Berbeda dengan kehidupan Lee know yang menyakitkan. Kehidupan Jisung seakan selamanya akan baik-baik saja. Tidak ada konflik antar orangtua yang ia dengar, tidak ada bentakan dari keduanya yang ia terima. Semuanya baik-baik saja. Hidup mewah, dengan para pekerja yang siap melayani dirinya kapanpun. Namun semuanya terasa hambar, dan monoton.
Setiap kedua kakinya menginjak lantai bermotif layaknya hotel bintang lima itu, dirinya selalu merasa hampa. Sepi, tidak ada kehidupan dengan orangtua yang terlalu sibuk pada karir mereka masing-masing.
Ia hanya sendirian, tidak punya adik ataupun kakak. Kesehariannya saat pulang sekolah hanya diisi dengan sesuatu yang lama-lama ia sendiri merasa bosan.
Ruangan yang gelap menyapa dirinya. Tak ada sambutan apapun seperti biasa, nampaknya semua orang sudah terlelap dengan mimpi mereka masing-masing. Jisung lelah, ia memutuskan untuk pergi ke dapur, sekedar mencari makanan yang bisa menutup mulut para cacing yang sudah berdemonstrasi. Walaupun makan malam pasti akan membuatnya gemuk, tapi ia tidak peduli. Kali ini nafsu makannya sedang menggebu-gebu. Jarang-jarang seorang Jisung bisa senafsu ini.
Ditengah keheningan suasana malam, kedua tangannya membuka lemari menberikan efek suara yang memecah sepi di malam hari. Netra yang melihat jejeran ramen yang tertata rapi. Tidak banyak berpikir, ia segera memutuskan makan dengan apa malam ini.
Sepertinya menyeruput kuah ramen ditengah rasa lelahnya setelah beraktivitas, sangat enak. Bahkan makanan lezat yang sengaja disiapkan asisten rumahnya tidak sedikitpun membuat si tupai menggemaskan itu tergiur.
Tidak perlu waktu yang lama untuk menunggu ramennya matang. Inilah alasan kenapa ia menolak asisten rumah tangganya untuk membuatkan. Memasak ramen bukanlah hal yang sulit kan? , jadi kenapa ia harus menyuruh oranglain yang bahkan sudah bukan waktunya lagi dia bekerja.
Setelah menaburkan sedikit bubuk pedas dan menambahkan toping diatasnya, ramen ala Jisung sudah siap untuk disantap. Ia menaruhnya dimeja makan, kemudian menarik satu kursi untuk duduk disana, dibawah penerangan lampu yang sengaja tidak terlalu terang itu tangan kanannya meraih sumpit untuk mengaduk ramen yang tersaji dimangkuk, agar bumbunya merata dengan sempurna. Kini asap yang mengepul membuatnya sangat bergairah.
Ia menyantapnya sedikit tidak sabaran, membuat lidahnya mau tidak mau harus menahan panas. Walaupun begitu, sensasi itulah yang ia suka. Lidah yang mengecap ramen buatannya membuat Jisung tak henti-hentinya memuji dirinya sendiri.
"Woah Aku memang hebat.. Neomu mashita"
Setelah beberapa suap, ia mulai makan dengan sedikit tenang.
"Aku lupa meminta kontaknya Lee know hyung" gumam Jisung diselah kunyahan ramen dimulutnya yang belum ia telan.
"Kira-kira Seungmin punya apa tidak ya?"
Jarinya yang lihai langsung meraih benda pipih yang tergeletak di meja. Sebuah pesan teks segera terkirim pada temannya malam-malam begini.
Jisung
YA!
Read 22:30
Seungmo_
Mwo?
Read 22:30
Baru saja mau menaruh ponselnya kembali, teman debatnya yang satu itu langsung merespon. Mendapat balasan cepat, Jisung mengurungkan niatnya dengan segera setelah ia ingat kalau Seungmin menekankan dirinya untuk tidak berurusan dengan Lee know. Akan banyak pertanyaan jika Jisung meminta id line Lee know secara tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
EX- | MINSUNG ✅ [END]
RandomKisah dua manusia straight yang bahkan tidak pernah terjun untuk tahu kisah sesama jenis. Tapi kenapa keduanya bisa sama-sama suka? Lee Know hendak mengecup dahi si manis, namun Jisung menahannya. "Kita sudah putus" canda Jisung, "Maukah Kau m...