Part 36. Gone Now

672 51 0
                                    

***

Sudah hampir dua jam berlalu setelah Varun dan Ashmita pergi dari mansion Keluarga Maholtra itu sekarang. Dan keempat saudara yang lainnya kini sama sekali tidak tahu harus berbuat apa. Mereka sama-sama pasrah saja sekarang. Dan hanya terdiam sambil duduk tepat di atas sofa yang ada di ruang tamu itu. Nenek Arshia dan Bibi Taani pun juga masih ada di sana, serta sama-sama terdiam.

"Seandainya saja aku tidak pernah menyetujui semua rencana balas dendam itu." gumam Akash yang seketika saja membuat semua orang yang ada di sana menatap tepat ke arahnya. "Seandainya saja aku memiliki keberanian untuk menolak, mungkin aku menikahi Ashmita dengan cinta dan kami berdua bisa bahagia bersama. Mungkin, kami akan berdiskusi untuk memiliki anak. Tapi tidak. Aku sudah berjanji pada Nenek untuk terus menjalankan rencana balas dendam ini."

"Aku mulai merasa menyesal sekarang." ucap Prem yang sudah sejak tadi menundukkan kepalanya di sana. "Seandainya saja aku tidak memutuskan hubunganku dengan Soniya. Mungkin kami berdua pun sudah menikah dan bahagia sekarang. Dan tidak perlu lagi memikirkan balas dendam."

"Mungkin saja juga, jika aku dan Rohit, kami berdua memiliki keberanian. Mungkin kami masih bisa bebas untuk berkumpul bersama dengan teman-teman kami. Atau menikmati masa kuliah dengan tenang. Tidak ada dendam dan hal yang lainnya." gumam Vinay dengan nada suaranya yang terdenga sedih di sana itu.

Nenek Arshia merasa sedih saat mendengarkan ucapan ketiga cucunya di sana itu. Tapi seperti pepatah selalu mengatakan, bahwa nasi sudah menjadi bubur. Maka apa pun yang akan mereka ubah sekarang, masa lalu tetaplah sama. Kelima cucunya dan dirinya telah melakukan penipuan untuk menikahi Ashmita atas dasar balas dendam.

"Aku tidak percaya bahwa aku akan mengatakan ini sekarang, Nenek." ucap Rohit yang secara tiba-tiba saja di sana berdiri dari duduknya dan menatap lurus tepat ke arah Neneknya itu.

Nenek Arshia, Bibi Taani dan ketiga saudara Rohit lainnya seketika saja menatap terkejut dan bingung tepat je arah Rohit. Dia terkenal yang paling tidak banyak bicara di antara mereka berlima bersaudara itu. Tapi sekarang semuanya seperti sedang berubah.

"Sejak awal aku tidak pernah suka dengan ide balas dendam kepada Ashmita. Aku sudah pernah mengatakannya kepada Vinay, tapi karena Vinay terlalu patuh kepada Nenek, lalu apa yang bisa kami semua lakukan?! Nenek terlalu banyak mengekang kami selama bertahun-tahun. Nenek memaksa kami untuk selalu mengikuti hal apa pun yang Nenek inginkan. Dan jika ada yang disalahkan, bukanlah kami dan perasaan kagum kami terhadap Ashmita. Tapi yang harus disalahkan atas semua yang sudah terjadi kepada kami semua selama ini adalah Nenek. Nenek yang bertanggung jawab atas semua rencana omong kosong balas dendam ini. Lalu jika terbukti semuanya salah paham saja, apa yang akan Nenek lakukan? Menyesal? Aku pikir itu sudah akan sangatlah terlambat." ucap Rohit yang mengutarakan semua keluh kesah yang selama ini sudah dia pendam di dalam hatinya itu.

Sedangkan Nenek Arshia secara tanpa sadar bahkan membuka mulutnya cukup lebar dengan kedua matanya yang membulat. Dia terlihat tidak lagi bisa berbicara sepatah kata pun. Dia merasa semakin hancur. "Rohit... Nenek... Nenek tidak berniat seperti itu, sayang. Kalian semua tahu atas apa yang sudah dilakukan Kakek Ashmita kepada Kakek dan orang tua kalian, bukan? T-tapi kenapa kalian mengatakan semua itu?" gumam Nenek Arshia yang masih saja tidak merasakan rasa bersalah atas apa yang sudah dia lakukan kepada mereka di sana itu.

"Sudah cukup ibu." Bibi Taani menyela. "Sudah cukup sekarang. Semua yang sudah terjadi saat ini sudah berlebihan. Aku tahu, Ibu merasa kecewa dan patah hati atas kematian mereka. Tapi apa yang bisa kita lakukan atas hal itu? Aku sudah sering mengingatkan kepada ibu, bahwa suatu hari nanti seluruh rencana balas dendam ini akan hancur. Dan sekarang sudah terbukti. Entah rencana apa yang Ibu berikan kepada Varun sekarang kepada Ashmita, tapi aku sangat yakin jika Varun tidak akan pernah melakukan apa pun untuk bisa menyakiti diri Ashmita." ucap Bibi Taani dengan dinginnya lalu melangkah pergi.

Black Heart ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang