TCOI 11 : Arya Terluka

43 35 0
                                    

"Mama, Zair berangkat!" teriak Khanzair setelah bus sekolah berhenti di depan rumahnya, gadis itu berlari kecil menghampiri bus tersebut setelah selesai memakai sepatu.

 
"Zair! Bekal kamu ketinggalan!" teriak Mama Khanzair dengan kotak makan hijau di tangannya, namun, bus itu telah melaju pergi.

 Bersamaan dengan itu Mama Khanzair melihat Fedrick hendak berangkat sekolah dengan motor sport birunya.

 "Fedrick, tante boleh minta tolong?" tanya Mama Khanzair.

 
FEDRICK'S POV

 Setelah keluar dari game MMORPG itu, aku mengercapkan mata saat sinar matahari menyapa wajahku, aku melirik jam yang terpasang didinding, sudah pukul 06.00.

Buru-buru aku mengambil handuk yang tergantung di belakang lemari, lalu bergegas membersihkan diri serta mengganti pakaian dengan seragam putih abu-abu, tak lupa pin nama dan ban lengan english class.

 Setelah semua sudah siap, aku turun untuk memeriksa Evandaru, ternyata dia sudah berangkat terlebih dahulu, tanpa sarapan terlebih dahulu aku langsung mengambil kunci motor.

Begitu hendak menaiki motor, tiba-tiba Tante Ratna menghampiriku dengan kotak makan hijau ditangannya.

 "Tante Ratna, ada apa?" tanyaku mengurungkan niat menghidupkan mesin dan mendekat kearah Tante Ratna, kebetulan rumahku dan Khanzair hanya berbatas tembok yang setinggi perutku saja.

"Ini, Khanzair lupa bawa bekalnya, jadi tante mau minta tolong bawain buat dia ya, tante takut kalau Zair sakit," ucap Tante Ratna penuh harap.

 Aku merenung sejenak, mengingat hubunganku yang sudah retak dengan gadis itu, melihat tatapan cemas Tante Ratna membuat ku tak tega. Lagipula jika Khanzair telat makan, gadis itu akan sakit berhari-hari.

 "Boleh tante, nanti Fedrick kasih ke Zair," putusku lalu menerima kotak bekal setelah itu menaruhnya didalam tas.

 "Makasih Fedrick," ucap Tante Ratna yang langsung ku angguki

 Setelah urusan selesai, aku kembali menghidupkan mesin kemudian memacu motor meninggalkan pekarangan rumah dengan kecepatan penuh, otakku terus berpikir mengenai Khanzair.

 'Lo itu monster!'

 
Kata-kata itu terus memutari otakku, tak mungkin Khanzair akan menerimaku setelah kejadian dua tahun lalu serta di sekolah aku kerap membully nya. Benar-benar kepalaku hampir pecah.

 Sesampainya di sekolah, Aku memarkirkan motor setelah itu bergegas menuju kelas, kebetulan diriku dan Khanzair satu kelas.

 "Zair mana?" tanyaku pada Revaldo, anak yang duduk di sebelah Khanzair.

"Lagi di taman, katanya mau belajar buat ulangan nanti," jawab Revaldo yang tak melepaskan pandangan dari buku Matematika.

Aku mendecak dan kembali bergegas menuju taman, padahal bel masuk akan berbunyi lima menit lagi, aku tak memperdulikan sorotan mata menatap heran disepanjang lorong malah aku mempercepat lari hingga akhirnya sampai di taman.

 Itu dia! Gadis dengan kucir kuda yang sudah membuatku hampir gila akhir-akhir ini, tiba-tiba langkahku berhenti saat suara yang tak asing terdengar.

 
"Kalo guild lo menang, gue bakal bongkar satu rahasia kalo guild gue menang, lo harus masuk ke Dark Rose,"

 Evandaru Guvenom. Tentu aku hafal dengan suara adikku sendiri.

 Aku heran kenapa Evan menawarkan hal seperti itu, tanganku mengepal kuat, Aku tidak membenci Khanzair, Aku hanya ingin gadis itu ada digenggamanku agar mampu melindunginya.

The Cronicles Of InotiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang