Page twenty three

2.4K 187 4
                                    

"Han

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Han..." Jungkook tertegun, baru kali ini ia mendengar Hani melontarkan kalimat yang sama sekali tidak bisa ia balas, mungkin menurut Hani dirinya memang yang terburuk, tapi sesungguhnya Jungkook tidak pernah benar-benar ingin menyakiti Hani. Jungkook hanya tidak bisa kehilangan seseorang yang ia sayangi untuk sekian kalinya, cukup sebelum sebelumnya ia mengalah banyak hal pada Jimin dengan menyerahkan semua gadis yang sudah berhasil mencuri atensinya. Maka dari itu ia memutuskan untuk mempertahankan Hani bagaimanapun caranya. Meskipun dirinya harus menggunakan cara terburuk, dibenci oleh gadis yang ia cintai.

Jungkook hendak meraih tangan Hani, "Kau aman bersama ku." Jungkook meremas jemari kurus Hani, seperti sudah kehilangan banyak berat badannya melewati segala hal mengerikan. Saat awal bertemu dengan Hani wajahnya masih tembam, tidak mempunyai kantung mata dan wajahnya dihiasi senyuman manis.

Dan setelah semua ini terjadi senyum tulus gadis itu sudah hilang sepenuhnya.

Hani hanya terkekeh, seperti mentertawakan kehidupan buruk miliknya, dan juga mentertawakan ucapan Jungkook karena ia sendiri sepertinya lupa bahwa dirinya termasuk kedalam hal malang yang Hani terima. "Kau dan Jimin sama. Tidak berbeda sedikitpun." ucapnya, lantas meletakan gelas susu diatas nakas dan mulai mengatur posisi yang nyaman untuk segera tidur.

Ia membelakangi sosok Jungkook yang masih terpaku dengan fakta yang sebenarnya sudah ia tahu akan dilontarkan dari bibir gadis itu. Jungkook jelas tahu ia adalah iblis jahat yang sudah seharusnya pergi dari hidup Hani, tapi ia tidak ingin melepaskan Hani. Ia mencintai Hani.

"Aku tahu." Jungkook menarik naik selimut Hani, menyelimuti gadis itu yang menurutnya sudah tidur. Tapi sesungguhnya gadis itu belum tidur, ingin mendengarkan semua ucapan Jungkook. "Tapi Han, sejauh apapun kau pergi, aku akan menangkapmu. Dan masalah Jimin, aku akan menyelesaikannya untukmu."

ㅡ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jungkook sudah terdiam didepan pintu rumah Jimin selama 20 menit, setelah sempat pergi keapartemen Jimin dan tidak bisa menemukan sosok itu, kini ia berpindah ke rumah Jimin yang hanya diketahui oleh orang yang dipercaya Jimin. Dan benar saja, ia melihat mobil Jimin berada tepat didepan rumah. Rumah itu jauh memasuki pegunungan, seperti memasuki sebuah pedesaan sepi yang rumah satu berjauhan dengan rumah lainnya.

Dengan masih berdiri didepan pintu itu, Jungkook memikirkan segala kemungkinan yang akan terjadi jika membahas hal yang membuat Jimin murka. Entah dirinya akan dihajar atau dihina habis habisan, dirinya tetap tidak peduli. Ia hanya ingin Hani tunduk padanya, tapi entah mengapa malah ia sendiri yang tunduk pada sosok Jimin, anehnya begitu sulit untuk melawan Jimin dan menunjukan begitu mengerikannya sosok yang akan kelusr jika ia tidak patuh pada Jimin. Padahal ia dan Jimin sama sama iblis jahat, tapi Jimin sudah melebihi iblis jahat karena tidak ada iblis yang bisa disamakan dengan sosok Jimin karena jelas Jimin lebih mengerikan dari semua iblis.

"Kenapa hanya berdiri disana?" tegur Jimin yang berdiri didekat pintu, dilihat dari pakaiannya bisa ditebak jika sosok itu baru saja kembali dari kampus. Dengan setelan kemeja putih dan celana hitam itu membuat Jungkook paham darimana sosok itu datang.

Jungkook belum bergerak dari posisinya. "Kau sedang menyiapkan sebuah rencana?" ujarnya to the point, ia sangat paham jika Jimin sudah kemari maka ada hal besar yang pemuda itu siapkan.

Jimin mendekat, berjalan perlahan dan mengikis jarak diantara keduanya. Pemuda itu hanya tersenyum seperti mentertawai ucapan Jungkook yang seperti mengetahui apapun tentangnya sampai keakar terdalam.

"Bravo!" setelah ucapan itu Jimin menepuk pipi Jungkook, "Kau sangat mengetahui diriku ternyata. Kau akan masuk atau hanya menjadi patung disini?"

"Untuk kali ini, biarkan aku menguasai Hani. Hentikan semuanya Hyung." Jungkook mengatakan semuanya to the point, ia akan rela dihajar habis-habisan mengenai hal ini karena menurutnya Hani hanya untuknya dan Jimin tidak bisa mendapatkan Hani seperti perbuatannya dahulu.

Jimin tertawa renyah, seperti merendahkan Jungkook tapi dengan hanya tawa tanpa ada sepatah katapun. "Ini karma perbuatanmu dahulu, Jung. Karma buruk melekat kuat, dan yang membuatku menjadi seperti ini adalah dirimu sendiri yang menjeratku. Coba kau ingat apa perbuatanmu dan pantaskan semua ini menjadi karmamu, karena menurutku semuanya indah ketika kau tunduk dibawahku."

"Kali ini saja Hyung. Biarkan Hani sepenuhnya menjadi milikku." ucap Jungkook dengan tegas. "Biarkan aku bahagia kali ini, aku tidak bisa kehilangan gadis yang aku cintai untuk kesekian kalinya."

Jimin mendengarkan dengan baik semua ucapan Jungkook, ditemani dinginnya malam dan sepinya suasana sekeliling. Seakan alam menemani mereka berseteru, lantas hembusan angin malam menusuk kulit keduanya. Pemuda itu melihat jelas jika Jungkook seperti pemuda sedih yang sedang memelas untuk diberikan hal yang diinginkan. Hanya ada dua gadis yang bisa membuat Jungkook seperti ini, tapi seperti gadis pertama yang hanya tinggal nama, maka Hani sudah memiliki takdirnya karena sudah terlanjur jatuh ke lubang kemalangan.

"Bukankah ayahmu mengajarkanmu untuk mendapatkan apapun dengan segala cara meskipun itu cara kotor?" Jimin menyentuh dagu Jungkook mengangkat wajah pemuda itu. "Maka lakukan itu. Tapi Jung, kau akan selalu ada dibawahku, ini karmamu."

Dengan emosi yang memancar, Jungkook mengepalkan tangannya dengan emosi yang sudah menumpuk disana, hendak menghajar Jimin tapi sayang ia tidak ingin memperkeruh keadaan yang ada. "Baik Hyung, jika seperti keinginan mu." ucap Jungkook tersenyum menunjukan gigi kelincinya.

[]

😁🤫

[М] PLAY DIRTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang