TCOI 19 : kegagalan

28 28 0
                                    

Tangan mungil Minie terkepal, ia menunjuk Fedrick dengan kemarahan, "Khanzair memang bukan majikan baik tapi dia tetap majikanku! Kembalikan!"

Bukannya takut Fedrick malah tertawa lepas, "Umm...maafin gue, gue cukup terkesan kalian bisa membobol keamanan Dark Rose." Fedrick menjeda ucapannya, "Hiasan telinga untuk Khanzair hampir selesai, jadi gue nggak bakal serahin dia ke Dark Danger."

"Kami memang tak tau apa motif lo mengambil Khanzair, sejak pertama kalian bertemu waktu itu, Khanzair memancarkan aura kebencian yang kuat. Jika jiwa Zair kembali bakal gue pastikan dia kembali ke Dark Danger." Qibul tak mau memperburuk suasana, dia menyuruh anggota kembali walau tanpa hasil, sudah cukup mereka melanggar privasi guild lain.

"Camkan itu diotakmu!" geram Nekozan sebelum masuk kedalam portal.

Setelah portal tertutup Fedrick memukul dinding guild hingga menimbulkan retakan.

"Gue nggak menyanggah ucapan mereka, jika leader Dark Danger berhasil dan jiwa Khanzair kembali, dia pasti akan kembali ke guild itu tak peduli seberapa keras aku memaksanya tinggal," ucap Fedrick frustasi.

"Jika dirimu sudah tau kenapa kau tak mengembalikan beban itu ke Dark Danger?" cibir Viona seolah-olah merendahkan Khanzair.

"Aku sedang melakukan penebusan dosa, kau tau itu, Viona!"

"Dengan adanya Khanzair di guild ini tidak bisa mengembalikan Lord!"

"Jangan memancing emosiku, gadis sialan!" Fedrick meninggalkan Viona yang mematung karna mendapat gertakan dari atasannya

             ——TCOI——

Pintu kastil itu terbuka, pintu itu menjulang tinggi dan menampakkan lorong yang gelap gulita. Sama seperti ruangan-ruangan sebelumnya. Penjaga gerbang itu memberikan satu lentera kecil untuk mereka.

Mereka berjalan memasuki kastil yang gelap, dibandingkan tempat-tempat di Kosmos, kastil ini jauh lebih hangat dan memiliki aura yang sangat positif, namun keadaan itu jadi tak terasa karena tempat ini sangat gelap dan hampir tak memiliki cahaya sedikit pun.

"Lewat sini, " ujar sang penjaga sambil membuka sebuah pintu didepan—nya.

Saat pintu itu terbuka, tidak terlihat apapun hanya ruang yang gelap gulita dan sangat luas terbentang di depan mereka. Chazdhiz masuk terlebih dahulu untuk memeriksa jalan, disusul dengan yang lain dibelakangnya.

"Ini adalah ujian kedua kalian. " Penjaga itu menutup pintu dan mnjentikkan jarinya, seketika ruangan menjadi terang dengan pencahayaan disekeliling ruangan itu.

Semua kaget saat mendapati seseorang yang bertubuh besar dengan kapak ditangannya. Tubuhnya sangat besar hingga kepalanya hampir menyentuh langit-langit ruangan itu.

"Dia adalah salah satu monster yang menjaga tuan Heades, tugas kalian adalah menyerangnya, dan pastikan skill harus mengenai tubuh monster tersebut," kata penjaga itu memberi penjelasan.

Semua tercengang, dengan badan sebesar ini sulit untuk mengenai—nya. Bahkan badan mereka hanya setinggi kakinya.
Sebuah tirai terbuka disebelah mereka, menampakkan berbagai macam senjata,
"Kalian boleh memilih salah satu senjata yang akan digunakan, ingat luka yang disebabkan disini tidak akan bisa kalian rasakan, tapi akan terasa saat kalian kembali itu pun jika kalian bisa. Bila kalian gagal mengenainya dalam tiga puluh menit, kalian akan menerima hukuman."

Mereka memindai satu per satu senjata yang ada disana. Chazdhiz maju terlebih dahulu dan mengambil perisai serta pedang, Xhuan mengambil pedang yang sangat besar atau sering disebut pedang raya, Hypermint mengambil busur dan anak panah, sedangkan Silvain mengambil buku mantra.

"Gimana caranya kita mengenai monster buruk rupa itu, setinggi ini nggak mungkin bisa kena kan? " cibir Silvain berbisik sembari membandingkan tubuh mereka dengan kaki monster itu.

"Harusnya dengan tubuh sebesar ini gerakannya akan lamban, " kata Xhuan memindai monster itu.

"Tapi tak menuntut kemungkinan akan sulit untuk mengenai dia, jika dia bisa membaca gerakan kita, kita harus ingat bahwa dia itu penjaga Dewa Heades," peringat Chazdhiz.

"Kuharap tidak demikian, " keluh Hypermint.

Mereka berjalan sembari membuat formasi, chazdhiz berdiri paling depan, Xhuan berdiri di belakangnya, sedangkan Silvain dan Hypermint berdiri dibelakang Xhuan, sebelah kiri dan kanan.

"Bangunkan zamrud!" teriak penjaga, dan seketika monster itu tersadar, sorot matanya langsung fokus menatap musuh yang ada dihadapannya.

"Gue punya firasat buruk, " bisik Xhuan dibelakang chazdhiz.

Laki-laki itu terus melihat kedepan, berusaha fokus, "kita harus menang. Misi ini bukan hanya menyangkut nyawa kita tapi juga nyawa Zair."

Raksasa itu mengangkat kapaknya dan mulai menyerang. Chazdhiz dengan sigap berusaha menahan serangan dan mengambil aggro monster itu, Xhuan dengan cepat berlari mencari celah untuk menyerang. Tapi seperti ada pelindung yang menghalangi sekujur tubuhnya.

Hypermint berlari ke sisi kiri ruangan dan melancarkan serangan beruntung ke udara  Sedangkan Silvain merapalkan mantra untuk memulihkan yang lainnya. Walaupun ia tak semahir Qibul tapi Silvain mampu menggunakan job mage.

Kapak itu teralih bergantian kearah chazdhiz dan Xhuan yang berada di barisan paling depan. Sedangkan Hypermint kembali melancarkan serangan diudara dan menghujani monster itu dengan panah. Pertempuran berjalan sangat lama hingga mereka tak sadar ada 3 pasang mata yang sedang menyaksikan pertempuran mereka.

Chazdhiz merapal mantra untuk membuat perisai pelindung untuk mereka berempat. Xhuan berlari dan merapal mantra, seketika tangannya penuh dengan aura kegelapan dan ada sebuah rantai di tangannya. Dia memutar rantai dan mengenai raksasa itu hingga terpelanting.

"Ayo cepat! " teriak chazdhiz, dia sambil mengamati jam yang hanya tersisa lima menit.

Lagi dan lagi, mulut Xhuan tak berhenti merapal mantra diujung pedangnya dan langsung melesat cepat kearah monster tersebut, Hypermint dan Silvain juga melancarkan serangan beruntun di waktu yang sama.

Tapi tanpa mereka duga, monster itu bangkit dengan cepat. Kapaknya mengenai Xhuan dan Hypermint hingga terpelanting, badan mereka mengenai dinding dengan sangat kencang, bisa dirasakan dari suaranya saja.

Chazdhiz yang terkejut berusaha untuk menarik aggro monster itu agar tak bergerak kearah yang lainnya. Kemampuannya masih belum cukup untuk menarik aggro dengan sempurna pada monster dewa.

Silvain berjalan cepat kearah keduanya, ia membuka lembaran buku mantra kemudian merapal mantra pemulihan.

Waktu tersisa beberapa detik, Hypermint bangkit dan buru-buru mencari busurnya yang sempat terlempar, sementara Xhuan mengangkat pedangnya lalu kembali menyerang, belum sampai ia menyabitkan pedangnya sebuah bel berbunyi sangat kencang membuat member dark danger menghentikan semua aktivitas yang ada.

"Waktu selesai. " Suara itu membuat mereka membeku, tak menyangka akan kalah.

Chazdhiz terduduk dagunya ditopang oleh perisainya, nafas lelaki itu tak beraturan serta keringat membasahi wajahnya. Sedangkan Xhuan, sudah hampir tak bisa berdiri lagi karena benturan yang ia alami tadi, sementara Silvain membantu Hypermint untuk berdiri.
Semuanya mematung dan melihat satu sama lain.

Sang leader menundukkan kepalanya hampir menangis.
Yang lainnya hanya bisa tertunduk dengan rasa penyesalan dan kata-kata umpatan di dalam hati mereka. Tak ada satu pun dari empat orang itu yang tidak menyalahkan diri sendiri. Menyesal itulah yang mereka rasakan saat ini.

The Cronicles Of InotiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang