secepat mungkin pria yang lebih muda menggeleng.

"Tidak, aku suka kok. Sangat suka. Terimakasih, hyung."

Yoongi tersenyum, lalu membuka kedua tangan. Dan seperti ada magnet tak kasat mata, bocah yang lebih tinggi segera mendekat. Memeluk tubuh sang hyung kesayangan dengan sangat erat.

"Aku merindukanmu, Tae."

Taehyung tersenyum, Yoongi belakangan ini sangat sibuk sekali. Dan Taehyung bersyukur, bahwa orang ini masih menyempatkan diri untuk pulang sesekali.

"Aku juga rindu. Rindu sekali." Taehyung hirup pundak Yoongi dalam-dalam. Begitu suka sekali dia dengan aroma Yoongi hyung. Sangat maskulin, tapi manis.

"Mau tidur di sini malam ini?" Yoongi menjauhkan tubuhnya, dan memegang kedua sisi bahu Taehyung. Sementara kedua tangan Taehyung dia simpan di pinggang sang kesayangan.

"Boleh?" Balasnya polos.

"Tentu saja, bukankah aku yang menawari?" Dan senyuman cerah segera muncul di bibir Taehyung.

Yah, mungkin malam ini mereka memang perlu menghabiskan waktu bersama. Saling berbagi cerita, berbagi pelukan, berbagi ciuman. Dan juga berbagi... Kehangatan mungkin? Ah, musim gugur kali mungkin akan berubah menjadi panas.





















—Status ; Complete—

[BIN]
Sabtu, 23 Oktober 2021

Terasa menggantung.

Silently ; TaegiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang