29

1.6K 138 125
                                    

Jisung membuka knop pintu rumahnya perlahan, ia masuk dengan kehampaan yang ia bawa sejak Lee Know memintanya untuk pulang terlebih dahulu dan menemui Ibunya di rumah. Sudah tiga hari Jisung menginap di hotel, padahal janjinya hanya satu hari. Si manis benar-benar tidak memberikan kabar apapun soal dirinya pada Jaeyeon.

Ketika pintu mulai dibuka, Jaeyeon yang sedang menyelesaikan pekerjaannya langsung berlari kearah pintu depan, untuk menyambut kedatangan sang anak. Senang bukan main, tetapi raut wajah Jisung membuat Jaeyeon mematung sebentar. Jisung terlihat sedih.

"Kau pulang nak? Bagaimana liburanmu? "

Si manis hanya melihat Jaeyeon sekejap, lalu terpaksa menarik senyum tipis itu.

"Istirahatlah di kamar, nanti eomma buatkan salad buah. Atau cheese cake, Kau suka kan? "

Jisung mengangguk, lalu naik ke kamarnya.

Anak dan Ibu itu menjadi canggung satu sama lain, sejak Lee Know pergi dari kehidupan Jisung saat itu. Untuk bertegur sapa saja rasanya hanya sebagai kalimat agar hubungan antara anak dan Ibu itu tetap berjalan. Jaeyeon tak berani lagi bertanya soal apapun, begitupun Jisung yang terus menahan rasa kecewa pada Ibunya sendiri. Bagaimanapun ia hidup dengan uang orangtuanya, Jisung tidak bisa memberontak mempertahankan keinginannya sendiri hanya karena alasan itu.

Bagaimana caranya ia membayar apa yang telah orangtuanya berikan sementara Jisung hanyalah anak-anak yang tiba-tiba dibesarkan dan dituntut untuk melakukan yang terbaik. Hanya itu yang Jisung lakukan. Iya, membayar dengan kebahagiaannya sendiri, hidup sesuai aturan yang dibuat, seperti robot yang tidak tahu harus melakukan apa. Jisung tidak tahu, untuk kebahagiaan siapa ia dilahirkan. Karena selama ini ia tidak merasa bahagia sedikitpun.

Ini tidak hanya soal cinta anak muda yang membuat Jisung tidak bisa melihat kebaikan yang telah diberikan Jaeyeon dan Min Woo padanya. Bukan cinta yang membuat Jisung lupa pada semuanya dan tergila-gila dengan orang yang tidak seberjasa orangtuanya sendiri. Bukan soal itu, karena jika harus memilih, kalaupun ia tidak bertemu Lee Know, Jisung tidak ingin hidup di dunia ini, dan Jisung tidak ingin lahir.

Pertemuan dirinya dengan Lee Know sudah seperti cara Tuhan mengobati lukanya dulu. Bahwa tidak selamanya ia akan sedih dan mendapat tuntutan ini itu, tidak selamanya ia diharuskan membahagiakan dan mengikuti setiap kemauan orangtuanya, karena dimasa nanti ia akan dipertemukan dengan laki-laki baik yang berjuang membahagiakan dan membuat Jisung merasa dirinya berharga, dan dia adalah Lee Know.

Lee Know alasan Jisung tidak jadi membenci sepenuhnya soal kehidupan.

Tapi kenapa disaat Jisung bangkit dan ingin melanjutkan hidup ketika sudah bertemu dengan Lee Know, lagi-lagi tuntutan orangtuanya juga yang harus ia ikuti. Jisung kalah, tapi sekarang ia ingin berjuang untuk kebahagiaan dirinya sendiri.

🥀🥀🥀

Jaeyeon masuk dengan salad buah yang ia buatkan khusus untuk Jisung. Senyumnya merekah ketika anaknya merebahkan diri diatas sofa sambil melamun. Entah apa yang dipikirkan Jisung, tapi Jaeyeon ingin sekali merangkulnya kembali sebagaimana Jisung yang manja seperti dulu.

"Jisungku sayang, makanlah ini nak"

Jisung lantas bangkit lalu duduk menghadap meja dihadapannya, menatap salad buah di mangkuk tanpa selera.

"Kenapa wajahmu murung begitu? Kau habis liburan kan? Apa yang membuatmu sedih? "

Jisung menggigit bibir bawahnya, ia gemetaran dan takut.

EX- | MINSUNG ✅ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang