TCOI 1 : Bergabungnya Anggota Baru

69 48 3
                                    

   

 Setelah mendapat seragam guild, Khanzair mulai menaikkan level serta skill job—nya dengan dibantu para anggota guild, perlahan-lahan dia mulai mahir dan sekarang levelnya juga sudah mencapai delapan puluh lima, cukup untuk menjalankan misi guild ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


 Setelah mendapat seragam guild, Khanzair mulai menaikkan level serta skill job—nya dengan dibantu para anggota guild, perlahan-lahan dia mulai mahir dan sekarang levelnya juga sudah mencapai delapan puluh lima, cukup untuk menjalankan misi guild pertama.

 
Suatu hari Xhuan memerintahkan semua anggotanya untuk berkumpul di guild bar, Khanzair dan anggota lainnya langsung teleportasi menuju guild bar. Di sana sudah ada Xhuan, Chazdhiz dan Qibul, mereka termasuk para tetua guild ini. Para anggota duduk melingkar di kursi kayu yang sudah dipersiapkan.

Sebagai leader guild Xhuan membuka pertemuan, “Seperti yang kalian tau kita punya anggota baru, dia memakai job busur, karna gue rasa Khanzair udah cukup mahir. Gue, bang Chazdhiz dan bang Qibul bakal ngasih lencana bronze bagi pemula.” Xhuan memberikan peti emas kepada Khanzair dimana dalam peti itu terdapat wings berwarna coklat tua, Khanzair melihat satu persatu teman-temannya, warna wings yang mereka pakai berbeda-beda.

“Nggak apa-apa, lo pakai aja nggak usah minder, kita semua dulu juga sama kayak lo,” ucap Chazdhiz, sepertinya dia tahu apa yang dipikirkan gadis itu.

Khanzair menunjukkan deretan giginya canggung, lalu menyematkan wings bronze ke seragamnya.

“Tingkatan wings ada enam, bronze, silver, gold, platinum, diamond dan the master,” jelas Qibul, dia merupakan orang yang cukup irit dalam bicara, walaupun begitu dia bisa mendapatkan wings gold. Job mage sering dipandang lemah, menurut para player lainnya, job itu terlalu lama saat merapal dan hal itu bisa membuat mereka mudah diserang.

Akan tetapi bagi tetua guild itu, job mage merupakan tantangan, jika bisa menguasai skill dan senjatanya maka job mage bisa menghasilkan damage yang cukup mematikan.

“Oiya bun, katanya lo mau cerita soal asal mula guild ini,” ucap Arya melipat kedua tangan di depan dada kemudian menyandarkan diri ke badan kursi.

 “Aa...gue lupa.” Xhuan pun menepuk jidatnya pelan.

 Ketika dia sudah mendapatkan posisi nyaman, Xhuan menunjukkan sebuah hologram, “Dulu gue join ke game ini karna diajak temen, tapi gue nggak tau dia dimana sekarang karna kita beda guild dulu, dia juga nggak balik ke dunia nyata. Guild gue dulu merupakan guild besar top ten, seneng sih bisa join kesana tapi leader nya terlalu menekan anggota untuk mendapatkan wings minimal platinum, nggak cuman itu, sistem yang dia terapkan ketat jadi banyak yang nggak betah termasuk gue, karena  itu gue nyoba buat guild sendiri, dan itu adalah guild kita dark danger.” Xhuan meminum air, lalu melanjutkan ceritanya.

“Gue inget banget betapa susahnya nyari anggota, gue dapet satu anggota tapi karna cuman dua orang dia memutuskan buat keluar, sampai akhirnya gue bingung mau gimana lagi, gue pergi ke kota dan asal invite orang,” lanjut Xhuan.

 “Bener banget, dia aja nggak sadar jadiin gue leader cadangan,” gurau Chazdhiz pasalnya mereka terlalu fokus mendengarkan cerita.

 Xhuan menggaruk tengkuk yang sebenarnya tak gatal, “Ya maaf, namanya juga nggak tau!”

 Sontak mereka terkekeh pelan. Mereka kembali diam kala Xhuan melanjutkan ceritanya, “Tujuan gue buat guild ini, gue mau punya anggota yang mau menolong para pemula tanpa mandang bulu, menciptakan guild dengan peraturan santai, cuman itu doang sih, dan gue harap anggota kita bisa nambah lagi.”

 Setelah berbincang cukup lama, mereka akhirnya memutuskan untuk keluar dari guild bar dan pergi menuju pasar yang diselenggarakan sebulan sekali di pusat kota.

 “Zirah—nya bagus,” gumam Khanzair, zirah besi dengan hiasan permata di setiap sisinya tampak begitu mengagumkan, “Harganya berapa koin?” tanya Khanzair.

 “Itu seratus ribu koin, nona. Zirah itu sangat langka hanya dibuat oleh para pandai besi khusus bangsawan,” jelas penjual, Khanzair menghela nafas kecewa, hasil farming—nya hanyalah dua puluh ribu koin, gadis itu meninggalkan toserba dan pergi menghampiri Xhuan yang tengah memilih senjata.

 “Menurut lo bagus yang mana? Pedang besi atau pedang iblis?” tanya Xhuan menunjukkan kedua pedang dengan motif berbeda.

 Gadis itu tampak berpikir, “Menurut gue bagus pedang iblis, bentuknya bagus dan juga ringan dibawa,” jawab Khanzair mengangkat pedang yang tadinya dipegang oleh sang leader.

Xhuan mengangguk, lalu menanyakan harga kepada penjual, sedangkan Khanzair kembali berjalan ke toserba yang berjarak lima langkah dari Xhuan,  gadis itu melihat aksesoris berbentuk pita berwarna merah, ketika hendak mengambilnya, seseorang dengan tubuh jangkung mengambil pita itu duluan.

 “Lo main game ini juga hm?” tanya seseorang yang berada dibelakang darinya, nada bicaranya terdengar mengejek. Khanzair mengenal suara itu, dia adalah Fedrick Guvenom, rival real life nya.

 Warna mata zambrud bertabrakan dengan mata kuning lemon menciptakan suasana mencengkram disekitarnya. Kedua tangan Khanzair terkepal kuat, rahangnya mengeras.

 “Kenapa, Za?” tanya Qibul yang kebetulan selesai membeli botol tenaga.

 Khanzair tak menjawab, sorot matanya masih terpaku pada Fedrick, mata Qibul mengikuti arah Khanzair memandang.

 “Oh...Jadi mereka guild lo? Cocok sih, lo yang sukanya nyusahin orang emang pantes sama guild rendahan,” olok fedrick sembari memamerkan wings platinum—nya.

 Qibul menghela nafas kasar, bodoh jika dirinya tidak tau siapa cowok tersebut, dia adalah pemimpin Guild top one, Fedrick.

Qibul mengeluarkan tongkat air yang didesain simple lalu memukul kepala Fedrick sebagai peringatan, ”Setidaknya guild kami tidak pernah mengorbankan temannya sendiri buat keperluan pribadi!” tegas Qibul mengangkat dagunya, ia melangkahkan kaki ke depan lalu menarik kerah seragam yang bertulis dark rose.

 “Empat pilar! Kesopanan, kebahagiaan, keberanian dan kerja sama. Itu pilar guild lo kan? Tapi kok gue ngerasa kasian banget ya, guild top one dengan pilar bagus tapi sayangnya sikap lo berbanding terbalik dari nilai dan point pilar itu sendiri.”  Kata-kata Qibul mampu memukul telak Fedrick hingga tak berkutik dan hanya menampakan wajah penuh kekesalan.

 Qibul melepaskan cengkraman dari kerah seragam Fedrick setelah puas melihat ekspresi leader Dark Rose itu, ia lalu mengajak Khanzair kembali berkumpul dengan guild dark danger, menurutnya meladeni cowok sombong seperti Fedrick tak ada gunanya.

Fedrick menunjukkan senyum simpul, “Bukannya tidak pernah, tapi belum, karna suatu perjuangan pasti akan ada yang dikorbankan.”

Qibul berdecak sebal, “Jika itu sampai terjadi pada guild kami, itu berarti kami sama sampahnya dengan dirimu.”

The Cronicles Of InotiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang