Senandika : : 22

64 10 3
                                    

Kemarin baru selesai sidang dan cape banget rasanya wkwkwk... Ini pakai selingan karena ada beberapa yang email aku untuk update.

Selamat membaca ❤️

"Kakak, ini Dinda beliin coklat buat Kakak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kakak, ini Dinda beliin coklat buat Kakak." Dinda memberikan sebungkus coklat kepada Abby.

Abby tersenyum. "Hehe, makasih, Dik." Cowok itu langsung membuka bungkus coklatnya, dia sangat menyukai coklat.

Melihat Dinda yang melongo memandang Abby sedang memakan coklat, Abby membagi dua coklat tersebut. "Nih, Kakak bagi sama kamu." Diberikannya Dinda setengah dari coklat tersebut.

Dinda menggeleng. "Enggak, buat Kakak aja. Dinda beliinnya buat Kakak."

"Ini Kakak udah berbaik hati loh." Abby meyakinkan. "Ntar nyesel..."

Dinda diam beberapa saat. "Mmm..."

"Kalau nggak mau, Kakak habisin beneran," ujar Abby sekali lagi.

Dinda masih tampak ragu.

"Tigaaa!!" Abby berhitung.

"Duuaaa!!"

"Saa—"

"Iya deh." Dinda menerima setengah coklat itu.

"Isi malu-malu lagi nih bocah." Abby terkekeh.

Dinda tertawa geli seraya memakan coklatnya.

"Kok baru jenguk, sih?" tanya Abby.

"Iya. Kemarin-kemarin takut. Soalnya Mamanya Kak Abby nggak ngasih aku sama Bunda buat jenguk Kakak," jawab Dinda.

Abby hening. Benarkah?

"Ini kayaknya Dinda juga nggak bakal lama. Takut ketahuan. Nanti Bunda kayaknya juga bakal ke sini. Kemarin Bunda bilang, kami harus cari waktu di mana Kak Abby di rumah sakit sendirian tanpa Mamanya Kak Abby. Biar kami bisa jenguk sebentar. Soalnya takut ada masalah lagi."

Abby mengembuskan napas panjang. "Maafin Mamaku, ya?" pinta Abby. "Dia emang... Mmm... Emang gitu orangnya."

"Dinda pernah dimarahin Mamanya Kak Abby. Makanya Dinda takut," ungkap Dinda jujur.

"Kamu nggak perlu takut. Nanti kalau Mamanya Kakak marah lagi sama Dinda, lapor ke Kakak, ya? Biar Kakak kasih tau Mamanya Kakak nanti untuk nggak marahin Dinda," balas Abby.

Dinda tersenyum. "Makasih, Kak."

"Oh iya, gimana sekolah, Din?" tanya Abby.

"Baik-baik aja, Kak."

"Cara bolos yang Kakak ajarin udah diterapin?" tanya Abby.

"Belum," jawab Dinda polos.

"Kok belum? Terapin dong. Capek Kakak ngajarin kamu manjat tembok buat bolos," tambah Abby. "Bolos itu seru, tau!"

SenandikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang