Kini anggota Dark Danger berdiri tepat dihadapan portal balai kota, anggota yang mulanya hanya sedikit kini bertambah lima orang lagi yaitu, Rynsama, Kamito, Beay, Blackkuma dan Blackswan.Se—cercah cahaya muncul setiap mereka teleportasi dari tempat satu ke tempat lainnya. Samar-samar terlihat seorang wanita cantik dengan gaun hijau lengan panjang serta gelang emas di kedua lengannya, wanita itu berdiri tepat didepan mereka.
"Dewi Pino," ucap Xiao Yui yang kagum karna seorang dewi tidak menunjukkan diri kepada sembarang orang, suatu keberuntungan mereka bisa bertemu.
"Kalian sudah datang rupanya," ucap Dewi Pino, mata pyrite—nya memandang tajam satu per satu anggota, para anggota Dark Danger gugup dibuatnya.
Chazdhiz memberi hormat dengan cara membungkukkan sedikit badannya diikuti seluruh anggota guildnya.
"Kami siap menerima quest!" ucap Xhuan tegas, ia melangkah mendekati Dewi Pino lalu menyerahkan dupa pemurnian.
Dewi Pino menerima pemberian Xhuan, dia menunjukkan sebuah hologram besar sehingga semua anggota bisa melihatnya."Kalian merupakan salah satu guild yang beruntung menerima quest ini, sebelum kalian mendapatkannya, aku akan menjelaskan sesuatu," jelas Dewi Pino lalu menunjukkan gambar empat tahta.
"Keempat tahta itu adalah bangku dari para dewa tertinggi dunia ini. Dewa Zeus, pemegang Ouranus atau raja dari para dewa, Dewa Poseidon, pemimpin atlantis, Dewa haedes penguasa dunia bawah atau yang sering dikenal sebagai kosmos, dan Dewi Athena, pengusa kota Santuary yang merupakan perbatasan antara tangga menuju dunia malaikat. Akhir - akhir ini ada kejadian aneh di sebuah kota bernama Malaikat Pitom ..." Dewi Pino berjalan mendekati anggota Dark Danger.
"...kota itu adalah kota yang paling dekat dengan perbatasan antara dunia malaikat dan demon. Hayden, salah satu utusan dari dunia bawah datang padaku untuk meminta bantuan, karena kalian tahu sendiri dengan adanya keributan perbatasan devildom, kota para demon akan hancur, dan bisa saja itu akan membawa masalah baru," lanjut Dewi Pino.
Xhuan menatap Chazdhiz dan anggotanya bergantian, kesempatan untuk mundur dari misi ini hampir tidak ada, menyerah juga tak ada gunanya sekarang.
"Masalah seperti ini sudah beberapa kali terjadi dan guild tertinggi pun pulang tanpa hasil, apa kalian benar-benar yakin?" tanya Dewi Pino memastikan bahwa Guild itu memang sungguh-sungguh.
"Tidak ada kata menyerah dalam pilar kami, mau itu sesulit apa pun akan kami hadapi dengan sepenuh hati," jawab Xhuan, disusul anggukan tegas dari anggotanya.
"Baiklah, sekarang misi pertama kalian adalah menyelamatkan kota Malaikat Pitom dari kristal jahat yang sudah menggerogoti jiwa para penduduk di sana, tingkah mereka semakin aneh setiap harinya dan bisa saja wabah ini menyebar ke tempat lain, segera cari penawar dan hancurkan kristal hitam itu," jelas Pino lalu mematikan hologramnya.
Hologram Xhuan muncul.
Quest Selamatkan kota Malaikat Pitom telah diterima.
Setelah mendapat penjelasan, mereka mengangguk patuh lalu bergegas pergi ke kota Malaikat Pitom, kemudian sesampainya dikota Silvain membuka hologram peta untuk mencari letak kota yang akan mereka tuju. Kotanya ada di pertengahan peta, dan berjarak 2 kota dari tempat mereka sekarang.
"Jauh juga," gumam Hypermint, mengintip dari belakang.
"Bisa bengkak kalo jalan segitu jauhnya," sambung Rynsama, lalu dia menjentikkan jarinya seperti mendapatkan sebuah ide, "Kita pakai point teleportasi aja," sarannya, tapi sepertinya anggota yang lain terlihat ragu dan tidak setuju, pasalnya point teleportasi sangat sulit didapat dan tidak bisa dibeli dengan apa pun.
Sebagai leader Xhuan juga sama pusingnya dengan mereka, "Kita ambil jalan pintas aja, lihat nih, di arah utara kota ada tebing yang langsung mengarah ke kota Malaikat Pitom," ucap Xhuan memberikan saran.
Itu berarti mereka harus melewati hutan Kiteniya, singkatan dari hutan Dikite Rasteniya, tempat di mana tanaman liar dan beracun juga merupakan tempat leveling sebagian player.
"Bisa juga. Lagian, kita masih ada di level bawah quest," tambah Chazdhiz, tapi sepertinya Rynsama kurang menyukainya meski begitu, gadis berkepang satu itu menunjukkan senyum ramahnya.
"Nyusahin orang aja sih," gerutu blackswan.
Setelah istirahat sebentar mereka berjalan menyusuri hutan yang hampir tak terlihat ujungnya karena mirip seperti labirin.
"Hati- hati tanaman di sini bisa membuat kalian keracunan jika disentuh," peringat Qibul yang mulai mengambil buku mantranya.
"Kalau begitu, Qibul dan Beay bersiaplah, terus waspada. Aku dan yang lainnya akan berusaha agar para penyihir tidak terkena racun," perintah Chazdhiz, dia dan Blackkuma yang merupakan job tank berjalan di barisan depan dengan tangan kiri memegang perisai, sedangkan tangan kanan memegang pedang.
"Perhatikan langkah kalian, misi kali ini bukanlah misi yang sepele," peringat Xhuan untuk kesekian kalinya.
Tiba-tiba Rynsama berjalan mendahului, baginya keselamatan dirinya adalah hal yang paling utama, dilihat dari cara jalannya, Rynsama sudah berada sedikit jauh dari anggota guild, ia sama sekali tak memikirkan peringatan para tetua.
"Ryn! Udah gue bilang hati-hati!” teriak Xhuan, akan tetapi sepertinya gadis itu menulikan pendengarannya yang membuat sang leader menghela nafas kasar.
"Ck, seharusnya kita lari saja supaya cepat bebas dari... " Belum sempat Rynsama menyelesaikan ucapannya sebuah jamur tiba-tiba menyerangnya dan membuat pedangnya terlempar cukup jauh dari tempatnya berdiri.
"Awas! " teriak Xiao Yui saat jamur itu hendak menyerang lagi.
"Nggak sempat," kata Khanzair yang hendak menggapai Rynsama,
Namun sebuah kilatan petir muncul dan menewaskan jamur beracun disekitar mereka. Dengan sigap Khanzair dan Blackkuma menarik Rynsama agar tidak terkena serangan petir itu.
"Untung saja," Kata Xiao Yui, dia menghembuskan nafas lega.
"Kenapa kalian ini? Aku bisa mengalahkan monster itu sendiri," gerutu Rynsama kesal.
Xiao Yui melipat kedua tangannya didepan dada lalu dia menaikkan dagu, "Begitu? Kamu mau mengalahkannya sendiri? Bagaimana kamu bisa mengalahkan monster yang ukurannya lebih besar dari tubuhmu dengan tangan kosong?"
"Sudah-sudah jangan berdebat lagi," lerai Beal.
"Tadi itu apa? " tanya Xhuan sambil melihat sekeliling dengan tatapan waspada.
"Sedang apa kalian disini? "
Suara bariton membuat anggota Dark Danger terlonjak kaget dan refleks menoleh kebelakang, seorang pria dengan tudung hitam serta tanda petir di beberapa bagian tubuhnya menghampiri mereka, Xiao Yui bersembunyi dibalik tubuh Khanzair karna takut dengan orang itu.
"Maaf tuan, kami sedang menjalankan misi menuju kota Malaikat Pitom," ucap Chazdhiz.
"Begitu rupanya, aku bisa membantu kalian kesana," jawab orang itu.
"Terima kasih banyak," ucap Khanzair lalu membungkukkan badan.
Xhuan memperhatikan pria itu, dia merasa ada hal aneh dan juga mencurigakan, ia hendak mengadu pada Chazdhiz tapi cowok itu sudah berjalan duluan bersama dengan pria berjubah itu.
Xhuan menghela nafas lalu mengikuti langkah para anggotanya menuju kota Malaikat Pitom, baginya yang penting sekarang adalah misi ini, akan sangat mengacau jika dia sudah mencurigai orang yang membantunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cronicles Of Inotia
Fantasía[KOLABORASI ANTARA KHANZAIR DAN XHUAN] Ini kisah tentang perjuangan Khanzair mencari kakaknya yang hilang dan guild Dark Danger dalam mencapai peringkat pertama serta perjalanan misi mereka yang penuh rintangan.