31

1.6K 139 102
                                    


🥀🥀🥀

Tangan Jisung diborgol diatas kursi didalam sebuah ruangan kamar mewah serba putih. Ia terpejam tak sadarkan diri dengan lakban hitam membekap dimulutnya. Gorden ruangan tersebut mengapung-apung karena hujan malam ini turun berserta angin yang cukup kencang. Jendela kamar itu terbuka tutup, memberikan efek suara engsel yang mengisi heningnya malam.

Perlahan tangannya bergerak, menandakan Jisung mulai sadar kemudian membuka matanya. Wajah Jisung sudah berantakan, keringat dingin mengucur disetiap pelipisnya, Jisung sangat pucat sekali. Ia kembali memberontak saat tahu kalau tangannya masih diikat, rupanya Jisung sudah sempat melarikan diri, namun bius membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa.

Dengan matanya yang semakin lelah, dan kepalanya yang mulai terasa nyeri lagi, anak itu menoleh kesisi kanan dan kirinya, mencari keberadaan Sofia yang entah dia ada dimana. Dan, untuk sebuah penculikan, tempat ini terlalu mewah untuk dijadikan tempat persembunyian. Namun mungkin saja ini adalah strategi dari si penculik agar tidak dicurigai.

Merasa sakit dan perih karena memaksa pergelangan tangannya untuk lepas dari borgol, Jisung diam sambil berpikir bagaimana caranya kabur darisini. Diselah itu, derap langkah terdengar samar-samar dari kejauhan sampai pada akhirnya dapat didengar dengan jelas secara perlahan mendekat.

Jisung menoleh kearah pintu, menunggu manusia yang telah membawanya kesini, datang. Tatapan tajam ia sorotkan.

Orang itu masuk, masih mengenakan baju yang sama saat ia menemuinya di Caffe. Wajahnya sangat riang melihat Jisung sudah sadar, dan bisa-bisanya ia menarik senyuman hangat seolah menyambut kehadiran Jisung.

Hyunjin mendekat, ia merunduk mendekatkan wajahnya untuk menatap Jisung.

"Sudah sadar? Lama tidak bertemu" Hyunjin memegang dagu Jisung yang memalingkan wajahnya untuk menatapnya juga.

Jisung takut, sangat takut dengan tatapan mengerikan itu. Ia tidak pernah menyangka bahwa teman dekatnya dulu akan memiliki sisi jahat senekat ini.

"Kau tidak bisa menyalahkanku. Kau yang sudah memaksaku untuk melakukan hal yang ini"

"Jisung, Aku sudah melakukan apapun dengan cara yang baik agar Kau mau denganku. Tapi Kau masih juga memilih lelaki bodoh itu. Jadi kupikir, Kau akan suka dengan caraku yang sekarang. Iyakan? " tambah Hyunjin seraya mengelus pipi Jisung secara berulang-ulang.

Jari-jarinya menyentuh lakban, lalu membukanya dengan lembut.

"Aku bisa saja membukanya dengan kasar, tapi Jisungku tidak boleh kesakitan"

"LEPASKAN AKU SEKARANG JUGA"

Jisung langsung memberontak ketika sudah tidak ada lagi yang menutup mulutnya. Mendengar itu Hyunjin hanya tertawa puas membuat Jisung semakin takut.

"Harusnya Aku tidak membiarkan mulutmu terbuka. Tapi bagaimana kalau Aku tutup dengan ini" Ia membelai wajah Jisung, dan mengecup bibir Jisung. Tatapan Hyunjin malam ini adalah tatapan yang paling mengerikan sepanjang hidup. Seperti seorang psikopat.

"Aku paling suka bibir ini"

Ia kembali menciumnya lagi disaat Jisung bahkan berusaha lepas, namun tangan Hyunjin memegang wajahnya kuat-kuat membuat Jisung tidak bisa melakukan apapun selain enggan membuka mulutnya saat Jisung berusaha memasukan lidahnya kedalam sana.

EX- | MINSUNG ✅ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang