10

755 104 17
                                    

Halo semuanya!

Selamat tahun baru!

Ini dia part 10, hope you like guys. Tenang, part selanjutnya udah jadi wkwk ntar tinggal di upload kalo udah mencapai target 😄

HAPPY READING!

AWAS TYPO!

oOoOoOoOo

Nicole memoles lipstik warna merah di bibirnya sebagai sentuhan terakhir. Kemudian, dia berjalan menuju lemari dan mengambil dress hitam tanpa lengan yang panjangnya mencapai lutut.

Malam ini dia dipaksa untuk ikut makan malam bersama Miley dan kekasihnya. Sahabatnya itu berkata bahwa akan mengenalkannya dengan teman dari kekasihnya. Sesuatu yang sudah Nicole tolak mentah-mentah, namun Miley berhasil mengejeknya bahwa dia masih mencintai Justin sehingga tidak mau berkenalan dengan orang baru. Hal itu tentu saja menyinggung harga diri Nicole. Dia tidak mau Miley berpikiran bahwa dia masih mempunyai perasaan pada Justin.

Terus saja membohongi dirimu sendiri!

Nicole menggelengkan kepalanya. Suara itu tiba-tiba terdengar begitu saja ditelinganya. Benar-benar menyebalkan rasanya ketiha hati dan pikirannya tidak sejalan.

Setelah selama ini? Bukankah kau sudah merelakan semuanya? Terdengar suara lain dipikirannya.

Oh Tuhan, batin Nicole. Aku sudah gila karena berdebat dengan diriku sendiri.

Tok. Tok. Tok.

"Masuk," ujar Nicole saat mendengar ketukan dipintu kamarnya.

"Ya ampun, Mom! Kau cantik sekali," komentar Leandra yang langsung menghambur masuk dan memandangi Nicole dengan mata berbinar.

Leander bersandar di kusen pintu. "Kau tampak bersemangat sekali untuk berkenalan dengan pria yang dikatakan Miley."

Nicole mendengus. "Aku hanya berusaha tampil layak," balas Nicole sambil memasukkan lipstik ke pouchnya.

Leander memutar bola matanya. "Lebih terlihat seperti ingin menggaet pria itu."

"Diamlah, Lean!" ketus Leandra. "Memang apa salahnya Nicole berkencan?"

Leander menatap Leandra tak percaya. "Bukankah kau begitu senang jika ayahmu jika tiba-tiba kembali muncul menemui Nicole? Lalu sekarang, kau mendukung Nicole berkencan dengan pria lain?"

"Hei Bung! Ayahku juga ayahmu, kalau kau lupa," sahut Leandra. "Dan aku memang senang jika dia kembali. Tapi sebelum itu, aku tidak melarang Nicole berkencan dengan pria lain."

"Oh Tuhan, sebenarnya kau ada di pihak siapa?"

"Aku tidak memihak. Aku mendukung keduanya," balas Leandra tanpa rasa bersalah.

Leander melotot kesal karena jawaban kembarannya itu. "Kau itu benar-benar menyebalkan, ya?!"

Nicole maju beberapa langkah dan berdiri diantara kedua anaknya itu. "Sudah, hentikan!" lerai Nicole. "Aku hanya akan makan malam sambil berkenalan dengan orang baru."

"Kau tidak boleh mengajak pria itu ke apartemen ini," ujar Leander ketika Nicole keluar dari kamar. Dia mengikuti ibunya itu sampai ke depan pintu apartemen. "Aku serius. Aku akan langsung mengusirnya. No matter what."

Nicole tersenyum lebar. Setelah memasang heelsnya, dia mengacak rambut Leander hingga bocah itu menepis tangannya dengan wajah ditekuk. "Aku janji."

"Semoga kencanmu menyenangkan, Nic!" seru Leandra.

"Diam, Leane!"

"Berusahalah untuk tidak saling membunuh sampai aku pulang," ujar Nicole sambil keluar dari apartemen.

AlicanteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang