Rintik hujan terdengar romantis dibanding dengan hari kemarin. Hujan ringan penuh haru ini seperti hadiah dari atas langit karena Jisung telah bersinar kembali. Seperti matahari yang berarti bagi banyak orang, Jisung adalah sinar bagi kehidupan Lee Know yang penuh dengan kesedihan. Saling melengkapi bukan? Ada kalanya matahari dengan hujan bersatu, menghasilkan warna-warni pelangi yang bermakna kebahagiaan bagi Lee Know maupun Jisung.Manusia yang saling mencintai itu sedang berdiri di balkon, mendengarkan gemericik hujan di hadapan mereka. Pelukan hangat tangan Lee Know pada leher yang lebih muda adalah hal yang paling romantis di sore ini. Begitu banyak yang mereka ceritakan, mulai dari kenapa langit berwarna biru, kenapa malam harus gelap, dan pertanyaan-pertanyaan random yang mereka lontarkan dan dibalas candaan dari masing-masing.
Jisung masih nyaman dalam dekapan kekasihnya, anak manis itu terus menghirup punggung tangan Lee Know, begitupun pemuda itu yang terus mencium surai hitam si manis.
Tidak henti-hentinya Jisung memanjatkan harap dengan lirih didalam hati. Meminta semoga kebahagiaan ini tidak lagi pergi darinya, meminta semoga Lee Know akan terus bersamanya, dan meminta semoga tidak ada seorangpun yang akan menghancurkan hubungannya. Jisung tidak ingin apapun kecuali kebaikan hubungannya dengan Lee Know. Permintaan yang tidak beda jauh dengan orang-orang yang sedang dimabuk Cinta.
Disisi lain anak itu juga berterimakasih dan bersyukur karena Ibunya yang sudah mau mengerti keadaannya, dan mementingkan kebahagiaan Jisung.
Kaki mungil tanpa alas itu sengaja menginjak kaki sang kekasih. Bermain-main dengan Lee Know lalu ia tertawa.
"Kau sedang apa? " Lee Know terkekeh. Lucu sekali dengan tingkah Jisung, sedikitpun Lee Know tidak bisa menahan gemas.
Wajah cantik Jisung mendongak, matanya sedikit terhalang helaian poni rambut yang langsung Lee Know rapikan agar anak itu melihat dengan jelas.
"Hyung tahu tidak?"
Jisung membuka obrolan baru, setelah Lee Know tidak bisa menjawab dengan pertanyaan Kenapa tangan dinamakan tangan, kenapa bukan kata yang lain? Padahal Lee Know masih berpikir untuk menjawab itu, tapi Jisung sudah beralih pada topik yang ia tidak tahu apalagi. Ada untungnya bagi pemuda itu, jadi Lee Know tidak perlu repot-repot menjawab pertanyaan sebelumnya meskipun ia sendiri bingung kenapa tangan dinamakan tangan.
"Apa? "
"Selama di sekolah, Aku tidak pernah melihatmu. Aku juga tidak tahu Hyung wakil ketua osis. Aku tidak kenal Hyung siapa"
"Padahal Aku sangat terkenal"
Lee Know menatap Jisung yang mulai membalikkan badan, lalu memegang tangan anak yang lebih pendek darinya itu. Mereka saling memandang.
"Karena itu, saat Hyung masuk ke kelasku pertama kali, Aku baru tahu Hyung itu ada di muka bumi ini" Jisung tertawa kecil.
Lee Know lantas ikut tertawa. Mimik wajah Jisung yang polos dan terlihat lucu saat bercerita membuat dirinya terus senyam-senyum.
"Pertama kali? Aku sering ke kelasmu"
Mata sang kekasih membulat, dilanjut dengan raut wajah kecewa yang dibuat-buat sambil memainkan rambut Jisung. Tangan kirinya masih menggenggam erat tangan sang kekasih.
"Jinjja? Tapi kenapa Aku tidak tahu"
"Bagaimana tidak? Kau kan selalu tidur di jam-jam kosong" Lee Know mencubit dengan gemas hidung si manis.
"Jadi Kau sudah mengenalku? "
"Tentu saja, Han Jisung si tukang tidur. Bangchan hyung selalu menyuruhku untuk membangunkanmu, tapi kesayanganku ini terlihat nyenyak. Jadi hyung membiarkanmu tidur"
KAMU SEDANG MEMBACA
EX- | MINSUNG ✅ [END]
RandomKisah dua manusia straight yang bahkan tidak pernah terjun untuk tahu kisah sesama jenis. Tapi kenapa keduanya bisa sama-sama suka? Lee Know hendak mengecup dahi si manis, namun Jisung menahannya. "Kita sudah putus" canda Jisung, "Maukah Kau m...