Part 30. First Gift

763 56 4
                                    

***

Ashmita baru saja sampai setelah dari pasar. Bersama dengan kelima suaminya yang membantunya untuk bisa membantu membawakan barang-barang belanjaan itu. "Kalian bisa letakkan saja barang-barang itu di sini. Aku akan memanggil Bibi Taani, untuk membantuku." ucap Ashmita pada saat mereka semua sudah sampai tepat di ruang tamu.

Mendengarkan hal itu, seketika saja Prem, Varun, Akash, Vinay dan juga Rohit meletakkan barang-barang belanjaan itu dengan perlahan dan juga hati-hati tepat di atas meja dan juga sofa yang ada di ruang tamu itu. "Baiklah, kalau begitu kami pergi ke kamar." ucap Prem di sana dan mulai berjalan mendahului saudaranya yang lainnya. Prem yang berjalan menuju kamarnya itu pun dengan segera saja diikuti oleh saudaranya yang lainnya.

Ashmita sendiri dengan segera saja melangkahkan kakinya menuju arah dapur. Dan menemukan Bibi Taani yang terlihat sedang memasak makan siang untuk mereka semua. "Bibi... Apakah ada yang bisa aku bantu lakukan?" tanya Ashmita di sana dengan senyuman kecil di wajahnya.

Bibi Taani yang mendengar suara Ashmita itu pun seketika saja mengangkat kepalanya dari arah kedua tangannya yang sedang memotong-motong bahan makanan di sana, dan juga membalas senyuman kecil Ashmita itu. "Boleh. Bisakah kamu membantuku untuk membuatkan teh saja? Teh untuk kita semua. Oke?" ucap Bibi Taani di sana sambil menunjuk tepat ke arah panci kecil yang biasanya digunakan untuk membuat teh.

Ashmita hanya membalas dengan anggukan kepalanya yang perlahan. Lalu dia mulai mendekat ke arah kompor itu dan mulai membuat teh. "Oya, apakah barang-barang untuk perayaan Diwali sudah kamu beli semuanya??" tanya Bibi Taani yang masih sambil fokus memasak masakannya itu di sana.

"Sudah... Mungkin lusa kita sudah bisa menghiasi semua sudut rumah ini dengan hiasan-hiasan itu." jawab Ashmita dengan jelas.

"Baguslah kalau begitu..." gumam Bibi Taani sambil melanjutkan memasaknya itu.

Setelah menunggu beberapa menit, teh yang dimasak oleh Ashmita itu pun akhirnya matang. Lalu dengan perlahan-lahan, Ashmita pun mulai menuangkannya ke dalam cangkir-cangkir yang sudah dia siapkan sebelumnya. Setelah itu, Ashmita juga tidak lupa untuk meletakkan dua buah biskuit di tiap masing-masing lapik dari cangkir itu. Hingga secara tiba-tiba saja Ashmita terdiam dan seakan-akan sedang memikirkan sesuatu.

"Bibi..." panggil Ashmita sambil menolehkan kepalanya dan menatap Bibi Taani yang sedang menggoreng beberapa roti.

"Ada apa Ashmita??" tanya Bibi Taani di sana dengan kernyitan kecil di dahinya.

"Apakah di dapur ada bahan-bahan yang bisa digunakan untuk obat oles alami?" tanya Ashmita di sana dengan penasaran.

"Tentu saja ada. Tunggu sebentar ya." jawab Bibi Taani yang langsung saja beralih mendekat tepat ke arah laci-laci yang menggantung di dinding berisi bahan-bahan.

Bibi Taani mengambil beberapa bahan-bahan dari laci-laci itu dan meletakkannya tepat di bagian atas meja di dekat kompor itu. "Ini bahan-bahannya." ucap Bibi Taani di sana sambil kembali fokus dengan kegiatan menggorengnya itu.

Ashmita menyentuh beberapa toples kaca berisi bahan-bahan itu dan memperhatikannya. Dia tersenyum kecil. "Oya, memangnya untuk apa bahan-bahan itu, Ashmita?" Bibi Taani merasa sangatlah penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Ashmita dengan bahan-bahan obat itu di sana. Tapi Ashmita tidak menjawab, dan hanya tersenyum saja.

***

Tok

Tok

Ashmita mengetuk pintu kamar milik Varun beberapa kali di sana. Dia membawa sebuah mangkuk kecil berisi tumbukan bahan-bahan alami untuk membuat obat oles yang tadi dia tanyakan kepada Bibi Taani itu. Ashmita menunggu, tapi tidak ada balasan sedikit pun dari dalam kamar itu. Lalu Ashmita pun mulai mengangkat kembali telapak tangan kanannya dan bersiap-siap untuk mengetuk lagi pintu kamar itu. Tapi sebelum Ashmita bisa mengetuk kembali, pintu kamar itu terbuka perlahan. Dan menampilkan Varun dengan rambutnya yang basah dan hanya menggunakan celana pendek saja di sana. Mereka seketika saja sama-sama terdiam dan saling menatap satu sama lainnya. Bahkan Ashmita sendiri sama sekali tidak menyadari bahwa tangan kanannya yang masih terangkat di sana itu.

Black Heart ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang