Senandika : : 14

66 12 0
                                    

Selamat datang di chapter 14

Happy reading...

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mama
| Abby...
| Mama ada rapat sama guru-guru.
| Kamu pulang sendiri, ya?
| Maaf, ini dadakan banget pengumumannya.
| Takutnya lama, Mama nggak mau suruh kamu nunggu.
| Kamu kan tadi berangkat sama Mama, nah pulangnya sama temen-temen kamu aja.
| Gapapa kan sayang?"

Me
Gapapa Ma. |
Abby bareng mereka aja. |

Mama
| Oke sayang...
| Hati-hati yaa...
| Suruh temen kamu jangan ngebut-ngebut.

Me
Iya Mama... |

Abby memakai jaketnya. "Nyokap gue ada rapat, gue nebeng," ucap Abby enteng ke Axcel, Fiqi, dan Rendy.

"Silakan dipilih motor mana," ujar Rendy.

"Motor lo!" pilih Abby asal. "Sini helm cadangan!"

"Ngegas bae, Bang." Rendy membuka bagasi motor untuk mengambil helm cadangan.

Axcel menyenggol Abby yang sedang memakai helm. "By, cewek lo!"

Abby menoleh. Dia melihat gadis berjaket denim gelap yang merupakan kembaran Gendis, masuk ke dalam bis sekolah.

"Eh, gue nggak jadi nebeng." Abby melepas helmnya dengan mata yang tertuju pada Gia.

"Lah..."

"Pulang naik apa lo?" tanya Fiqi.

"Gue mau ngikutin dia. Gue mau liat dia punya rencana apa lagi setelah pulang sekolah," kata Abby.

"Udah kayak detektif aja lo," canda Axcel.

"Nih! Gue punya masker!" Fiqi memberikan Abby masker medis miliknya. Abby bergegas memakai masker itu untuk menutupi wajah.

Rendy mengambil topi di bagasi yang masih terbuka. "Pake topi juga biar nggak ketauan." Cowok itu turut memakaikan Abby topi.

Axcel mendorong Abby. "Udah buruan sana!"

Abby mengacungkan jempol dan berlari menuju bis sekolah.

Masuk ke dalam bis, Abby melihat Gia sibuk bermain ponsel pada salah satu kursi. Abby berjalan pelan menuju kursi sepi paling belakang. Sejauh ini Gia tak menyadari dirinya dibuntuti.

Bis melaju meninggalkan sekolah. Abby hanya diam memandang kursi Gia dari belakang.

Abby ingin tahu kegiatan apa yang Gia lakukan sepulang sekolah. Bagaimana bisa semua rencananya berjalan begitu mulus? Dan kapan Gia memulai semuanya? Abby harus tahu!

SenandikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang