Revisi
27 Maret 2203
Note : sedikit perubahan pada kalimat dan alur cerita.
___
Waktu sudah menunjukan pukul 12.30, yang berarti cafe harus tutup selama 30 menit agar para pekerja dapat beristirahat.
Mereka berlima kini sudah berada di ruang istirahat, bercerita sambil mengisi perut itulah kegiatan yang mereka lakukan.
Tentunya ada sedikit keributan kecil dari keempat anak adam yang meributkan siapa yang akan duduk didekat Takemichi.
Yang diributkan pun hanya bisa tersenyum pasrah dan iba akibat kelakuan gila dari adik dan babu babunya. Canda ya anjeng.
Hampir lupa, struktur pekerja di cafe Takemichi itu untuk sementara dibagi menjadi 3, Koko sebagai kasir, Inui dan Chifuyu di bagian pelayanan dan Takemichi serta Sanzu dibagian dapur.
Yang punya cafe malah dapet jatah jadi babu:v
Karena acara makan siang Sanzu sudah selesai ia berinisiatif untuk keluar dari ruangan istirahat. Tidak lupa meminta izin pada kakak tercinta.
"Aniki, aku ingin pergi keluar, bolehkan? " Tanya Sanzu pada Takemichi yang saat ini sedang membaca buku.
"Tentu, tapi jangan terlalu lama" Jawab Takemichi sambil merapikan surai putih milik sang adik.
"Alangkah baiknya jika kau tak kembali, Sanzu" Ujar Chifuyu yang sedari tadi menempel pada Takemichi yang mana membuat Inui, Koko dan Sanzu ketar ketir.
"Yang seharusnya pergi itu kau, dasar sialam" jawab Sanzu dengan sinisnya sambil berjalan meninggalkan mereka berempat.
Takemichi pun hanya bisa menghela nafas. Sepertinya ia harus mengajari Sanzu tentang tata bicara yang benar. Mulutnya itu terlalu pedas sepedas cabe kiloan di bakso mercon.
Koko sama sekali tak menggubris hal itu dan lebih memilih menghitung cuan yang didapatkan hari ini. Inui pun juga tak menggubris hal itu, dirinya lebih memilih melihat Takemichi yang saat ini tengah asik dengan sebuah buku resep.
Tak lupa dengan Chifuyu yang menggelayuti Takemichi. Melonte ya?
Kita beralih pada Sanzu yang sudah berada di depan pintu masuk Cafe. Dirinya ingin keluar sebentar untuk menetralkan detak jantungnya akibat sentuhan Takemichi tadi. Sungguh setiap kali Takemichi menyentuh nya ia selalu hampir kehilangan akalnya alias gila.
Sentuhan Takemichi itu membuatnya candu. Meminta lebih tapi tak bisa, ia harus tau batas dirinya dengan Takemichi hingga waktu yang tepat.
Waktu dimana ia bisa memiliki Takemichi seutuhnya tanpa hubungan Kakak dan adik. Melainkan hubungan sepasang kekasih yang megucap janji suci di pelaminan. Uhuk anjeng.
Oke balik lagi. . . . . .
Baru saja ia mau melangkah keluar terdengar suara pintu terbuka dan menampilkan 4 manusia dajjal di sana.
Yang satu pendek cebol dengan surai pirang pudar, disebelah kanannya terdapat pemuda bertato di pelipisnya sedangkan disebelah kiri terdapat pria bersurai gelap dan jangan lupa gigi runcing miliknya.
Dan yang terakhir pemuda bersurau lilac berdiri dibelakang mereka.
Sanzu pun menatap jengah keempatnya, tidakkah mereka melihat tanda 'Closed' didepan pintu cafe? Sudah rabun kah mata mereka?
![](https://img.wattpad.com/cover/288132129-288-k130565.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Adopted Child || Sanzu x Takemichi ✔
Short Story[ Revisi ] End. Pertemuan yang tidak direncanakan menjadi awal dari cerita ini. . . . Karakter bukan milik saya!!