Jika harus mencari tandinganku dalam bicara seenaknya, maka kakakkulah orangnya. Dia tidak pernah menjadi orang yang lebih pintar dariku. Tidak pernah. Tapi di saat tertentu, secara ajaib dia bisa mengucapkan sesuatu yang hampir semua orang tidak sanggup melontarkannya.
"Kalian berdua masih perjaka. Sebenarnya apa yang harus diributkan?" Ha? "Pergi saja mencari wanita masing-masing kalau memang tidak saling mencintai."
Biar kuluruskan bagi yang sudah salah paham. Aku dan Nicholas memang belum pernah melakukan hubungan badan. Kami tidak bersetubuh. 6 tahun lalu dan beberapa jam yang lalu. Yang pernah terjadi hanya sekadar menyentuh. Dengan tambahan gigitan.
"Thia, omonganmu tidak baik." ibu mengingatkan di tengah sarapan.
"Apanya yang tidak baik? Aku cuma mengutarakan fakta dan saran."
"Tapi... aku sudah mengikat Nicholas." ucapku.
Aku benar-benar mengingat apa yang pernah kulakukan.
"Mengikat dengan cara menggigit leher sampai berdarah?" gumam kak Thia, "Apa pentingnya? Meski itu berefek pada birahi omega, tetap saja penyelesaiannya mudah. Kalian hanya harus berpisah seperti 6 tahun lalu. Cari pasangan hidup yang sesuai. Maafkan kejadian lama. Selesai. Semua bahagia."
Kak Thia benar. Penyelesaian itu masuk akal. Selama tidak bertemu denganku, birahi Nicholas akan terkendali. Tapi... aku tahu itu pilihan yang buruk. Karena meski bagiku Nicholas cuma korban kesalahanku, baginya aku justru sudah menjadi cinta yang mengikatnya. Aku tidak ingin mengabaikan perasaannya.
"Mana mungkin akan bahagia." sangkalku.
"Memangnya apa pendapatmu, Theo? Apa yang akan kau lakukan dengan terus terbebani masa lalu? Nicholas juga tidak pernah menyalahkanmu kan?"
"Ya." sahut Nicholas, "Aku tidak pernah menyalahkanmu. Kau bahkan bisa melupakan kejadian itu."
"Nah, kan."
Melupakan? Mudah sekali mengatakannya. Kenapa aku harus melupakan sesuatu yang masih kuingat dan kemarin kembali dibuat lebih ingat!? Aku bahkan mendapat pernyataan cinta darinya! Bisa-bisanya dia menyerah begitu saja! Dimana semangat juangnya untuk mendapatkanku!? Atau, memang begitukah karakter seorang omega? Tidak mau memperjuangkan alphanya? Lalu aku harus apa!? Memilih jalan termudah yang berarti mengakhiri semuanya!? Jelas tidak bisa!
"Yang termudah justru yang tersulit bagiku."
"Apa maksudmu, Theo?" tanya ibu.
"... Aku tidak tahu." jawabku.
"Ha? Apa kau ingin membuat semua orang pusing gara-gara jawaban tak jelasmu?" keluh kak Thia.
Bukan begitu. Aku hanya tidak bisa memilih kata-kata yang tepat untuk menjelaskan pilihanku. Meski begitu, aku sadar sesuatu harus dibuat jelas. Perasaan Nicholas masuk dalam hitungan.
"... Aku akan mulai dengan menjadi kekasih Nicholas." jelasku.
"Kekasih?" tanya ayah.
Tubuh Nicholas bergetar di sampingku. Dia tidak mampu bicara. Tidak menanggapi keputusanku.
"Setelah mengenal dengan baik satu sama lain, saat sudah merasa siap... aku akan menikahinya."
"Apa kau punya masalah dengan wanita?" tanya kak Thia.
"Ini bukan tentang wanita." tegasku, "Bahkan bukan tentangmu selaku kakakku atau tentang ayah dan ibu. Ini tentang kami. Hubunganku dengan Ncholas."
"Theo." Akhirnya Nikolas mampu bersuara.
"Aku akan mencintaimu." Nanti, "Aku akan berusaha mencintai dan membahagiakanmu. Karena aku bersungguh-sungguh, kumohon bersabarlah hingga aku mewujudkan janjiku."
Keheningan terjadi setelah kuucapkan keputusan sepihakku. Tidak ada yang membantah. Tidak juga menyatakan keraguan. Kami semua hanya terdiam. Hingga akhirnya kak Thia kembali bicara semaunya.
"Haah... yang barusan itu," ucapnya, "cuma seorang alpha yang bisa mengucapkannya. Iya kan? Siapa lagi yang bisa sok keren membuat rayuan senatural mungkin? Nicholas."
"Ya?"
"Theo pasti akan jatuh cinta padamu. Tapi sebelum itu, mungkin kau akan lebih dulu cinta mati padanya."
"Be-begitulah? Haha..."
Tawa Nicholas sungguh terpaksa. Aku sudah mendapatkan cintanya, meski aku tidah tahu kadarnya. Selanjutnya, tinggal giliranku untuk membalas perasaannya. Aku tidak keberatan kalau berhasil sekarang juga.
***
23:41 wib
26 Oktober 2021
reoEnd
KAMU SEDANG MEMBACA
Bonding
Romance[revisi] Theo dianggap sebagai beta yang memiliki rupa seorang alpha. Padahal dia memang benar-benar alpha. Anggapan itu berasal dari dia yang tidak terpengaruh feromon omega. *cerita ABO pertama yang kutulis pada tahun 2021 *ini sudah versi tulisa...