Chapter untuk hari ini 🤗
Selamat membaca!
Ella duduk bersama Abby di dekat lapangan basket. Menikmati waktu istirahat berdua.
"Abby... Mama mau daftarin kamu ke pelatihan basket di tempat temen Mama. Di sana bagus, udah banyak yang menang lomba basket ajang Nasional sama Internasional karena latihan di sana. Kamu mau?"
Abby menoleh, "Mama tau dari mana Abby suka basket?"
Ella tersenyum. "Mama selalu coba untuk cari tahu apa yang Abby suka. Sekarang Mama mau bantu Abby untuk mendalami segala hal yang Abby suka. Daripada kamu mainan di lapangan aja tanpa jadi apa-apa? Mending diasah lagi agar lebih baik. Biar bisa ikut banyak kompetisi juga. Abby mau?"
Abby mengangguk, "Mau, Ma."
Ella mengelus rambut Abby. "Oke. Nanti Mama daftarin."
Ella meraih sebuah kotak bekal makanan. "Tadi pagi Mama buatin Abby dessert box, tapi Abby tinggalin karena buru-buru. Makanya Mama bawain, siapa tau kamu mau nyicipin."
"Oh ya, Ma? Sorry, mungkin Abby nggak liat." Abby meraih makanan itu.
Abby membuka penutupnya. Tampak lezat. Abby meraih sendok plastik yang ada pada bekalnya dan memakan makanan itu.
Wow! Abby terkejut merasakan tekstur lembut dari kue yang dibuat ibunya ini. Sesuai ekspektasi Abby, kue ini sangat lezat!
"Ma... Abby suka banget, Ma." Abby memakannya lagi.
Ella tersenyum, "Syukurlah kamu suka. Mama pikir nggak enak, soalnya ini pertama kali Mama bikin dessert box."
"Enak banget, Ma!" Sungguh, Abby tak pernah berbohong soal makanan. Jika ia tidak menyukainya, Abby akan bilang bahwa ia tidak suka. Tapi kue buatan ibunya ini jauh melebihi batas wajar kenikmatan.
Ella memandang anaknya makan hingga habis. Hati Ella berbunga bahagia. Ia terharu bisa berada dekat dengan Abby lagi. Ia senang makanan buatannya dihabiskan. Ella juga senang karena Abby tidak sedingin sebelumnya.
Ella sangat bersyukur.
"Sini kotaknya!" Ella meraih kotak bekal yang telah kosong itu dari tangan Abby.
Abby meneguk minumannya setelah puas memakan kue yang dibuat Ella.
"Wah, Mama jago banget masak! Abby suka!" puji Abby.
Ella tersenyum dan mengelus rambut Abby. "Mama seneng kamu makan masakan Mama."
"Besok Abby mau dibuatin lagi, boleh?"
"Apa yang nggak buat kamu, Sayang?" tanya Ella lembut.
Abby tersenyum manis.
"Helow, Miss Ella!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandika
Teen FictionSunyi berkelindan di kaki malam. Pikiran mengudara bersama dengan luka yang terdaras di ujung hati. Pikiran berkecamuk, bingung memilih satu di antara dua. Dia kembali lagi setelah bertahun-tahun lamanya. Membawa luka baru pada dunia seorang anak la...