Matahari tenggelam seutuhnya, burung-burung yang terbang diatas pantai mulai kembali ke sarangnya. Cahaya orange itu lenyap bersamaan dengan Jisung yang mengakhiri ciuman sepihak itu secepatnya, namun itu tak menyakiti perasaan Jake sama sekali. Jake malah tersenyum, lalu terkekeh. Ia paham dan sadar.Lelaki bermata cokelat terang menatap Jisung yang masih diam, "It's okay. Aku tidak akan memaksamu, kita masih teman. Aku akan terus bersamamu, dan menunggu sampai Kau mau melihatku sebentar saja. Aku disini" Jake menyentuh punggung tangan halus itu. Jika boleh jujur, Jisung nyaman dengan itu, tapi perlakuan Jake padanya hanya bisa ia anggap sebagai teman yang baik untuk Jisung. Jisung nyaman dengan Jake hanya karena sebagai teman baik.
"Thanks Jake. Kau laki-laki yang baik. Aku beruntung karena Kau mencintaiku, tapi Aku masih belum bisa, Aku masih mencintai laki-laki itu"
"Aku paham. Sudah, jangan sedih seperti itu. Peterku tidak boleh sedih" Jake merangkul pundak Jisung, lalu Jisung menaruh kepalanya dibahu Jake sambil tersenyum. Jisung senang Jake tidak marah, dan menjauhinya. Meskipun ia tidak mencintai Jake, tapi Jisung senang dengan perlakuan Jake terhadapnya. Jake selalu memperlakukannya dengan baik selama ia tinggal di Cambridge.
Jisung merasa menemukan teman yang tepat, Jisung bersyukur karena telah dipertemukan dengan Jake.
Sore itu menjadi hari patah hati untuk Jake, dan patah hati untuk Jisung karena sudah melukai perasaan temannya sendiri. Jisung rindu Lee Know, entah sampai kapan ia akan terus menunggu? Dan menutup hati pada orang lain? Jisung memejamkan matanya dan membatin,
"Kau dimana? Kapan Kau akan menemuiku hu'h? Apa Kau rela jika Jisungmu memilih laki-laki baik ini? Haruskah Aku terima dia hyung? "
"Sampai kapan kalian akan berpacaran disana? " Sofia datang dengan wajahnya yang berseri-seri. Apakah Jake sudah berhasil mendapatkan Jisung? Itu membuatnya penasaran. Tidak sia-sia gadis itu meninggalkan kedua temannya berduaan.
"Ah iya. Ayo kita makan malam dulu sebelum pulang. Aku ingin mengajak kalian ke resto hotel bintang lima disana" tunjuk Jake seraya beranjak.
"Kau yang mentraktir? " canda Jisung, namun Jake malah mengatakan 'iya' secara langsung. Baginya tidak ada penolakan untuk Jisung.
"Sure. Ayo"
"Jake Aku bercanda"
"Aku tidak pernah bercanda, honey" godanya lagi, tidak peduli dengan Jisung yang menolak dirinya tadi.
"Peter, biarkan dia membayar semuanya. Aku akan membuat dia jatuh miskin malam ini haha" gurau Sofia sambil tertawa lepas diikuti tawa renyah dari Jisung.
Mereka berdua mengemasi tikar kain, dan sisa-sisa makanan ringan yang berserakan. Setelah itu mereka pergi naik mobil Jake, dan ke resto hotel untuk makan.
Sampai disana, Jake membuka pintu lalu masuk ke resto yang memang dibuka untuk umum. Ia memilih kursi kosong karena keadaan resto cukup ramai. Mereka duduk sebentar, lalu pelayan datang dan mereka segera memesan.
Saat pesanan sedang dibuatkan, Sofia menoleh ke sisi kananya, yang tiba-tiba ada sekumpulan orang yang sedang duduk membuat matanya membulat. Jisung beranjak, dan pamit untuk ke toilet sebentar, dan Sofia masih fokus pada orang-orang itu.
"Oh god. Aku tidak sedang bermimpi kan? "
"Why? " tanya Jake.
"Itu SKZ"
"Grup yang Kau suka itu? " tanya Jake sambil memainkan ponselnya. Ia hanya melirik sebentar yang kemudian tidak sengaja mata Jake bertemu dengan Lee Know. Secepatnya Jake mengalihkan pandangannya lagi lalu fokus pada ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EX- | MINSUNG ✅ [END]
RandomKisah dua manusia straight yang bahkan tidak pernah terjun untuk tahu kisah sesama jenis. Tapi kenapa keduanya bisa sama-sama suka? Lee Know hendak mengecup dahi si manis, namun Jisung menahannya. "Kita sudah putus" canda Jisung, "Maukah Kau m...