20

1K 119 41
                                    

HALO SEMUANYA!

SELAMAT SORE!

Apa kabar? Pada sehat kan semuanya?

Maaf baru muncul lagi, karena kemarin itu sempat sibuk sendiri dengan urusan duniawi garis miring nonton drama korea Crash Landing on You. dan sampe sekarang masih ga bisa move on :(

Ayo mana suaranya yang udah nonton drama itu?

Tetep jaga kesehatan ya teman-teman! #dirumahajadulu

HAPPY READING!

AWAS TYPO!

oOoOoOoOo

"Wow! Yang barusan itu terasa sangat menakjubkan!"

Leander menatap Leandra tak percaya. Beberapa menit yang lalu, adik kembarnya itu masih menggigil ketakutan karena kejadian mencekam yang terjadi di apartemen. Namun sekarang, wajahnya terlihat berseri-seri begitu mereka menginjakkan kaki di ruangan berbentuk kastil dengan langit-langit berbentuk kubah yang tinggi, dengan ukiran rumit yang tidak pernah dia lihat sebelumnya. Dia seberang ruangan ada pintu yang dijaga oleh dua pria dengan kostum yang sangat aneh.

"Kita benar-benar di Messier?" tanya Leandra sambil mengimbangi langkah cepat Justin.

"Tentu saja."

Leander mencibir. Semua ini benar-benar tidak bisa diterima akal sehatnya. Semuanya terasa tidak nyata, tapi melihat Nicole yang tidak sadarkan diri dalam pelukan Justin, tetap saja membuatnya ketakutan. Apalagi pria bernama Lenoir itu mengatakan Nicole terkena racun. Mimpi buruk macam apa ini?

"Berpegangan padaku," ujar Justin begitu mereka telah berdiri di depan pintu yang tertutup.

Leandra memegang lengan Justin dengan senang hati, sementara Leander hanya menatap Justin dengan tatapan datar.

"Kau tidak ingin tinggal di sini, bukan? Aku akan melakukan teleportasi, agar kita bisa tiba di kastil secepatnya."

Leander memutar bola matanya jengkel. Namun akhirnya tetap memegang lengan kanan Justin. Bukan karena dia menurut pada laki-laki itu, melainkan karena dia ingin Nicole diobati secepatnya.

Setelah merasa tehisap mesin penyedot debu raksasa, yang membuatnya tertarik ke atas dengan kecepatan yang luar biasa, namun dia dapat melihat dengan jelas keadaan luar angkasa yang begitu indahnya, teleportasi seharusnya tidak akan membuat Leander terkejut. Tapi, mendengar hal itu terucap dari mulut Justin, tetap saja membuatnya jengkel.

Leander melangkahkan kakinya mengikuti Justin yang mendorong pintu di hadapan mereka dengan perlahan. Dia berusaha tidak menunjukkan ekspresi apa pun, meskipun sebenarnya dia cukup terkejut.

Begitu mereka memasuki pintu yang di dorong Justin, tiba-tiba saja mereka telah berada di tengah aula yang sangat luar biasa besar, dengan pilar-pilar seperti kuil di Yunani. Saat menoleh ke belakang, pintu yang tadinya mereka masuki sudah tidak ada. Well, sepertinya Justin memang tidak bermulut besar.

"Terima kasih, Nak," cetus Justin sambil berjalan menuju pintu di seberang ruangan.

"Tidak usah sok akrab denganku," ketus Leander.

Salah satu dari dua penjaga yang berdiri di depan pintu, membukakan pintu untuk Justin. Beberapa orang yang ada di dalam ruangan itu menoleh bersamaan, dan segera membungkuk hormat ketika menyadari bahwa yang memasuki ruangan adalah Putra Mahkota.

Justin membaringkan Nicole di atas ranjang yang melayang satu meter dari lantai. Nicole masih saja terpejam, dan Justin nyaris tidak bisa melihat pergerakan dari dada Nicole tanda wanita itu tidak bernapas.

AlicanteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang