Page nine

3.6K 310 0
                                    

"Apa kau dekat dengan adik Kim Seokjin?" Jungkook bertanya kala ia sibuk menyetir mobil untuk pulang ke rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa kau dekat dengan adik Kim Seokjin?" Jungkook bertanya kala ia sibuk menyetir mobil untuk pulang ke rumah. Saat itu Hani bisa merasakan jika Jungkook kini sedikit mengendalikan emosinya, padahal biasanya pemuda itu akan menyudutkan Hani dengan ratusan pertanyaan dan berakhir dengan sebuah hukuman.

Jungkook mengklarifikasi ucapannya tadi mengenai mengaku sebagai kekasih Hani dan berkata jika ia hanya akan menjadi pemuas nafsunya dan jangan menjadi murahan bagi laki-laki lain. Intinya selama perjanjian itu ada, keduanya masih terikat sebuah hubungan saling menguntungkan. Dan rasa mencintai dilarang tumbuh diantara mereka.

"Tidak, hanya bertemu beberapa kali diarea kampus." Hani mengetuk-ngetukan jarinya diatas pahanya.

"Taehyung sudah tunangan, jangan berharap banyak." ucap Jungkook padahal Hani tidak ada bertanya sama sekali perihal itu tapi Jungkook dengan sukarela memberi tahu Hani.

Gadis itu hanya memberikan balasan seadanya. Bahkan jika Taehyung sudah menikah pun Hani tidak peduli, ia tetap tidak ingin menjalin hubungan apapun dengan Taehyung. Cukup dengan ia dan Jungkook yang kini hubungan itu semakin mengikatnya kuat.

Hani berakhir membalas ucapan Jungkook itu dengan menganggukan kepalanya. "Iya, aku mengerti maksudmu."

Hani tidak pernah berharap akan berakhir menjalin hubungan dengan Taehyung, toh kini dirinya masih mengikat perjanjian itu dengan Jungkook yang mana perjanjian membuatnya kebingungan padahal awalnya ia kira dengan perjanjian itu hidupnya akan sedikit menjadi lebih mudah tapi belakangan ini malah berjalan mundur yang artinya perlahan semakin mempersulitnya. Ia hanya ingin mempertegas jika Taehyung dengan dirinya tidak memiliki hubungan apapun, karena Hani hanya menganggap Taehyung penyelamatnya disaat malam dingin waktu itu. Taehyung dan dirinya hanya sebatas berteman, tidak melewati batas itu.

ㅡ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini materi kuis lusa, Jimin juga akan mengadakan kuisnya lusa, aku akan meminta salinannya untuk kau pelajari agar nilaimu menjadi lebih baik."

Jungkook menyodorkan beberapa lembar kertas penuh tulisan dan beberapa tambahan lainnya. Dan ini rahasianya, ia mendapatkan semua soal Jungkook lebih awal agar ia bisa mempelajarinya. Beberapa mata kuliah yang ia ikuti bernilai sempurna juga berkat bantuan Jungkook dengan memberikan soal sebelum ujian atau kuis diadakan.

Hani tidak bodoh, buktinya ia mendapatkan beasiswa padahal dirinya yang hanya gadis dari desa kecil. Tapi ia hanya merasa tidak pantas disaat semua saingannya berada dipuncak tertinggi gunung dan ia malah tertinggal dikaki gunung. Dan tentu saja dengan bantuan Jungkook itu membuat Hani bisa berada diantara mahasiswa lainnya, ia hanya perlu menaiki beberapa batu dan ia akan benar-benar berada dipuncak tertinggi.

Karena sejak SMA pun Hani seperti itu, tergila-gila dengan nilai sempurna dan bisa menjadi murid terbaik di kotanya. Karena seseorang berkata jika ingin membuat dirinya melihat sosoknya, jadilah murid terbaik di kampus ternama bagaimana pun caranya. Dan tentu saja Hani menerima tantangan itu.

"Sir."

"Hmm?" sahut Jungkook dengan pandangannya yang sibuk membaca beberapa berkas di tabletnya.

"Sebelum diriku apa kau melakukan hal yang sama kepada gadismu dulu?"

Setelah pertanyaan itu terlontar hanya ada keheningan, lalu suasana berubah menjadi dingin dan akhirnya Jungkook menjawab pertanyaan itu dikala seluruh atensinya sudah berpindah pada pertanyaan Hani tadi. "Iya, mereka hampir mirip denganmu tapi rata-rata hidup mereka sudah hancur. Sudah terbiasa dengan dunia malam atau tidak virgin saat aku bermain dengan mereka. Dan tentu saja alasan mereka melakukan itu berbeda denganmu."

Hani mendengarkan seluruh ucapan Jungkook dengan sengatan kecil dari tubuhnya seakan apa yang dikata Jungkook itu membuatnya tidak bisa menggunakan lagi kepalanya.

"Bagaimana keadaan mereka sekarang?"

Jungkook berdecak kecil lalu tersenyum, "Pertanyaanmu terlalu banyak, satu ciuman untuk satu pertanyaan."

"Satu ciuman untuk dua pertanyaan?" tawar Hani yang dibalas tawa kecil oleh Jungkook, ia mengelus pipi merona Hani lalu melanjutkan ucapannya tadi. "Satu ciuman untuk satu pertanyaan. Ah awalnya aku ingin satu pertanyaan dibalas malam yang panas tapi mengingat kondisimu yang tidak memungkinkan aku mengurungkan niatku."

Hani segera memberikan ciuman yang cukup lama untuk Jungkook, ia melumat dan sesekali meremas rambut Jungkook agar bisa merasakan nikmat dari cumbuan itu.

"Apa aku sudah boleh bertanya sekarang?" tanyanya saat ciuman itu sudah berakhir padahal Jungkook masih menginginkan durasi yang lama, pemuda itu menganggukan kepalanya.

"Ya."

Hani sedikit mundur dari posisi awalnya, ia merapikan sedikit rambutnya yang berantakan lalu menghela nafas menyakinkan diri sendiri. "Diperjanjian mengatakan kau dan aku tidak boleh memiliki perasaan lebih dari sekedar dominan dan submissive yang saling melengkapi. Jadi aku boleh berkencan dengan pemuda lain?"

[]

[М] PLAY DIRTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang