18

874 117 42
                                    

HALO SEMUANYA!

SELAMAT MALAM!

Nih, aku bawain part 18. Aku seneng dah baca komentar part 17 kemarin. Mana view nya lebih banyak dari part 16. Emang ini warga wattpad doyan baku hantam kali ya? wkwkwk

Dukung cerita Alicante dengan vote dan komentar yaa

HAPPY READING!

AWAS TYPO!

oOoOoOoOoOo

SUASANA apartemen itu terasa begitu mencekam bagi Nicole. Butuh waktu yang cukup lama untuk menenangkan Leander, karena tampaknya laki-laki itu benar-benar sangat ingin melukai Justin dengan tangannya sendiri. Akhirnya Nicole mengerti, kenapa Leander bisa begitu membenci Justin, karena dari awal putranya itu sudah tahu semuanya, semua detailnya, karena Leander bisa membaca pikiran. Semuanya mulai masuk akal sekarang, terasa lebih jelas.

Ketika Nicole merasa sedih karena tiba-tiba teringat apa yang dilakukan Justin padanya, Leander tiba-tiba datang dan langsung memeluknya, memberi penghiburan. Atau ketika Leander membenci Zayn tanpa sebab, padahal itu pertama kalinya mereka bertemu, dan bahkan ketika Leander tahu nama lengkap Justin, padahal dia tidak pernah memberi tahu siapapun. Dan Nicole sedikit merasa bersalah karena dengan mengetahui semua itu, Leander juga merasakan kebencian pada Justin, bahkan lebih parah darinya.

Justin duduk di salah satu kursi meja makan, sementara Leandra duduk di sampingnya, membantu laki-laki itu membersihkan luka di bibirnya akibat pukulan Leander. Seharusnya Justin tidak bisa terluka hanya karena di pukul oleh manusia bumi kan? Ah, dalam darah Leander, juga mengalir darah Messier. Tidak heran putranya itu bisa melukai Justin.

Berbeda dengan Leander, Leandra bahkan tampak sangat senang karena kemunculan Justin. Anak perempuannya itu bahkan langsung menghambur ke dalam pelukan Justin, seolah dia sudah menunggu kedatangan laki-laki itu dengan sangat lama. Hal itu malah membuat Leander semakin kesal.

Di sebelah Justin, Lenoir berdiri kaku. Tampak berjaga-jaga jika seandainya Leander kembali menghambur ke depan dan menghajar tuannya itu. Sementara Greyson sedang mengobati luka memar di wajah Leander, yang diakibatkan oleh pukulan Justin. Laki-laki itu terlalu kesal karena tiba-tiba diserang, dan balas memukul tanpa menyadari bahwa dia baru saja memukul putranya sendiri.

Keluarga macam apa mereka ini?

"Kita bertiga, dan Greyson adalah keluarga." Leander menyahut ketus. "Bajingan itu tidak."

Nicole memijit kepalanya putus asa. "Jangan mulai lagi, Lean."

"Mom, kau tidak mungkin memaafkan laki-laki itu begitu saja, kan?" protes Leander.

"Laki-laki ini adalah ayah kita, by the way," ujar Leandra sambil mengoleskan salep pada sudut bibir Justin. Dia tersenyum pada Justin setelah menyelesaikan pekerjaannya. "Aku benar-benar senang kau kembali."

Leander memutar bola matanya jengkel. "Jangan membuatku muak, Leane." Dia pun menatap Justin tajam. "Tidak bisakah kau menghilang saja seperti 18 tahun yang lalu?"

"Aku tidak akan pergi ke manapun," balas Justin tenang. "Aku tidak akan meninggalkan kalian lagi."

Leander mendengus. "Cih, kami tidak butuh kau di sini!" ketusnya. Dia menepis tangan Nicole yang sedang mengusap bahunya. "Apa, Nic? Selama ini kita baik-baik saja tanpa dia. Kedatangannya sekarang tidak ada gunanya sama sekali!"

"Jaga sikapmu pada Nicole, Nak," ujar Justin tenang, namun tatapannya menajam pada Leander. "Aku tidak suka jika dia terluka, bahkan olehmu sekalipun."

AlicanteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang