23

321 53 16
                                    

Halo semuanya!

Selamat Malam!

Long time no see, again :(

Sehatkah kalian semuanya? semoga kita selalu dalam keadaan sehat ya aamiin

part selanjutnya masih dalam ketikan moga cepet beres, suer wkwk

HAPPY READING!

AWAS TYPO!

oOoOoOoOo

"Sial!"

Justin mengumpat kemudian menendang kursi di hadapannya hingga terbalik. Dia menghela napas panjang untuk mengontrol emosinya, kemudian kembali menatap Sam, Ketua Tim dari penyelidikan tempat pembuatan racun moartea yang berada di seberang ruangan.

"Tidak ada sidik jari katamu?" tanya Justin.

"Maaf Tuan Muda," jawab Sam sambil menunduk.

"Kamera Pengawas?"

"Sampai saat ini belum ada kemajuan, Tuan Muda."

Justin kembali menghela napas. "Teruskan pencarian, perbanyak orang untuk mengecek kamera pengawas, periksa setiap wajah yang muncul, laporkan padaku setiap perkembangannya."

Sam mengangguk. "Baik Tuan Muda," ujarnya kemudian keluar dari ruangan.

Bersandar pada pinggiran meja, Justin memejamkan matanya sambil memijit kening putus asa. Tidak ada kemajuan dari tersangka pembuat racun Moartea yang masuk ke dalam tubuh Nicole, tidak ada sidik jari dan tidak ada wajah mencurigakan pada kamera pengawas. Kemungkinan besar file kamera tersebut telah di utak-atik, bahkan mungkin dihapus.

Saat pemikiran itu terbersit dipikirannya, Justin segera membuka mata dan menyambar alat komunikasinya dan menghubungi sam.

"Berhenti mengecek wajah tidak dikenal pada kamera pengawas," ujar Justin.

"Maaf, Tuan Muda?" tanya Sam tidak yakin, karena beberapa saat lalu Justin masih memintanya meneruskan pengecekan.

"Kau tidak salah dengar," ujar Justin saat menyadari wajah tak yakin Sam. "Lakukan pengecekan pada file kamera pengawas. Cek apakah file tersebut sudah dimanipulas, apakah ada jam jam yang hilang, jika ya, maka catat waktunya dan hubungkan dengan jadwal pengawal yang bertugas pada saat itu." Perintah Justin. Hal seperti ini bisa terjadi jika ada penyusup, ada orang dalam kerajaan yang membantu. Mengingat hal tersebut membuat emosi Justin kembali naik.

Lihat saja, aku akan membuat perhitungan dengan mereka semua yang terlibat!

Sam mengangguk paham. "Baik, Tuan Muda."

Justin menoleh pada pintu ruangannya yang tiba-tiba terbuka tanpa diketuk terlebih dahulu. Tak lama kemudian muncul Nicole yang duduk diatas kursi roda sementara Leander menodorongnya pelan dari belakang.

Justin kembali menoleh pada Sam yang masih menunggu perintah selanjutnya. "Laporkan langsung padaku, jangan lewat komunikator," ujar Justin dan segera memutuskan komunikasinya tanpa menunggu sahutan Sam.

"Sudah kubilang dia sedang sibuk, Nic," gerutu Leander

"Untuk Nicole, aku selalu bisa meluangkan waktuku," balas Justin sambil tersenyum pada Nicole.

Leander mendengus, "Tidak usah membuatku geli."

Nicole terkekeh dan menepuk tangan Leander yang ada di pundaknya. "Berhenti menggerutu, Lean," balas Nicole. "Jadi, aku tidak mengganggumu sama sekali?" tanya Nicole pada Justin yang sudah berjongkok di depannya, hingga pandangan mereka sejajar.

AlicanteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang