Suasana diluar ruang ICU saat ini sepi dan sunyi. Hanya terdengar suara rintikan air hujan yang turun dari langit.
Sanzu masih senantiasa di sana.
Diam termenung sembari terus memegangi surat peninggalan sang kakak.
Mata sembab dan kering karena terlalu lama menangis.
Entah sejak kapan Sanzu ditemani oleh Haitani bersaudara, dengan Rindou yang duduk sambil menahan tangisnya dan Ran yang berdiri sembari menatap ruang ICU.
Tempat dimana Takemichi menghembuskan nafas terakhirnya.
Kedua Haitani ini tak menyangka bahwa Takemichi akan pergi secepat ini, padahal 2 hari yang lalu mereka masih sibuk menghasut Takemichi untuk ngepet bersama.
Namun sayangnya hasutan itu ditolak dengan halus. Alasannya adalah uang hasil ngepet itu haram.
"Haruchiyo kun, kami akan memindahkan Hanagaki san ke ruang mayat. Untuk sementara anda harus menunggu terlebih dahulu" Ucap perawat pada Sanzu.
Sang empu pun hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya pada kertas putih itu.
Setelah mendapat persetujuan, dari ruang ICU tempat dimana Takemichi berada, keluarlah beberapa orang perawat pria tengah mendorong ranjang dimana Takemichi tengah tertidur pulas.
Sontak Sanzu serta kedua Haitani berdiri. Memandangi wajah pucat namun tak menghilangkan kesan cantik nan manis Takemichi.
Air mata yang sudah menumpuk dimata Rindou pun kini keluar dan membasahi pipi. Ran pun begitu.
Sanzu dengan tangan yang gemetar menyentuh kembali wajah pucat itu. Tak rela jika sang kakak harus pergi.
Lagi-lagi Sanzu menangis, menangis dengan kencang yang terkesan sendu dan pilu.
"Hiks.... Kumohon bangunlah aniki hiks.... " Seru Sanzu yang terus menyentuh wajah sang kakak.
Dengan lembut salah seorang perawat berusaha melepaskan tangan Sanzu. Memang sulit tapi tak butuh waktu lama tangan kekar Sanzu mulai terlepas dari wajah pucat Takemichi.
Dengan pelan ranjang itu dibawa pergi menuju ruang jenazah untuk mendapatkan tindakan lebih lanjut.
Dengan posisi berlutut Sanzu terus menangis. Mengabaikan kedua Haitani yang berusaha menangkan dirinya.
Tap
Tap
Tap
Terdengar suara langkah kaki yang terdengar seperti orang berlari tengah menuju kearah dimana Sanzu berada.
Menoleh kesana kemari seakan tengah mencari seseorang untuk ditemui. Dan benar saja dari arah barat terlihat seorang pria dengan luka diwajah dengan ditemani seorang perempuan dengan kondisi yang sama dengan Sanzu tengah berjalan kearah ketiga pria di sana.
"Sanzu" Ucap Takeomi dengan lirih sambil menatap Sanzu.
Sanzu hanya diam tak menanggapi panggilan itu, sedangkan Senju sudah gemetar ketakutan.
Dengan perlahan Sanzu bangkit dari tempat duduknya, berjalan menuju Senju lalu
Plakk!!!!
Tamparan yang sangat keras kini terdengar hingga ujung lorong gedung itu. Pipi putih mulus itu sekarang berubah menjadi merah akibat tamparan kasar yang dilakukan Sanzu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adopted Child || Sanzu x Takemichi ✔
Conto[ Revisi ] End. Pertemuan yang tidak direncanakan menjadi awal dari cerita ini. . . . Karakter bukan milik saya!!