Dengan cepat Xhuan menghidupkan hologramnya dan mulai menyebarkan perintah untuk berkumpul di tempat mereka berada sekarang.
"Ini kayak kalimat, tapi kok bukan tulisan kek yang biasa kita baca? " tanya beay kebingungan.
"Apa disini letak pintunya? " tanya Xiao Yui mencoba menebak.
"Masa si? Mungkin aja itu kebetulan ada disitu, " balas Arya yang masih tak percaya.
"Kalian temuin pintunya?" tegur Qibul yang tiba-tiba datang kemudian disusul oleh tim yang lain dibelakang.
"Kita temuin tulisan disini, " jawab Khanzair sambil nunjuk tulisan yang ada didepannya.
"Mana sini gue lihat." Chazdhiz langsung menyela dan berjongkok, memperhatikan tulisan itu dengan seksama.
"Gimana cara kalian nemuin tulisan itu? " tanya Kamito.
"Ntahlah, tadi kan tangannya Zair kena duri terus darahnya jatoh kesini, tiba-tiba tulisannya muncul, " terang Arya sambil bertolak pinggang.
"Ini tulisan kuno, " ucap Chazdhiz menebak.
"Jadi harusnya disekitar sini ada pintu itu kan? " tanya Shizure melihat kesekeliling.
"Kita udah cari diarea sekitar sini tapi nggak ada apa-apa, " sahut Xhuan menjelaskan.
Xiao Yui terdiam sejenak dan mengingat sesuatu, " Bun, inget yang dibilang Hayden nggak waktu itu?"
Mendengar hal itu, pandangan mereka tertuju pada Xiao Yui, sepertinya loli itu mengetahui sesuatu.
"Hayden?" Xhuan mencoba mengingat, "Ah...itu. Cara untuk membuka gerbangnya ialah dengan mengorbankan 1 nyawa, maka pintu itu akan terbuka dengan sendirinya."
"Mengorbankan satu nyawa? Jadi itu kaitannya sama quest kemarin, " ucap Xiao Yui.
"Tunggu berarti tanpa pengorbanan nyawa kita nggak akan bisa nemuin pintu itu sampai kapan pun, hah sial?! " decak Hypermint frustasi.
"Mengorbankan satu nyawa itu sangat beresiko, apa sebaiknya kita berhenti saja?" tanya Silvain yang mulai ragu, ia tak menyangkal bahwa teman-temannya memiliki semangat membara, akan tetapi jika quest ini mengorbankan satu nyawa itu sama saja dengan membunuh.
"Nggak! Kita sudah sejauh ini, jika kita berhenti sekarang, guild kita akan semakin dipandang lemah," tegas Xhuan, jujur saja ia sudah muak dengan ocehan guild lain diluaran sana.
"Ini sama saja dengan pembunuhan, Xhuan," resah Silvain.
"Ternyata ini yang dimaksud leader Dark Rose itu," desis Qibul, ia sama pusingnya dengan yang lain.
Khanzair memejamkan mata, ia tak ingin ada pertengkaran, "Gue yang bakal jadi tumbalnya, lagipula jika gue ikut bakal nambah beban."
"Lo waras, Za?! Itu sama aja mati konyol!" protes Beal.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cronicles Of Inotia
Fantasy[KOLABORASI ANTARA KHANZAIR DAN XHUAN] Ini kisah tentang perjuangan Khanzair mencari kakaknya yang hilang dan guild Dark Danger dalam mencapai peringkat pertama serta perjalanan misi mereka yang penuh rintangan.