Chapter 1 - Day One

1.9K 223 73
                                    


~ Happy Reading  ~


Terlihat seorang gadis tengah berdiri di depan pagar rumahnya, gadis itu terdiam menatap sebuah benda yang melingkar di jari manisnya. Helaan nafasnya terdengar, entah apa yang ada di pikiran gadis itu saat ini.

Gadis itu pun mengangkat kepalanya, menatap punggung seorang lelaki yang mengendarai sebuah motor. Matanya masih menatap lelaki itu sampai benar-benar hilang di telan gelapnya malam.

Malam ini udaranya cukup dingin, sampai membuat gadis itu menggosokkan kedua telapak tangannya. Tangannya merapatkan jaket yang melekat di tubuhnya, dimana sang pemilik jaket itu sudah pergi beberapa menit yang lalu.

Gadis itu pun membuka pagar rumahnya, lalu melangkahkan kakinya memasuki pekarangan rumah dan menutup pagar itu kembali. Kakinya berlari kecil lantaran tidak tahan karena udaranya semakin dingin.

Di sisi lain, seorang lelaki yang hanya memakai kaos lengan pendek itu mencoba menahan hawa dingin yang menusuk kulitnya. Terdengar hembusan nafas yang berasal dari lelaki berwajah tampan itu. Meskipun lelaki itu memakai helm full face, ketampanannya tetap terlihat walau dari matanya saja.

Pikirannya tiba-tiba teringat pada gadis yang baru saja di antarnya. Matanya melirik tangan kanannya yang terbalut sebuah sarung tangan, dibalik sarung tangan itu ada sebuah benda yang melingkar di jarinya. Mirip seperti yang di pakai gadis tadi.

Mungkin saja lelaki itu memikirkan hal yang sama seperti gadis tadi. Namun lelaki itu menggelengkan kepalanya, matanya kembali menatap ke arah depan dan fokus ke jalan. Dan melanjutkan perjalanannya untuk pulang ke rumah.

____________

"Ran!" gadis bernama Seva itu memanggil temannya. Rana yang merasa di panggil pun menoleh, "hah? Apa?"

Seva menghela nafas, "lo kenapa sih bengong mulu?"

"Nggak papa," Rana menggelengkan kepalanya.

"Lah terus ngapain bengong?!"

"Yaaa, nggak papa."

"Nggak papa mulu Lo."

Rana hanya tersenyum tipis, entah kenapa akhir-akhir ini dirinya sering dibuat melamun karena memikirkan suatu hal. Tiap hari selalu kepikiran, membuat Rana sedikit pusing di buatnya.

Seminggu yang lalu Rana di kejutkan dengan perkataan kedua orang tuanya yang ingin menjodohkan dirinya dengan seseorang. Tentu saja itu membuatnya syok, dia baru saja memasuki masa SMA. Rana tidak tahu alasan yang jelas kenapa dirinya di jodohkan.

Orang tuanya hanya mengatakan bahwa mereka tidak ingin Rana terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Memang benar sih, tapi kan tidak dengan cara di jodohkan juga. Rana bisa menjaga dirinya sendiri, dirinya bukan anak kecil lagi.

Tapi Rana tidak bisa menolak permintaan kedua orang tuanya. Rana belum bisa membahagiakan mereka, ia tidak tahu dengan cara apa dirinya bisa membuat bahagia kedua orang tuanya selain menerima perjodohan ini. Rana tidak mau melihat mereka sedih, dan Rana yakin mereka melakukan hal ini untuk kebaikan dirinya juga.

Rana di buat syok lagi ketika mengetahui siapa orang yang dijodohkan dengannya. Dia Mahesa, Mahesa Byantara. Kakak kelas yang paling famous seantero sekolah. Bayangkan! Rana saja masih belum percaya sampai saat ini. Yang Rana dengar, Mahesa juga seorang anggota geng motor, lebih parahnya dia seorang ketua. Geng motor itu bernama The Diamond.

Tapi kata orang-orang The Diamond tidak seperti geng-geng pada umumnya, tidak terlalu urak-urakan. Katanya juga sering mengadakan donasi untuk di sumbangkan kepada orang yang membutuhkan. Rana yang mendengarnya pun sedikit terkejut, yang ia tahu biasanya geng motor rata-rata isinya anak berandalan. Tapi ternyata The Diamond berbeda.

Mahesa Byantara | HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang